•SEBELAS•

103 22 4
                                    



Sekarang telah menunjukkan pukul 2 malam. Aku tiba-tiba saja terbangun dari tidurku dan tidak bisa tidur lagi. Aku melihat ke samping ku, tidak ada Alvin disini. Kemana dia?? Aku berjalan ke kamar mandi untuk mencuci mukaku.

Setelah itu, aku keluar dari kamarku menuju dapur untuk meminum segelas air putih. Saat aku hendak kembali ke kamar, aku seperti mendengar suara isakan tangis seseorang di dalam gudang apartment ku yang letaknya berdekatan dengan dapur. Sebenarnya itu kamar tapi aku buat saja jadi tempat gudang. Lagian apartment ini juga sudah menjadi milikku.

Aku mulai merinding mendengar isakan itu, jangan-jangan ada hantu??
Oh, itu tidak mungkin.

Ntah ada keberanian dari mana aku menjalan mendekati pintu gudang. Suara itu semakin jelas didengar. Perlahan aku membuka pintu gudang dan memasukan sedikit kepalaku di balik pintu untuk mengintip.

Saat aku lihat tidak ada apa-apa, aku pun memasukki gudang. Dan suara isakan itu masih terdengar jelas, aku mulai mencari arah sumber suara itu.

Mata ku langsung terbelalak kaget dan tangan ku refleks menutup mulutku agar tidak berteriak. Tepat beberapa meter di depan ku, disana ada seorang wanita duduk di kursi dengan tangan dan kaki yang diikat serta mulutnya yang di tutup dengan kain, dan dengan tubuh yang dipenuhi oleh darah.

Dihadapannya berdiri seseorang yang memakai baju serba hitam dengan memegang pisau yang berdarah. Seseorag yang berdiri di hadapan wanita itu, tanpa ada rasa kasihan dia langsung membunuhnya.

Aku menyaksikannya dengan tubuh yang bergetar dan ketakutan, diriku sudah merapat di dinding. Dia menusuk pisau itu tepat di dadanya, lalu dia momotong tanganya, kupingnya serta kepalanya sekaligus. Dia terus menerus menusuk wanita itu sampai tubuhnya sudah tidak utuh lagi.

Aku ingin berlari, tetapi kenapa rasanya tubuh ku seperti membeku, tidak bisa bergerak karena shock melihat itu semua secara langsung.

Aku menangis, dan tanpa bisa di tahan isakan tangisku lolos begitu saja dari bibirku. Orang itu langsung membalikkan badannya kearah ku, dan untuk yang kedua kalinya aku terkejut luar biasa. Ternyata dia adalah...













































Alvin.

Dia mengeluarkan seringai yang menyeramkan sambil menatapku. Aku sudah tidak kuat saat melihatnya, aku langsung berlari keluar gudang lalu kusempatkan untuk mengambil iphoneku kemudian aku berlari pergi dari apartmentku.

Aku sekarang sangat ketakutan melihat Alvin. Dia sungguh sangat mengerikan dan menyeramkan, sangat berbeda dengan dirinya yang baik dan lembut, tetapi anehnya aku tetap saja mencintainya. Aku terus berlari dan berlari tanpa adanya tujuan, yang penting aku tidak bertemu dengan Alvin.

Aku sudah mulai kelelahan dan berhenti berlari di taman, aku menoleh ke belakang dan sedikit merasa lega karena tidak ada Alvin yang mengejarku, dengan nafas yang ngos-ngosan aku berjalan menuju kursi di taman.

"Haaaahhh" ucapku lelah seraya duduk di kursi dan menyeka keringatku. Di Hari yang masih gelap ini, sebenarnya aku sedikit takut keluar malam-malam sendirian. Tetapi aku tidak ada pilihan lain.

Sekarang aku tidak tau akan pergi kemana, barang-barang ku tinggal semua di apartment ku. Kalau aku kembali kesana bisa-bisanya aku akan bertemu dia. Ku buka iphoneku untuk menghilangkan rasa bosan. Aku melihat ada dua notif chat di wa masuk.

Dan ternyata itu pesan dari Alvin.

"Kau tidak akan bisa lari dari ku sayang"

Love and Psychopath Where stories live. Discover now