Karya Silvi & Jesica

1.1K 12 0
                                    

Story RETALA
(Revan-Atala)

Sang senja mulai undur diri ditempatnya, menggantikan sang malam dengan pekatnya. Seorang remaja duduk termenung didalam kamarnya, dihadapan jendela besar yang tirainya terbuka lebar.
Hatinya terasa sakit setiap kali mengingat umpatan dan terikan dari kedua orang tuanya, seringkali berdiam diri dirumah adalah kesalahan baginya saat dari bilik kamarnya pun, tetap saja terdengar amukan dari kedua orang tuanya yang seringkali meributkan banyak hal.
“Den keluar yuk!”panggil asisten rumah tangga yang bekerja tiga belas tahun dirumah ini.
“Revan lagi gak mau makan mbo!, nanti aja kalo Revan mau makan. Revan ambil sendiri didapur”jawab Revan yang masih tidak beranjak dari tempatnya di depan meja belajarnya.
“yaudah den, mbo kebawah yah?.”
“iya.”
****
Pagi menjelang Revan sudah siap dengan dengan seragam putih dan celana abu-abunya, mengalungkan tas selempang di bahu kirinya. Berjalan kelantai satu untuk mengisi perutnya yang perlu diisi.
“Pagi Den!, sapa mbo Ipah kepada anak pemilik rumah.
“Pagi mbo”jawab Revan dengan sekilas senyuman lalu duduk di bangku meja makan yang hanya terisi oleh dirinya saat ini.
Dulu sebelum Mamahnya memutuskan untuk ikut bekerja, saat pagi seperti ini pasti ada dia yang akan menyapa anaknya atau sekedar menyiapkan sarapan untuk putra tunggalnya. Namun, karena sibuknya pekerjaannya dikantor membuatnya sibuk sekali, bahkan tidak jarang pulang larut malam dan berang pagi buta.
“Den mau makan apa den?” ucap Mbo Ipah memanggil Revan dengan embel-embel ‘Den atau tuan' disetiap harinya.

“Gak jadi sarapan deh Mbo, Revan sarapan disekolah aja bareng temen-temen Revan yang lebih peduli sama Revan”ujar Revan beranjak untuk menyalimi tangan Mbo Ipah yang selama ini menjadi ibu penggantinya.
“Yaudah seterah aden,”jawab Mbo Ipah mengulas senyuman.
****
Deru motor Ninja hitam miliknya, beberapa pasang mata melihatnya memakirkan motor miliknya dihalaman parkir sekolah yang dua tahun ini dia tempati untuk menempuh pendidikan Sekolah menengah atas.
“pagi bro”sapa salah satu sahabat Revan yang datang dari arah belakang dan menepuk bahunya.
“aelah kagetin gue aja lu!”jawab Revan cuek ke Rama yang tidak lain juga teman sekelasnya.
“Eh lu gimana sama tawaran Zaki kemaren?, Yakin lu mau naklukin cewek jutek itu?”tanya Rama mengingatkan obrolan mereka kemarin tentang menaklukan hati salah satu siswi yang ada disekolah Purnama Bangsa.
“Omongan lu ketinggian!, cewek kayak gitu ditaklukin? Lupikir dia sesulit apa buat dilelehin?, tinggal kedip juga jadi”jawab Revan dengan sombong.
Keduanya berjalan melalui lorong sekolah, tatapan para siswi tidak sedikitpun membuat mereka terganggu, apalagi dengan status ketenaran mereka disekolah ini. Keduanya memasuki kelas mereka yang sudah cukup ramai, banyak para murid yang sudah sibuk dengan aktifitas pagi mereka, Rama dan Revan hanya masuk kekelas dan meletakkan tas mereka di bangku mereka, lalu. Pergi kekantin untuk mengisi perut mereka.
“Itu ceweknya bro!”ucap Rama menunjukan dua gadis yang tengah duduk dan berbincang disalah satu meja kantin, Revan memutuskan menghampiri mereka berdua, Rama hanya mengekor dibelakang Revan.
“Hai?”sapa Revan kearah keduanya.
“Pagi Revan”jawaban penuh semangat diterimah Revan bukan dari gadis yang dia tuju, melainkan sahabat gadis tersebut.
“yaelah jutek amat mba”ujar Revan menatap gadis bernama atala yanga hanya sekilas menatapnya lalu kembali menatap makanan dihadapannya.
“mau ngapain duduk disini?”tanya Atala yang melihat Revan duduk disebelahnya.
“mau ngomong sama lu”
“Gak buka obrolan!”jawab Atala ketus.
“yaelah sombong amat”bukannya pergi namun Revan malah melihat wajah Atala sambil senyam-senyum gak jelas.
“bilang dong Ti sama temen lu ini, gua juga mau jadi temennya”ucap Revan kepada sahabat Atala.
“Ti bilang kedia kalo kita sejak kelas satu SMA juga udah temenan”ucapnya cuek.
Bukan untuk kali ini, dihari-hari berikutnya Atala dan Revan juga bicara berdua, lebih dekat dari hari ini keduanya pun sudah mulai tidak canggung untuk jalan berdua,sampai dihari libur panjang sekolah keduanya memutuskan untuk berpacaran, menjalin hubungan berdua.

*****

Suara ribut lagi-lagi terdengar dari lantai bawah rumah Revan, padahal jam sudah menunjukkan pukul 23;11 malam. Suara hantaman benda padat membentur benda padat lainnya.
“Papah jangan merasa paling gak salah!, mamah kerja kayak gini karena papah gak bisa menuhin kebutuhan mamah!”ujar ibu Revan dengan kemarahan.
“Mamah yanh egois, cuman mentingin kemauan mamah sendiri!”ucap ayah Revan yang tidak kalah marahnya.
“Halah, pokoknya aku minta cerai”ucapan terakhir ibu Revan sebelum pergi meninggalkan rumahnya.
Revan yang mendengarkan hal itu hanya diam membeku, mendengar ucapan ibunya dari tangga penghubung lantai satu dan lantai dua kamarnya.
“kalian yang egois, kalian udah gak sayang sama Revan. Revan benci kalian!”gumam Revan masih tetap pada posisinya.
****
Setelah kejadian malam itu, Revan bukan lagi Revan yang dulu, yang selalu terlihat ceria atau setidaknya bergabung dengan teman sekelas lainnya, Revan kini.menjadi sosok pendiam dan lebih banyak menghabiskan waktunya dengan telephone genggam miliknya serta headset putih miliknya.
Atala yang menyadari perubahan sikap kekasihnya ini hanya menatapnya sendu, dia sudah tau kenapa alasan dari sikap Revan kali ini, Atala sudah berusaha untuk menghibur kekasihnya ini namun Revan masih saja kuat dengan rasa sedih dan kecewanya akibat beberapa hari yang lalu kedua orang tuanya sudah resmi bercerai, dan Revan memilih bersama ayahnya dibanding ibu yang melahirkannya.
“Kamu harus terima perpisahan ini Van”ujar Atala mencoba menguatkan kekasihnya ini, dengan suasana taman yang tidak terlalu ramai Atala mencoba menghibur Revan, sehabis pulang sekolah mereka memang menyempatkan untuk mampir kesini.
“Mereka egois La!”ucap Revan dengan terus menatap lurus kedepan.
“Mereka mutusin buat pisah bukan berarti gak sayang kamu Van!, mereka mungkin memang udah ngerasa nggak cocok lagi!”ujar Atala mengelus bahu Revan.
“Kamu yang baru kayak gini aja udah sedih apalagu aku Van?, orang tua aku meninggal karena kecelakaan dan sekarang aku Cuma tinggal sama abang aku. Kamu masih lengkap Van walaupun mereka udah pisah tapi kamu tetel bisa liat dan ketemu mereka, lah aku?.”
“Maaf La”Revan hanya bisa menunduk malu, menyadari kesedihannya berlebihan selama ini.
“Jangan sedih lagi yah, kadang kita gak tau apa yang kita alamin ini bisa jadi lebih buruk yang di alamin orang lain dalam hidupnya”ucapnya lagi.
“Makasih udah siap dampingi aku La”keduanya melempar senyuman bahagia.
****
Malam ini adalah perayaan ulang tahun Revan yang ke 18 tahun, ayah Revan memutuskan untuk merayakannya di sebuah restoran untuk mengadakan makan malam bersama Revan dan Atala, ayah Revan memang sudah dekat dengan Atala karena Revan sendiri sering mengajak Atala kerumahnya.
“Semoga apa yang kamu inginkan tercapai ya nak” ucap ayah Revan mengelus kepala putranya.
“Revan Cuma pengen mamah sama papah akur, Pah!.”
“Mamah akan lakuin itu demi kamu sayang”ucap Ibu Revan yang datang dari arah belakang lalu memeluk Revan erat.
“Mamah”Revan hanya tersenyum heran, kok bisa ibunya tau dia ada disini?.
“Ini semua karena Atala Revan, karena dia udah ceritain semuanya ke mamah sama papah, tapi maaf ya nak kita gak bisa bersatu seperti dulu lagi, tapi mamah janji kamu gak akan lagi kekurangan kasih sayang kami”ujar mamah Revan dengan memeluk anak semata wayangnya dengan haru.
“Makasih La”Revan menggenggam erat jari-jemari kekasihnya ini sambil tersenyum melihat semua orang yang dia sayang ada dihari spesialnya ini.
Saat kasih sayang tidak lagi didapat dari orang tua yang utuh, lalu apah perpisahan juga membuat seorang anak kehilangan kebutuhannya?. Kebutuhan untuk disayangi dan juga di cintai.
TAMAT.

Nama kelompok: Bagaskara.
-Silvi Ramadhani.
-Jesica Nazah.
Tugas kelompok tanggal 04 Juli 2019.

Kumpulan Cerpen CPHWhere stories live. Discover now