12.

9 1 0
                                    

Kamis, 12 September 2019
Via P.O.V
"Vi,' kata seseorang.

Aku baru saja keluar dari kelas 8-C untuk istirahat. Di depan pintu, sudah ada lelaki yang sudah lama menyukaiku ini, kalau bukan lagi Veno.

"Ntar, jangan lupa ketemu aku pulang sekolah," katanya lagi.

"Oke, Ven," jawabku.

Mungkin hanya percakapan singkat, namun membuatku bertanya-tanya. Bel masuk berbunyi, dan aku mengambil buku TIK. Aku belajar komputer hari ini di ruang komputer. Kita memperhatikan guru kami dengan serius. Lalu, kita praktek menggunakan komputer. Bel pulang berbunyi. Kami memberi salam, berdoa, dan kembali ke kelas masing-masing. Aku turun tangga dan menunggu di gerbang depan sekolah.

Kenapa jam segini, Veno belum kunjung datang? Biar lah, mungkin ada urusan. Mana hujan sudah turun sejak tadi. Sayangnya, aku kehujanan, dan kepalaku hanya bisa ditutupi oleh jaket aku yang sebenernya sudah tidak bisa dipakai sebagai tudung kepala.

Entah, kenapa hujan tidak turun atasku lagi. Aku melihat kesamping, dan...

"Ven, gak abis pikir ya kamu, bikin aku baper," kataku.

Dia memayungi aku dengan payung yang cukup kecil, sehingga dia rela kebasahan. Seneng keknya, punya cowo kayak gini.

"Btw, kamu mau ngomong apa?" tanyaku.

"Hanya satu, aku mau kamu bahagia dengerin ini. Aku suka kamu, dan kamu bisa menghargai apa seorang lelaki telah berbuat kepadamu sekarang," kata Veno.

"Uwu, baper," batinku.

"Erg, makasih. Tapi, aku menyukai Andri lebih daripada kamu," kataku.

Aku dijemput. Aku meninggalkan Veno dan melambaikan tanganku kepadanya. Dia melambaikan tangannya kembali.

Jumat, 13 September 2019
Aku kembali menuju kelasku. Aku baru saja makan di kelas Anel. Lumayan kenyang, karena kita bertiga diajak makan sama Veno dan Andy. Kebetulan, mamanya Andy jadi tuan rumah arisan keluarganya. Mumpung bawa makan banyak, diajak deh kita makan.

BRUK.

"Maaf ga liat jalan," kataku.

"Ga papa, Via," katanya lembut. Ya, dia Andri.

"Andri, hari ini hari terakhir minggu jujur kan. Aku mau ngomong kalau aku suka kamu melebihi apapun," kataku.

"Thanks," katanya sambil meninggalkanku.

Bel masuk berbunyi. Kita mengambil alat dan bahan kerajinan ke ruangan aula. Kita membuat kerajinan. Di sela kita berkreasi itu, Bu Kepsek masuk, mengumumkan kalau mulai Senin kita bakal ulangan lagi. Ya, lumayan lama juga kita sudah tidak ulangan lagi. Setelah 2 jam berlalu, saatnya kita pulang. Kita berdoa, memberi salam, dan kembali ke kelas dan mengambil tas untuk pulang.

Senin, 16 September 2019
Oke, hari ini aku ulangan IPS. Lumayan susah, tapi ngerjainnya enak, dikasih durasi panjang. Setelah ulangan, kita melanjutkan pembelajaran. Dibuka dengan pelajaran Agama yang hanya diberikan penjelasan dan PR 35 PG saja. Tapi jangan salah, itu juga kumpulinnya besok. Bel istirahat berbunyi. Aku kali ini tidak gabung dengan Anel dan Ratih, karena aku diajak ngobrol sama anak-anak perempuan kelas 8-C.

Anel P.O.V
"Rat, kan si Via ultahnya bentar lagi," kataku.

"Kapan?" tanya Ratih. Btw, aku belum ceritain tentang Via kepada Ratih.

"19 September, tapi gimana nih rencananya? Biar terkejut," kataku.

"Terkejut abang terheran-heran," kata Ratih sambil bernyanyi.

"Jangan nyanyi, Rat. Udah, gimana ya?" tanyaku.

"Mending, kita atur dulu kue sama kadonya Kagetinnya waktu pulang aja," kata Ratih.

"Emang kalo jam istirahat kenapa?" tanyaku.

"Kalo istirahat gak seru. Waktunya kurang," kata Ratih.

"Iya-iya. Kita tinggal minta ijin kepsek buat minjem kelasnya pas pulang. Oke?" kataku.

"Sip," katanya.

Bel masuk berbunyi. Ratih meninggalkan ruangan kelasku. Sekarang, di kelasku sangat ramai, masih dengan suasana, "Eh, tadi nomor itu apa jawabannya?" Ya, aku juga kena korbannya. Tidak hanya aku, Veno juga. Namanya sedang saingan, ya kena imbasnya. Lanjut.

Sekarang pelajaran IPS. Kita belajar dengan serius. Kita hanya diberikan rangkuman dan mengerjakan latihan soal. Btw, kita nggak ada istirahat kedua, jadi IPS langsung tarik jam istirahat. Setelah pelajaran IPS, barulah kita masuk ke pelajaran Senbud.

Kita belajar materi baru. Kita hanya diberikan rangkuman, lalu games per baris. Guru Senbud memberikan soal, dan kita harus menjawabnya. Syukurlah kelompokku menang, dan mendapatkan nilai tambah untuk ulangan Senbud.

Bel pulang berbunyi. Kami berdoa bersama, memberi salam, dan keluar kelas untuk pulang.

Selasa, 17 September 2019
"Hey, kalian," teriak seseorang. Itu Via.

"Mau kemana?" lanjutnya.

"Ke kelas aku dulu," jawabku asal, tapi bener.

"Oke," katanya.

Kita baru saja makan di kelas Via. Hari ini ulangan yang sangat melelahkan. Aku ulangan B.Indo, yang essaynya itu adalah membuat teks 4 paragraf. Ratih ulangan B.Ing, yang isiannya layaknya PG. Via ulangan Sunda, yang bahasanya tidak mudah ia mengerti, padahal mamanya orang Sunda.

Di kelasku yang super sepi, hanya ada aku, Ratih, Veno, dan Andy, aku dan Ratih membahas ultah Via. Kuenya sudah dipesan, tepatnya bukan dipesan, tapi akan dibuat oleh mamanya Ratih. Mamanya Ratih adalah seorang penjual kue. Dia memliki toko kue yang lokasinya tidak jauh dari taman kota.

Untuk kejutan, kita buat yang antimainstream pokoknya.

Bel masuk berbunyi. Di kelasku sekarang adalah pelajaran B.Indo. Kita belajar dengan serius, tidak ada keributan di kelas. Kita diberikan rangkuman sebanyak 5 lembar. Ya, kalau di sekolahku tidak ada buku paket. Kita hanya membawa buku latihan sesuai dengan pelajaran teorinya tiap hari.

Tak terasa bel sudah berbunyi 5 menit yang lalu. Dikelas 8-A tidak terlalu kedengaran, karena yang paling jauh dari tempat belnya berbunyi. Semua murid berlarian keluar kelas. Bagi kelas 8-A, itu pemandangan biasa.

"Hey, Anel," sapa seseorang. Itu Andri.

"Napa, Ndri?" tanyaku.

"Eh, emang Via mau ultah Kamis?" tanya Andri.

"Iya, emang kenapa?" tanyaku.

"Aku punya rencana bagus. Tapi satu, jangan cerita ke orang lain ya. Aku sebenarnya putus sama Kak Anas (Anastasya) biar aku lebih deket sama Via," katanya.

"Wah, bagus dong. Perasaan kalian sama," kataku.

"Tapi anti pacaran ya. Udah cukup pacaran 1 kali," kata Andri. Aku mengangguk.

Bel masuk berbunyi. Selanjutnya adalah pelajaran PJOK. Kita belajar dengan serius. Guru PJOK kami memberikan PR berupa soal essay yang terdiri dari 20 nomor. Dikumpulinnya masih lama juga, setelah ujian.

Saatnya pulang. Kami berdoa bersama, memberi salam, lalu menggendong tas kami ke arah keluar pintu kelas. Kami pulang ke rumah masing-masing.

Oh iya, ulang tahun Via tersisa 2 hari lagi. Aku dengan Ratih berencana untuk membeli kadonya sekarang. Sebuah teddy bear besar yang harganya mencapai Rp100.000,00 itu. Kita akan membungkusnya besok di rumah Ratih.

Via akan berulang tahun ke-15 tahun. Lahiran 19 September 2004, di Jakarta tepatnya. Dulu, Via anak Jakarta, namun harus pindah ke sini karena pekerjaan orang tuanya. Anak yang cukup ramah, baik, walau pertama aku mengenalnya dia terlalu pemalu dan susah bergaul. Itu fi aku terhadap Via.

My Bestie Lover Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang