Awake

181 28 0
                                    

"Hey. Kau butuh istirahat" Won Ho memegangi bahu Hyung Won.

"Eh. Hyung. Aku harus memastikan dalam waktu 24 jam mereka tidak mati. Baru aku bisa istirahat" Hyung Won mengusap wajahnya sendiri dengan kasar.

"Kau ini bercanda atau mendoakan?" Won Ho menarik kursi untuk duduk disamping Hyung Won.

"Ada yang aneh" kata Won Ho mengamati Shownu yang sudah bernafas dengan teratur. Hyung Won melirik ke arah Won Ho dengan was - was.

"Mungkin hanya perasaanku saja. Luka mereka hampir hilang. Cepat sekali. Apa Mark menggunakan obat formula baru ya?" Won Ho mengusap dagunya.

"Kau sudah makan malam?" Hyung Won mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Ini sudah lewat tengah malam H - One. Sudah sangat terlambat untuk menanyakan makan malam" protes Won Ho.

Tawa Hyung Won memacu senyum Won Ho yang sedari tadi masih khawatir akan keadaan rekan satu timnya. Won Ho ingat betul, Mark menjelaskan titik - titik luka yang ada ditubuh Shownu dan Ki Hyun. Tapi, yang masih bisa ia lihat hanya bekas jahitan samar dilengan sang Alpha. Lainnya, nihil.

***

Ki Hyun terbangun dengan suara orang tersedak yang cukup keras. Kemudian ia terbatuk, Shownu yang sudah terlebih dahulu sadar segera mengulurkan air mineral padanya. Ki Hyun memegangi kepalanya yang masih terasa sakit. Shownu juga merasakan hal yang sama beberapa menit setelah ia bangun.

"Apa kau tidak merasa aneh?" tanya Ki Hyun setelah mengamati sekujur tubuhnya yang masih dibalut seragam pasien.

"Aneh karena lukamu sudah hampir hilang padahal seharusnya kita hampir mati?" tanya Shownu kemudian.

"Eung.. apa kau ingat bagaimana caranya kita sampai kesini?" tanya Ki Hyun lagi.

"Tidak tahu. Mungkin kita masih sanggup berjalan hingga sampai disini" Shownu mengusap bekas jahitan yang terasa gatal.

Pintu terbuka, Won Ho dan Mark Tuan memasuki ruangan. Mereka mengecek keadaan Shownu dan Ki Hyun. Semuanya normal dan itu merupakan suatu keajaiban yang agak sulit untuk dipercaya. Won Ho memegangi tangan Ki Hyun yang masih sempoyongan saat menuruni ranjangnya. Mark Tuan bilang mereka berdua sudah boleh kembali ke dorm masing - masing. Obat akan diantarkan oleh bagian medis setiap hari selama mereka butuhkan.

"Apa kau lapar?" Shownu menatap Ki Hyun yang tengah memakai kaos tim berwarna merah dengan lambang MX didada kanannya.

"Iya. Rasanya mau makan gyudon. Tapi hari ini Eric masak apa ya?" Ki Hyun mengiringi Shownu keluar dari ruangan tempat dimana 20 jam mereka tak sadarkan diri.

***

Daging kepiting itu terjatuh dari sendok Chang Kyun ketika Seung Kwan dengan terburu - buru berdiri sehingga lututnya terbentur meja. Ia sendiri segera berdiri begitu melihat siapa yang datang.

"Hormat. Prime Alpha Son. Senior Yoo" sebut Seung Kwan diikuti yang lain, lebih tepatnya mereka yang saat itu tengah makan dikantin.

Shownu mengangguk, sekilas ia memegangi kepala Chang Kyun sebelum mengambil nampan makanan untuknya dan Ki Hyun. Setelah mendapat nasi kari juga Gyudon yang ia bicarakan tadi. Shownu segera bergabung dengan Chang Kyun dan yang lain. Ki Hyun mengikuti setelah nampan makannya penuh dengan satu mangkuk bubur Abalon, sepiring fruit platter dan teh crysantium.

***

Tepat dihadapan Hyung Won terdapat kedua kubu yang tak seimbang. Mereka baru saja menangkap beberapa anak yang sedang melakukan bullying dan pemalakan. Diantara mereka tidak ada yang mau bicara. Salah satu kubu yang berisi 3 orang itu sedari tadi terus memohon untuk pulang. Sementara 5 orang dilain sisi terus mengumpat tidak sopan padahal mereka masih SMA.

"Jadi kalian tidak mau menelphon orang tua kalian? Baiklah biar aku saja" Hyung Won menarik gagang telphon dan mulai mendial nomor telephon. Tentu saja dari mereka tidak ada yang percaya jika Hyung Won tahu nomor orang tua mereka.

"Halo Dokter Go. Iya, bisa tolong jemput anak anda dikantor polisi sekarang? Anda sedang tidak ada pasien kan? Dia tidak melakukan apapun. Hanya berpartisipasi dalam bullying dan pemalakan saja"

"Ahjussi. Kkumanhaseyo" salah satu dari mereka menegur Hyung Won dengan suara bergetar.

"Memangnya itu ayahmu? Bukan, tidak usah pura - pura begitu" kata Min Hyuk mnengibaskan tangannya ala ahjumma ahjumma.

"Siapa selanjutnya ya? Ah pengacara Lee ya. Sebentar, kalau tidak salah nomornya xxxx xx"

"Andwae!" komplain siswi lainnya berusaha menyebrangi meja. Min Hyuk menahannya dan meminta anak itu untuk tetap duduk.

Beberapa menit kemudian satu per satu orang tua dari kubu pembully datang ke kantor polisi. Mereka menemui Hyung Won dan Min Hyuk untuk menandatangi surat keterangan bebas bersyarat. Kini, hanya tinggal gadis bernama Kwak Young Ji yang sepertinya ketua geng. Juga 3 orang korban pembullyan yang sedari tadi meminta Hyung Won untuk mengizinkan mereka pulang.

"Kalian berasal dari panti asuhan yang sama kan?" Kalimat Min Hyuk barusan membuat bola mata Young Ji melebar.

"Kau berpura - pura tidak mengenal mereka padahal mereka adik - adikmu disana. Untuk apa? Meraih popularitas sebagai siswi paling disegani seantero sekolah?" lanjut Hyung Won.

"Omona. Yu Ri ya, Yoo Na, Yoo Mi. Gwaenchana? Young.. " Wanita itu terdiam setelah memeriksa keadaan 3 orang korban bullying.

"Kwak Young Ji. Jika kau ingin melindungi adik - adikmu dan ingin terlihat kuat. Bukan begitu caranya. Kau tidak lihat mereka ketakutan? Mereka menyayangimu, begitu juga dengan kau" kata Min Hyuk yang terus mengamati gerak tubuh Young Ji.

"Aku tidak ingin orang lain melakukannya pada mereka. Jadi, aku saja. Aku saja yang dicap jelek. Aku saja yang main tangan. Asalkan bukan teman - temanku yang menyentuh mereka" Young Ji akhirnya buka suara.

"Eonni" balas Yoo Na.

"Kau dulu juga dibully. Iya kan?" tanya Min Hyuk lagi.

"Akan lebih baik orang sepertimu dimasa depan menjadi bagian dari kepolisian. Kau kuat, pintar dan cantik. Kau bisa menjaga orang lain, tentunya dengan cara yang benar disini" Hyung Won mencoba untuk menyudahi.

"Bu. Sesuai prosedur bisakah anda tanda tangan disini? Agar Young Ji bisa pulang bersama yang lain. Atau kalau dia mau sendiri kami akan memesankan taksi untuknya" Min Hyuk tersenyum.

Perempuan itu dengan cepat membubuhkan tanda tangan. Ia bertanya jika Young Ji akan ikut pulang bersama atau tidak. Tapi, Yoo Mi segera menggandeng tangan Young Ji. Akhirnya mereka pulang bersama. Min Tae Ri menghampiri meja kedua anak buahnya.

"Bagaimana mungkin ia mengajak teman - temannya untuk membully adik - adiknya sendiri?" tanya Tae Ri.

"Anak itu memang mengajak teman - temannya. Tapi, hanya untuk melihat aktingnya membully saja. Young Ji bahkan sempat memerhatikan ketiga adiknya kalau kalau saja ada yang terluka. Kurasa ia melakukan permintaan maaf setidaknya 100 kali jika hari itu kedapatan membully adik - adiknya. Caranya melindungi keluarga itu agak unik. Oh iya, ibu kepala ini laporan hari ini. Kalau begitu kami sudah boleh pulang ya. Shift kami sudah selesai" Hyung Won menyodorkan map kuning kepada atasannya.

"Okay. Laporan kalian bagus. Bersiaplah. Aku juga mau pulang. Terima kasih atas kerja keras kalian hari ini" Tae Ri tersenyum mengacungkan mapnya.

Mereka berdua menatap satu sama lain lalu mengangguk.

RiseKde žijí příběhy. Začni objevovat