Little Wolf

193 28 1
                                    

Kedua orang itu berjalan memasuki hutan dengan beriringan. Sesekali yang ada didepan berhenti.

"Prostasia Aegis" ucapnya, seketika semacam fatamorgana menyebar seluas mungkin sepanjang hutan tempat mereka menginjakkan kaki berada.

"Kau yakin akan melakukan hal ini?" tanya si A melipat kedua tangannya didepan dada.

"He's our little brother and we need to help him" kata si B memandangi si A.

"Bukankah ini terlalu cepat?" tanya si A lagi.

"Kau cemburu karena aku dengan cepat menemukannya dibandingkan kau ya?" si B akhirnya mengetahui perasaan si A.

"Hey. Bagaimanapun kau ini adikku dan kau adalah kakaknya juga. Aku sangat menyayangi kalian, lebih dari apapun" si B memegangi wajah si A lalu tersenyum.

"Maafkan aku kak" ucap si A, mereka berpelukan sebentar sebelum sebuah teriakan muncul dari kejauhan. Mereka berdua segera berlari ke sumber suara. Si A menendang pintu besi ruangan tua yang letaknya ada dibawah tanah. Mereka menemukan seorang pria yang mereka kenal dengan beberapa rantai besi mengikat tubuhnya.

Beberapa botol kaca berisi air larutan wolfsbane membuat si B menghela nafas. Air itu merupakan alat penyiksaan paling sempurna untuk pria yang dirantai itu. Sesaat kemudian terdengar suara tulang patah dan lagi - lagi sebut saja pria itu si C meronta.

"Kau pergilah. Siapkan bajuku saat malam ini berakhir" perintah si B pada si A.

"Tidak. Aku akan membantu kalian berdua" kata si A menggeleng.

"Gigitannya akan sangat berbahaya untukmu mengingat kita bertiga ini beda spesies" kata si B.

"Bisakah kau ganti kata - kata 'spesies' itu dengan 'ciptaan istimewa dari alam'" komplain si A.

"Pergilah. Kami akan baik - baik saja. Kau bisa memantau kami sesaat lagi" kata si B kemudian.

Si A mengangguk, ia menghilang dari balik pintu.

Si B segera melepas rantai yang mengikat si C satu per satu. Bulan sudah hampir penuh.

"Apaaa, hhh, hhh, yang kau, lakhukhan?" tanya si C.

"Bukan begini caranya menghadapi bulan purnama untuk werewolf kecil sepertimu" balas si B dengan cepat menyelesaikan pekerjaannya.

"Ja.. ngan lephas.. kan.. a.. khu" balas si C sekarang tubuhnya melengkung.

"Kata ibu. Ia lebih suka melihat kita berubah dibawah sinar rembulan. Merantai diri dan minum wolfsbane seperti ini hanya akan menyiksamu. Hal ini harus dihadapi. Ikut aku" si B merangkul si C keluar dari ruangan itu. Ketika bulan memasuki full moon, si C tak dapat lagi menahan perubahan yang terjadi. Sementara pria itu membungkuk kesakitan. Si B terlebih dahulu berubah dengan mudahnya. Teriakan mereka seketika berubah menjadi sebuah lolongan.

Serigala setinggi 2 meter dengan warna perak kehitaman itu kini berhadapan dengan serigala putih ke abu - abuan. Mata mereka sama - sama berwarna hijau. Si B dalam wujud serigalanya berlari memasuki hutan lebih dulu diikuti dengan si C. Sementara si A duduk disalah satu dahan pohon oak sambil mengayunkan kedua kakinya. Ditangannya terdapat wadah plastik berisi minuman kesukaanya. Kini ia dapat melihat kakak dan adik kecilnya bermain bersama setelah sekian lama terpisah. Yah, walaupun faktanya. Adik kecilnya itu mungkin sudah tidak punya memori mengenai kakak - kakaknya.

***

Matahari sudah hampir terbit diufuk timur. Si B sudah selesai berganti baju setelah semalaman menemani adik bungsunya bertransformasi. Kedua adiknya menoleh saat Si B muncul dari balik pepohonan. Entah kenapa rasanya B ingin menangis. Akhirnya mereka menemukan satu sama lain. Jika waktunya sudah tepat, si B berniat untuk mengembalikan memori serigala kecilnya. Untuk kali ini ia tidak akan melakukannya karena ini pertama kalinya si kecil berubah menjadi werewolf seutuhnya dan pikirannya masih belum stabil bertransisi.

B membuka kedua tangannya, si A tentu saja langsung menghambur ke pelukan kakaknya. Mereka berdua menatap si C yang masih diam.

"Hey. Kau tidak mau memeluk kakakmu?" tanya si A.

"Anni. Aku ini yatim piatu. Aku juga baru bertemu kalian. Lalu kalian bilang jika kita ini adalah keluarga. Bagaimana mungkin? Apa buktinya? Apalagi kita berbeda. Sedangkan keluarga itu harusnya satu kan?" kata si C.

"Aku berjanji akan membuatmu ingat kan? Kau ragu padaku?" tanya si B.

"Bagaimana jika ternyata kau juga dapat membuat memori palsu?" tanya si C. Si B menahan si A yang baru saja menggeram menunjukkan taringnya.

"Tidak apa - apa. Setidaknya biarkan aku memelukmu? Kakakmu yang satu ini juga merindukanmu, walupun ia agak menyebalkan. Jadi maukah kau?" tanya si B.

Kemudian C dengan malu - malu mendekat, merek bertiga berbagi pelukan. si B selaku kakak paling tua memberi kecupan kecil dipipi si A dan si C.

"Kita tidak boleh kembali bersamaan atau markas akan curiga. Jadi lebih baik aku dulu yang kembali, baru kau. Chang Kyun, kau tidak kembali juga tidak apa - apa kan? Kau sudah ambil cuti seminggu" kata si B tersenyum.

"Iya. Lagipula kepalaku masih pusing" balas si C alias Chang Kyun.

"Pupil matanya juga masih berubah ubah dari werewolf ke manusia. Sebaiknya kau atasi ini" kata si A pada kakaknya.

"Setelah makan siang aku akan kembali lagi kesini. Oke kalau begitu. Bye brothers" B mengusap kepala Chang Kyun lalu melesat menghilang.

"Daah Danny" si A tersenyum, dalam sekejap ia pergi dari pandangan Chang Kyun.

Sekarang Chang Kyun sibuk menyusun segala macam teori mengenai kedua orang itu juga dirinya. Ternyata selama ini manusia itu tidak hidup sendiri. Chang Kyun memegangi kepalanya. Baru pertama kali ia bertransformasi. Biasanya ia akan pingsan terantai diruangan itu. Tapi, semalam adalah pengalaman yang menyenangkan. Ia berlarian ditengah hutan, suara angin, juga sinar bulan. Seperti dalam buku dongeng saja.

RiseOù les histoires vivent. Découvrez maintenant