Suara kicauan burung di pagi hari membangunkan si tampan Nathan, ia mengusap-usap matanya dan menatap kesamping tepat ditempat Aura terlelap.
'astaga jadi kemaren gw tidur di bahu anak ini? Pegel dong bahunya.' batin Nathan merasa bersalah, Nathan ingin membangunkan Aura tapi takut jika mengganggunya karena Aura sepertinya nyeyak sekali tidurnya. Akhirnya Nathan pergi ke kantin untuk membeli sarapan buat Aura.
......
Saat ia ingin kembali ke ruangan Mama nya ia melihat Keysha berjalan di koridor rumah sakit.
"Keysha? Ngapain dia disini?" Nathan bertanya-tanya kepada dirinya sendiri lalu ia bersembunyi dibalik pintu dekat situ. Nathan terus memandangi bahu gadis itu sampai pergi, dan akhirnya Nathan kembali keruangan itu, saat ia ingin masuk ia kaget karena Aura tiba-tiba ada didepannya.
"Hah.." katanya sambil kaget.
"Lo kenapa? Kek dikejar hantu aja." Tanya Aura.
"Gue..ee gue ga apa, Eh iya ini ada sarapan buat Lo." Kata Nathan gugup.
Aura memandang Nathan sebentar lalu berkata," gue ga laper, lebih baik Lo yang sarapan, kayaknya dari kemaren lu ga makan deh. Keliatan banget lemesnya." Kata Aura.
"Oh iya, gue ketoilet dulu ya." Lanjut Aura.
Nathan hanya mengangguk kaku, sebenernya siapa anak itu? Anak itu seperti sudah mengenal dekat Nathan dan juga mamanya.
~~~~
Renan yang sedari tadi hanya membolak-balik kan ponselnya sekarang ia bangkit dari duduk nya.
Dan tiba-tiba ada suara dari ponselnya tanda ada seorang yang menelponnya.
Renan mengangkat telpon itu.
Bisa ketemu di taman deket kota?
Tanya seseorang dari sebrang sana, terlihat dari nada bicaranya ia sepertinya sedih, kenapa?
Eee, i-iya bisa, aku siap-siap dulu ya.
Telpon langsung dimatikan dari penelepon.
Renan bergegas untuk ganti baju, dan menstater motornya lalu melaju menuju tempat yang dimaksud, dan saat ia sampai sana benar saja Alexa yang tadi menelponnya sedang menangis tersedu, sebenernya apa yang terjadi? Renan bingung dibuatnya.
"Alexa..." Panggi Renan lirih, Alexa langsung membalikkan badannya dan berdiri memeluk Renan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
