7.

17 1 0
                                    

"An, tadi istirahat pertama, kok belum keluar sih kelas kamu?" tanyaku.

"Tadi teh ada rangkuman tambahan, eh belum selesai, udah bel. Jadi, minjem jam istirahat," kata Anel.

"Aku mau ngomong sama kamu," kataku.

"Perasaan lah tuh," kata Anel malas.

"Jadi kemarin bener itu Anel," batinku.

"Hehehe. Iya sih. Aku suka sama-" Anel memotong pembicaraanku.

"Jadi kemarin kamu bilang ngobrol sama Veno itu tentang rasa suka kamu sama dia gitu?!" kata Anel ngegas. Nggak biasanya ini.

"Ya, trus?" tanyaku heran.

"Kenapa kamu nggak ngomong sama aku dari awal?" tanya Anel.

"Yeh, dikirain apa," kataku.

"Emang kamu kira apa? Aku cemburu gitu?" tanya Anel.

"Ya nggak juga sih," kataku dengan menyembunyikan sesuatu dihadapannya.

"Ya udah nggak papa sih kalo emang kamu suka sama dia," kata Anel. Aku meninggalkan kelas 8-A. Tiba-tiba...

"Via, mau kemana kamu hah?!" kata seseorang. Ketika aku berbalik badan, aku kira siapa, ternyata Anel. Hah, Anel?

"Lah, kan udah selesai," kataku.

"Belum," kata Anel.

"Mau apa lagi sih?" tanyaku.

"Inget yang aku pernah bilang ke kamu itu? Yang aku suka sama siapa itu," kata Anel.

"Tau, emang kenapa?" tanyaku heran.

"Secara nggak sadar, kamu udah melakukan hal yang harusnya nggak boleh kamu lakukan," kata Anel.

"Apa sih? Beneran aku nggak tau," kataku jujur.

"Jadi sampe sekarang lu nggak sadar apa yang lu udah lakuin ke gw gitu? Lu inget, tapi nggak konek konek. Dasar," kata Anel marah.

"Apaan sih? Ga jelas," kataku.

"Ga jelas gimana sih? Lu aja yang nggak konek dari awal. Lu sadar nggak sih kalo lu udah REBUT DOI GW gitu?" Anel marah.

"Oh itu. Lah, kenapa aku nggak konek dari awal ya?" batinku.

"Maaf, aku baru sadar," kataku memohon.

"Nggak ada maaf maaf. Sekarang gw mau lu nggak suka lagi sama dia!" kata Anel memaksa.

"Ya kalo namanya perasaan kan nggak bisa ditolak. Lah, lu kenapa maksa-maksa gw gitu? Emang lo berhak atas gw gitu?" kataku ngegas.

"Iya," kata Anel dengan senyum tipis. Seakan-akan dia adalah troublemaker bagiku sekarang.

"Oke, kalo kata lu gitu. Sekarang, lu, gw, bukan temen lagi," kataku.

"Oke, end now," kata Anel.

Huh kesel punya temen yang emosian doang gara-gara doi. Udah ah, lagipula kita udah ga temen lagi. Bel masuk  berbunyi, menandakan di kelas 8-C akan memasuki pelajaran IPA. Ketika pelajaran dimulai, banyak komentar dari guru IPA kami tentang ujian kami. Nilainya, super duper anjlok.

"Kenapa nilai anjlok? Masa kalah sama kelas sebelah sih?" kata guru IPA kami.

"Ya maaf bu, kan kita nggak bisa," kata ketua kelas kami sebagai juru bicara.

"Gini aja kalah sama anak kelas 8-A," kata guru IPA.

"Ya iya lah bu!" protes murid-murid, selain aku.

"Protes aja mulu kerjaannya, gimana kalian mau nilainya tinggi kek Anel-Veno sih?" kata guru kami. Memang sudah biasa kelas kami dibandingkan dengan Veno dan teman, eh maksudnya musuhku, Anel.

Balik ke topik. Kita belajar dengan serius dan berharap dapat memperbaiki nilai kami yang dahulu. Bel pulang berbunyi. Kami memberi salam dan pulang ke rumah masing-masing.

Kamis, 22 Agustus 2019
Ratih P.O.V
Sekali-kali lah ya...

Hari ini kelasku mengikuti ujian IPA, kita mengerjakannya dengan baik. Setelah ujian, kami memasuki pelajaran Prakarya. Kelasku memang terlihat sepi, ya mungkin hanya berkisar 10 orang saja. Kita belajar dengan serius. Bel istirahat berbunyi, dan aku makan ke kelas Anel.

Aku menantikan kedatangan Via, namun kalau aku juga berharap, dia tidak akan datang. Anel-Via sekarang sedang bertengkar. Aku tahu, karena mereka adu mulut di depan kelasku.

"Ya elah, Anel. Masalah gitu doang dibesar-besarin. Udah sih damai aja," kataku.

"Ya nggak bisa dong. Kalo emang dia mau rebut doi gw kan nggak boleh. Dia kan harusnya rela demi sahabatnya gitu," kata Anel. Masuk akal juga sih.

"Bener juga sih. Tapi mungkin kamu langsung nembak kasar gitu bahasanya, jadi berantem," kataku.

"Pokoknya, dia ga boleh sampe rebut doi gw," kata Anel optimis.

Aku meninggalkan kelas 8-A karena 5 menit lagi akan masuk. Pelajaran berikutnya adalah Seni Budaya. Kami belajar selama 3 jam pelajaran dengan serius, karena Selasa nanti aku akan ulangan Senbud, ya itu kependekannya.

Setelah belajara Senbud, kami istirahat. Aku mencoba mengobrol dengan Via. Mungkin dia lebih ngerti.

"Jadi, dia langsung nembak kasar gitu?" tanyaku.

"Ya iya, kan gw juga lupa kalo dia pernah cerita ke gw tentang dia suka sama Veno," kata Via.

"Ya itu wajar. Sayangnya, aku ga bisa bela diantara kalian berdua," kataku.

"Ya udah, tapi yang salah Anel kan, bukan gw?" tanya Via.

"Ya ga bisa bilang gitu juga. Kamu ya kenapa ga relain Veno buat Anel, kenapa Anel langsung ngegas. Kan bisa ngomong baik-baik sih," kataku.

Aku meninggalkan kelasku dan melanjutkan pelajaran di ruang Komputer. Itu berarti kalau sekarang adalah pelajaran TIK. Kami belajar dengan serius, dan tanpa sadar hari ini pelajaran berakhir. Kami memberi salam, dan kembali ke kelas untuk mengambil tas kami, dan pulang ke rumah masing-masing.

Jumat, 23 Agustus 2019
Ulangan kelas aku hari ini adalah PJOK. Kami melakukan yang terbaik. Setelah ujian, kita ada pelajaran OR, yang berarti kita harus turun ke lantai 1 ke lapangan sekolah. Pemanasan, praktek main bola voli, pendinginan kita lakukan dengan sungguh-sungguh, demi menghindari cedera tentunya.

Bel istirahat terdengar kencang di lantai 1. Itu karena belnya dibunyikan di lantai 1, bukan lantai 2. Aku makan di kelas 8-B sendiri, sengaja untuk menghindari rebutan. Bisa jadi setelah Veno direbutkan, aku sekarang. Setelah makan, aku coba mengobrol dengan Maxis, mantan doinya Anel.

"Max," kataku memanggilnya dari depan kelas 8-C.

"Apa?" tanya Maxis.

"Kamu bisa bantuin aku kan. Tolong banget ini darurat. Via sama Anel berantem. Jadi, kamu buat suasana mereka jadi adem. Coba kamu akhir-akhir ini ngobrol sama Anel ya," kataku.

"Oke," kata Maxis sambil masuk ke kelasnya lagi.

Pelajaran kembali dilanjutkan. Sekarang adalah pelajaran KTK. Kami pergi ke aula lantai 2 untuk mengerjakan keterampilan kita. Kita melakukan dengan serius. Setelah jadi, kami mengumpulkannya pada guru keterampilan kami yang cukup, ya bisa dibilang kalau nilai suatu karya nggak main-main.

Setelah dikumpulkan, kami kembali ke kelas, mengambil tas kami, lalu memberi salam kepada guru kami di aula dan pulang ke rumah masing-masing.

Senin, 26 Agustus 2019
Syukurlah, nggak ada ulangan. Hari ini, kelasku menjalankan aktivitas normal. Pelajaran pertama adalah PJOK. Guru PJOK kami memberitahu hasil ujiannya, dan semuanya bagus. Kita melanjutkan pelajaran dan diberikan soal latihan. Kami mengerjakannya dengan sungguh-sungguh.

My Bestie Lover Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum