14

34.3K 2K 26
                                    

Di Uks..

"dek lo gakpapa?" tanya Galen khawatir, yang hanya di angguki oleh Salsa.

"Siapa yang bawa gue kesini?" tanya Salsa penasaran.

"Raka! kan cuman dia yang ada dideket lo saat pingsan" jelas Devan.

"Apa! harus mandi kembang 7 rupa gue" putus Salsa.

"lo kira gue apaan bulu kuda!! Untung gue tolongin lo" sewot Raka.

"gak usah ngegas serbuk marimas!" balas Salsa tak mau kalah.

"mulai deh" ucap Felysia memutar bola matanya malas.

---

"tengil! gue kerumah Felysia ya" pamit Salsa kepada Raka yang tengah duduk disofa sambil menonton tv.

"ngapain?" tanya Raka yang masih fokus menonton.

"kepo!"

Raka tak menghiraukan ucapan Salsa "lo mau tau gak kenapa gue mau kerumah Felysia?" tanya Salsa yang sudah duduk disamping Raka sambil menatapnya.

"ya iya lah! emang ngapain lo kesana?" tanya Raka kedua kalinya.

"kepo!" ucap Salsa didepan wajah Raka.

"gak usah nanya, kalau gak mau ngasih tau curut" ucap Raka menyentil dahi Salsa.

Salsa terkekeh "tanya lagi dong kenapa gue mau kerumah Felfel"

Raka menghela napas berat "untuk ketiga kalinya gue nanya sama lo! Salsa Aurellia, ngapain lo kerumah Felysia?"

"dihh kepo!"

"mending lo pergi! Abis kesabaran gue ngadepin lo" kesal Raka.

"ya udah sih! gue mau pergi dulu bye bye jangan kangen gue" ucap Salsa yang langsung meninggalkan Raka.

'pede gila' batin Raka.

Sampainya di rumah Felysia, Salsa langsung masuk layaknya rumah sendiri karna bunda Felysia sudah menganggap Salsa dan Clarissa seperti anak sendiri (bukannya malika ya guys:v) dan dimana Ayah Felysia? Ayahnya Felysia sudah meninggal 4 tahun yang lalu karna serangan jantung.

Pertama kali masuk Salsa melihat sudah ada Clarissa disana yang sedang menenangkan Tina.

"udah bun, bunda kenapa sih nangis?" ucap Clarissa mengelus punggung Tina untuk menenangkannya.

Salsa duduk disamping Tina "bunda kenapa nyuruh kita kesini?" ucap Salsa tapi tak mendapat respon dari Tina.

Yang bisa dilakukan Salsa dan Clarissa saat ini adalah diam dan memainkan ponsel mereka masing-masing, tanpa berniat menenangkan atau mengajak Tina untuk bicara karna itu hanya tindakan yang percuma. Setelah berberapa menit Tina pun akhirnya menghentikan tangisannya mulai menarik napas dan menghembuskannya kembali untuk menenangkan dirinya sendiri.

"bunda sedih kenapa Felfel gak makan" jelas Tina sehabis menangis.

'cuman kek gitu aja nangis' batin Clarissa.

Salsa berusaha tetap tenang "bunda udah kekamar Felfel terus suruh dia makan?"

"udah" jawab Tina singkat.

"terus apa kata felfel bun?" tanya Clarissa.

"katanya dia kenyang, mangkanya dia gak mau makan" jujur Tina.

"nah itu bunda udah tau, kenapa masih nangis" tanya Salsa yang masih berusaha untuk sabar.

"oleh karna itu bunda sedih, kenapa Felfel harus kenyang gak bisa apa ditunda dulu kenyangnya" sewot Tina.

'ingin ku berkata kasar' batin Salsa.

'untung orangtua kalau bukan..' batin Clarissa.

Buru-buru Clarissa menarik tangan Salsa "bun! kita kekamar Felfel ya" pamit Clarissa yang hanya diangguki oleh Tina.

"emak sama anak sama aja" gumam Salsa setelah didepan pintu kamar Felysia.

"sama-sama geser otaknya" tambah Clarissa.

Mereka berdua tertawa setelah itu, saat membuka pintu kamar Felysia untuk kedua kalinya mereka dibuat kebingunggan.

"tadi bundanya nangis, sekarang anaknya" ucap Clarissa memutar bola matanya malas.

"kenapa lo?!" tanya Clarissa yang sudah duduk disofa dekat Felysia.

"gue sedih" jawab Felysia singkat.

'gue tau lo sedih! gak usah diperjelas juga kali!!' batin Clarissa.

"yang caca butuhin itu alasannya ogeb!" kesal Salsa.

"gue tadi..." Felysia menatap kedua sahabatnya dengan ekspresi ketakutan.

"lo kenapa?!" tanya Clarissa dan Salsa bersamaan ada sedikit kekhawatiran dari mereka.

Felysia terkekeh melihat ekspresi sahabatnya "ahh gak jadi deh! gue gak jadi sedih" ucap Felysia tersenyum manis didepan sahabatnya yang kini sedang emosi.

'golok mana golok' batin Calrissa.

"buang waktu gue aja lo upil!" kesal Salsa berdiri dari duduknya juga menarik tangan Clarissa untuk berdiri.

Clarissa mengerti maksud Salsa "Felfel sayang! kita mau pulang ya" Clarissa tersenyum kearah Felysia

"lain kali otaknya dibenerin dulu kek, gesernya udah terlalu jauh tuh" tambah Salsa sambil mengelus rambut Felysia.

"terkadang otak lo geser nya gak kenal tempat dan suasana, tiba-tiba aja geser gitu" ucap Clarissa lagi.

"untungnya itu bukan permanen, jadi lo itu tetep waras kok" tambah Salsa lagi sembari tersenyum.

"hehe iya" ucap Felysia malah tersenyum padahal ia sedang diejek oleh sahabatnya.

"sekarang kita mau pulang, kita mau nambah kesabaran lagi karna stok kesabaran kita udah abis ngadepin lo!" ucap Salsa memeluk tubuh Felysia diikuti oleh Clarissa.

---

Brakk

Devan lah menggebrak meja "jadi beneran kalian udah nikah" tanya Devan.

Ya! sekarang sahabat Salsa dan Raka sudah tau kalau mereka sudah menikah, Galen lah yang membongkar semua alasannya karna Devan,Clarissa dan Felysia itu sahabat mereka jadi untuk apa ditutupi? sekarang mereka berdua harus siap dimarahi oleh sahabat mereka.

Kelas mereka sekarang kosong  semua penghuninya sedang berada dikantin karna itu Devan berani menggebrak meja.

"buat apa dirahasia-in dari kita? kalian gak percaya kalau kita bisa jaga rahasia, hah?!" emosi Calrissa naik turun.

"mulai sekarang lo pada bukan temen gue lagi" ucap Felysia menunjuk Salsa dan Raka sempat membuat semua sahabatnya terkejut tapi setelah beberapa detik semuanya berubah.

"eeh jangan deng, ntar siapa temen gue" lanjut Felysia yang mendapat jitakan dari semua sahabatnya.

"ya udah sih kalian juga udah tau kan gak usah marah-marah juga kali!" sewot Raka.

"udah ah gue mau kekantin, waktu istirahat gue berkurang gara-gara kalian" ucap Salsa meninggalkan kelas diikuti Calrissa dan Felysia.

"mereka kekantin! kalau gue mau ketemu gebetan gue dulu, duluan bro" teriak Devan.

"dasar" ucap Galen memutar bola mata malas.

"playboy" tambah Raka.





***
Jejak readers

Ig@sisca_wdri

Salsaka [End]Where stories live. Discover now