[Extra Chap] 31. Ratih Part Only

5 1 0
                                    

Ratih P.O.V
Sejak lulus, aku mulai bekerja di kantor yang dipimpin oleh Andy dan Tania. Yap, mereka langsung mengajakku untuk kerja sama dengan mereka. Tidak hanya itu, aku bekerja juga dengan Via.

Menjadi lulusan IT itu tidak mudah, karena banyak yang lulus pada saat itu juga, sehingga kita semua adalah saingan. Tapi, Andy dan Tania membuka lapangan kerja untuk mereka yang tidak menerimanya.

Rabu, 6 Desember 2028
Akhirnya 1 tahun telah berlalu, dan aku sangat bangga untuk bekerja di tempat ini sebagai pengawas dalam pembuatan alat-alat pembantu kerja komputer. Kalau gak tau, coba cari di google ya...

BRUK.

"Eh maaf ya," kataku.

"Gak papa, mbak," katanya sambil mengangkat kepalanya.

"Jangan panggil aku mbak. Ratih saja," kataku. Aku benci dibilang mbak, sayang, dek, dan panggilan lainnya. Cukup Ratih.

"Saya permisi dulu," katanya. Aku mengangguk.

Setelah kejadian itu, aku mulai hati-hati dalam berjalan dalam pabrik. Setelah tiba jam istirahat, aku tiba-tiba ditarik oleh seseorang ke suatu tempat. Dia adalah laki-laki yang menabrakku tadi.

"Eh, kamu Ratih kan," tanya lelaki itu.

"Iya. Kamu siapa?" tanyaku.

"Aku Rendo Jarendo. Panggil aku Rendo," katanya memperkenalkan diri.

"Hai, Ren. Ada apa?" tanyaku.

"Sejak tabrakan kita tadi, entah mengapa aku menjadi suka denganmu. Aku mau ngomong sama kamu. Mau gak kamu pacaran denganku?" tanya Rendo.

"Erg, kamu umurnya berapa sekarang?" tanyaku.

"27," jawabnya singkat.

"Oke, aku terima. Tapi diem-diem ya pacarannya. Takut ketauan Andy sama Tania," kataku.

"Tuan Andy dan Nyonya Tania maksudmu kan," kata Rendo.

"Lah, kamu lebih tua daripada mereka, kenapa kamu panggil Tuan dan Nyonya?" tanyaku.

"Emang umur mereka berapa? Tanya Rendo.

"Sama kek aku. 23," jawabku.

"Owh. Gimana pulang aku anterin?" tanya Rendo.

"Sip," kataku.

Setelah percakapan singkat itu, aku istirahat dengan Via di ruangan Tania. Kita bertiga sering makan bersama karena sudah akrab. Setelah makan siang, kita bekerja lagi sampai jam 3 siang untuk pulang. Aku pun diantar oleh Rendo, dan aku tidak sadar kalau rumah kita dekat. Hanya berbeda gang saja.

Sabtu, 6 Desember 2031
Karena Sabtu kita tidak bekerja, Rendo mengajakku untuk mengobrol di cafe dekat pabrik. Lumayan luas, dan lebih luas daripada cafe lain yang aku tahu di Bandung. Kita menyantap makanan kita dengan lahap. Kali ini, aku yang traktir Rendo.

"Rat. Kita kan udah serius nih, jalanin hubungan selama 3 tahun. Pertanyaan aku cuma 1," katanya. Dia mengambil sebuah kotak dan membukakannya di hadapanku.

"Udah siap nikah sama aku?" tanya Rendo.

"Wait ya," kataku. Aku mengechat mamaku.

Chat WA Mom @your_service (081234567890)
Ratih
Ma
Aku dilamar Rendo
Mom @your_service
Wah bagus tuh
Nikah nikah
Ratih
Sip

"Oke aku terima," kataku.

Para pengunjung cafe yang melihat kita sangat senang. Mereka bertepuk tangan dan memberikan selamat. Tapi, ada 1 hal yang aku ragukan.

"Kita sebenernya gak bisa nikah kalo kerja di pabrik Andy-Tania," kataku.

"Tenang. Kita bisa resign. Lagipula, mamaku sedang buka toko, dan memintaku untuk menjaganya," kata Rendo.

"Maksud?" tanyaku tidak mengerti.

"Jadi, mama aku kan punya toko, tapi udah tua. Dia udah lama minta aku resign, tapi gak bisa karena alasan kek gitu gak bisa diterima Andy-Tania. Makanya, aku pake kesempatan nikahin kamu buat resign," kata Rendo.

"Tapi kamu serius kan kita nikah," kataku.

"Serius sa-" aku potong pembicaraan Rendo.

"Jangan panggil aku sayang," kataku tegas.

"Iya-iya, Rat," kata Rendo.

Senin, 8 Desember 2031
"Tolong saya, An, Tan," kata Rendo.

Aku menemani Rendo dari depan pintu ruangan Andy untuk meminta ijin resign karena menikah. Namun, karena pekerjaan Rendo bagus, dia tidak bisa keluar cepat.

"Emangnya kamu nikah sama siapa?" tanya Andy.

"Perempuan yang berdiri di depan pintu itu," kata Rendo menunjuk pintu ruangan.

"Yang di luar silahkan masuk," kata Andy tegas. Aku pun masuk.

"Ratih?!" Tania dan Andy kaget.

"Haduh. Kalian berdua itu kerjanya bagus, dan sangat disayangkan kalau kalian berdua keluar hanya karena ingin menikah," kata Andy.

"Saya mohon," kata Rendo.

"Gimana Tan?" tanya Andy pada Tania.

"Oke, kita terima permintaan kalian berdua. Tapi, kalian baru bisa resign tanggal 1 Januari 2032. Itu sampai menikah. Setelah menikah, kami minta salah satu dari kalian kembali bekerja pada tahun depan," kata Tania.

"Baik," kata Rendo.

"Sip," kataku.

Kami meninggalkan ruangan itu dengan rasa lega. Kami bisa resign tanggal 1 Januari 2032, padahal itu tahun baru ya kan? Jadi, kita harus masuk pada saat tahun baru.

Kamis, 1 Januari 2032
"Terima kasih sudah bekerja di tempat kami," kata penjaga pintu lobby depan pabrik.

Aku dan Rendo resign di hari itu untuk fokus di hari pernikahan. Kita berdua segera berdiskusi mengenai konsep pernikahan nanti. Pastinya, kedua leader dari perusahaan itu akan kami undang.

Untuk perjanjian yang dikatakan Tania. Kita resign hari ini untuk fokus pada pernikahan selama 1 tahun. Tahun depan, antara aku dan Ratih harus kembali bekerja di sana. Namun, karena Rendo harus menjaga toko milik mamaku, aku lah yang akan kembali bekerja.

Sabtu, 8 Mei 2032
"Sah,"

Selanjutnya adalah acara pernikahan. Banyak tamu yang datang untuk sekedar bicara dengan orang yang mereka kenal di pernikahan ini. Ada juga yang hanya mengincar makanan, ya salah satunya aku juga sih. Hehehe.

Dari jauh aku melihat Andy, Tania, Maxis, Via, dan Andri dengan Kak Anas. Veno dan Anel tidak bisa datang, dan tidak diberitahu alasannya apa. Kita mengobrol bersama, bercanda tawa, dan saling memeberikan selamat.

Tidak hanya itu, kita juga sambil merayakan ulang tahun Maxis. Kita foto bersama dan membuat video bomerang (ya kalo kalian punya ig pasti tahu). Kita memberikan hadiah dan memberikan ucapan selamat pada Maxis.

Hingga tiba saatnya pelemparan bunga. 1, 2, 3... Yang dapat adalah sepupuku dengan pacarnya. Semoga cepet nikah ya... Ditunggu undangannya.

Lumayan ramai, namun aku dan Rendo sampai pegal karena cape bersalaman dengan orang-orang. Bahkan, sesi foto yang lumayan panjang membuatku pusing. Tapi ya sudahlah, semoga kita langgeng ye...

Senin, 3 Januari 2033
Aku kembali bekerja di perusahaan Andy dan Tania untuk menggenapi perjanjian yang telah dibuat. Ketika aku masuk, aku sudah disambut Andy, Tania, dan Via. Namun, aku melihat seorang lelaki tinggi yang kulihat dari raut wajahnya bukan orang asli Indonesia.

"Vi, itu bukannya..." kataku.

"Dia? Ini Jake Ruly. Yang di nikahan aku itu loh," kata Via.

My Bestie Lover Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin