48

33.1K 1.6K 80
                                    

"STOP"

Salsa menghentikan pergerakan tangan-nya, ia hafal suara itu. Suara itu yang selalu dirindukan oleh Salsa, suara itu yang membuat dirinya hancur, suara itu yang memberitahu semuanya kalau dia bukan miliknya dan suara itu adalah suara RAKA.

Salsa tak membalikkan badan kearah Raka ia masih menunggu apa yang akan dibicarakan oleh Raka.

"Lepasin pisau itu sa! Jangan bodoh" ucap Raka penuh penekanan.

Salsa tersenyum sinis kemudian membalikkan badannya kearah Raka sepenuhnya "kenapa? Emang ini kan yang lo mau? Gue pergi dari kehidupan lo" ucap Salsa.

Raka bungkam "kenapa diem ka? Bener kan?! Gue gak bisa ngeliat lo bahagia ka, terserah lo mau bilang gue apa, memang gue egois! Kenapa lo kesini? Mau ngatain gue lagi?" tanya Salsa beruntun.

"Sa! Pulang" ucap Raka terkesan marah.

Salsa melempar pisau itu sembarangan "kenapa? Gue gak pantes ya buat kesini lagi? Oh iya lupa, gue bukan siapa-siapa lo lagi kan? Maaf! Gue kesini cuman lihat sebentar setelah ini gue pergi" ucap Salsa.

"Sa! Lo.."

"kenapa lo kesini sih?! Lo perduli ya sama gue? Ah gak mungkin ya halu banget gue, gila!" kekeh Salsa air matanya turun begitu saja.

Raka memajukan langkahnya mendekat kearah Salsa "Berhenti ka! Atau gue bakal mati di hadapan lo" ancam Salsa.

Raka tetap melangkahkan kakinya kemudian menarik Salsa kedalam dekapannya "Biarin gue kek gini sebentar, gue kangen" ucap Raka tulus.

Sebenarnya sejak tadi Raka sampai tapi Raka hanya ingin mendengar ucapan Salsa saja, ketika Salsa bertindak melewati batas barulah Raka menghentikan itu semua.

Salsa tak membalas pelukkan Raka "Apa lo gak kangen sama gue?" tanya Raka mempererat pelukkan-nya.

Tangis Salsa pecah karna Raka mengucapkan itu "maaf!" ucap Raka kemudian melepas pelukkannya.

"ka!" panggil Salsa setelah berhenti menangis.

"hm?" tanya Raka.

"sini!" ajak Salsa menarik Raka kearah kamar mereka.

Raka mengernyitkan dahi bingung, dirinya tak mengerti kenapa Salsa membawanya kekamar "lo inget gak ka, di sofa ini lo selalu fokus sama laptop lo, terus gue selalu aja diatas kasur. Lo inget gak pertama kali kita sekamar? Lo bawa gue dengan paksa ke bioskop terus nonton film horor padahal lo tau phobia gue!" kekeh Salsa.

"lo jahat banget waktu itu ka! Gue ketakutan banget tau gak? Lo ingat gak ka? Atau sekarang pikiran lo cuman di penuhin Adeeva aja?" tanya Salsa menatap mata Raka.

Raka membalas tatapan Salsa "gue inget kok! Sa! Maaf ya, gue terlibat sama janji maaf kalo lo sakit hati karna gue mau tunangan sama Adeeva, maaf! Tapi gue juga gak bisa lepas lo rasanya gue belum siap" ucap Raka menundukkan kepalanya.

Salsa tersenyum paksa kemudian memeluk Raka erat "lo egois ka! Tapi gue lebih egois, gue memang salah udah datang dikehidupan lo dan tanpa sadar menggeser Adeeva"

Salsa melepas pelukkan-nya "gue kangen ka! Gue bakal dateng di acara pertunangan lo, gue bakal dateng gue janji, walaupun gue gak tau kalo airmata gue bakal bisa ditahan atau gak, yang jelas gue bakal dateng demi lo" ucap Salsa.

Salsa mendekat dan semakin mendekat kemudian mengecup bibir Raka sekilas "bibir ini udah jadi milik orang aja ka, bahkan ciuman pertama lo bukan buat gue"ucap Salsa, Salsa tak mengetahui sebelum Adeeva datang ciuman pertama Salsa sudah direbut oleh Raka.

Raka bungkam tatapannya kosong "ka! gue pergi ya, maaf! Sampein permintaan maaf gue ke Adeeva, mungkin setelah pertunangan lo, kita gak akan ketemu lagi" ucap Salsa, percayalah ada maksud tersendiri dari ucapan Salsa.

Air mata Salsa turun begitu saja "ka! Gue kangen, love you" ucap Salsa kemudian membalikkan badan hendak pergi tapi tertahan karna tangannya di cekal oleh Raka.

"too! Maaf" sesal Raka.

Salsa menghapus air matanya kasar "gue gak bilang kalo gue maafin ya, hati gue belum siap nerima kenyataan, kesalahan terbesar gue cuman satu gue gak kasih bukti itu ke lo dan akhirnya gue terlambat, maaf!" Salsa melepas cekalan Raka kemudian berlari keluar rumah dan meninggalkan rumah itu.

Raka hanya diam mematung, Bukti? Bukti apa yang dimaksud oleh Salsa? Apa ini jalan terbaik? Raka harap iya, tidak mungkin dirinya menyesalkan? Karna memang dirinya sayang dengan Adeeva.

"ARGHH!" teriak Raka.

"gue gak bisa hilangin lo dalam pikiran gue sa! Kenapa? Sa! Gue sayang sama lo, tapi gue benci sama lo karna lo udah main belakang sama mantan lo, dan sekarang malah gue yang gak bisa ngelepas lo, kenapa Sa?!" teriak Raka lagi.

---

Salsa sekarang sudah membersihkan diri, setelah menangis tadi dirinya tidak akan menangis lagi Salsa berjanji. Sekarang Salsa tengah menyiapkan dokumen penting entah apa isinya tapi bagi Salsa itu penting.

"Dek! Di panggil tuh sama maminya Raka" ucap Galen.

Salsa hanya mengangguk kemudian mengikuti langkah kaki Galen menuruni tangga, baru saja Salsa mendekat kearah mereka dirinya langsung di peluk oleh mamanya dan mami Raka.

"kalian kenapa?" tanya Salsa bingung.

"mami tau semuanya sayang, maaf! Apa kamu ingin menggagalkan pertunangan Raka? Kita siap membantu?" tanya Maria.

'Apa-apaan ini?!'  batin Salsa.

"gak usah mi, Salsa ada sesuatu buat kalian semua" ucap Salsa tersenyum hangat.

Salsa berlari kearah kamarnya dan membawa dokumen penting tadi kemudian menaruh itu hadapan semuanya.

Semua menatap binggung kearah dokumen itu "Apa ini sa?" tanya Kartika.

"buka aja ma" ucap Salsa senang.

Apa yang membuat Salsa sesenang ini? Tentang apa dokumen itu sebenarnya?

Galen membuka dokumen itu, membacanya dengan sedikit keras agar semuanya bisa mendengar "Hah? Lo bercandakan?" tanya Galen setelah membaca dokumen itu.

"nggak lah" kekeh Salsa.

"kamu serius sayang?" tanya Hendrias.

"iya pa, bang buka yang paling belakangnya deh" suruh Salsa.

Galen pun menuruti perintah Salsa setelah membaca itu Galen menghempaskan dokumen itu kesembarang tempat "Apa apaan lo?!" bentak Galen.

"ini udah keputusan gue bang"

Maria dan Kartika yang ikut membaca dokumen itu, kini sudah menangis "kok mama sama mami nangis? Harusnya seneng dong" ucap Salsa yang tak hentinya tersenyum.

"Sa.." ucapan Franky terhenti oleh Salsa.

"ini udah keputusan Salsa pi, gak bisa di ganggu gugat" ucap Salsa, kemudian berlari menuju kamarnya.





***
Happy ending or Sad ending?

Salsaka [End]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant