Karya Okta & Ren

272 3 0
                                    

*Nama anggota :*
♡Okta dan Ren

*Judul cerpen :*
Cinta Terlambat

Dermaga menyunggingkan senyumnya. Meskipun ini hanya pertandingan antar kelas dan baru berjalan beberapa menit yang lalu, ia sudah mencetak _three-point_ hingga empat kali. Tak ayal, suara teriakan dan sorakan untuknya semakin keras terdengar.

"Keren lo Ga, ajarin gue entar!" pinta Erwin, lawan mainnya.

Erwin menghampiri Dermaga sedang mengusap keringatnya dengan handuk. Saat ini mereka sedang beristirahat sebentar.

"Kalo lo bisa ngalahin gue, lepas pertandingan gue ajarin langsung," jawab Dermaga.

Tapi, sampai pertandingan berakhir tim Erwin hanya bisa mencapai skor 47, sedangkan tim Dermaga 50.

"Oke, gak jadi gue ajarin ya," cengir Dermaga lalu berjalan menjauh.

"Woi, mau kemana lo?!"

"Nyari gebetan," teriak Dermaga dari kejauhan.

Erwin menggelengkan kepala, tidak punya malu itu Dermaga, malu-maluin itu Dermaga, dan satu lagi anti cewek itu Dermaga. Jadi, _impossible_ Dermaga cari gebetan.

                       ***
"Lo liat cowok pakek baju basket di pojok Mon?" Laras menunjuk segerumbulan cowok di pojok kantin.

Mona mendongakkan kepala tak lama menunduk kembali.
"Hem."

"Lo masih utang janji sama gue. Nah..."

Mona merasakan tak enak pada dirinya. Setan Laras pasti merencanakan sesuatu.

"Tinggal _dare_ dari gue yang belum. Gue mau lo deketin kalau bisa sampai pacaran sama dia."

Anjir, tuh kan benar!

"Lo buta kali ya, cowok banyak gitu. Mau gue dicap _playgirl_?" sewot Mona.

"Hadeh, otak lo masih lemot ternyata."

Mona mendelik tidak terima, jujur sekali temannya ini.

Laras yang ditatap macan itu tak peduli. "Liat cowok yang paling ganteng di sana. Putih, tampan kayak Aliando Syarief tuh. Nah, itu maksud gue."

"Aliando sarap kali ah."

Mona menengok kembali, kali ini mempertajam pandangannya.

"Wah, nikmat mana yang kau dustakan. Kalau dia gue mau deh jadi istrinya," celoteh Mona.

"Awas ilernya," goda Laras.

Mona tak peduli yang penting sekarang ia harus mendekati cowok tampan itu. "Oh, iya siapa namanya?"

"Dermaga Geoputra."

**

"Oh, namanya Dermaga Geoputra." Mona menggumam sendiri sepanjang koridor.  Ia sedang memikirkan strategi apa yang akan ia lakukan.

Sayup-sayup dia mendengar suara. Siapa? Hari udah sore begini, pasti sekolah udah sepi. Anak mana yang betah lama-lama di sekolah?

Ngomong-ngomong soal kenapa si Mona juga masih sekolah saat ini. Itu karena tadi dia habis ditantang oleh Tyo adu berantem di belakang sekolah. Siapa yang menang? Tentu saja Mona. Pemeran utama tidak akan kalah. Camkan itu!

Mona merenggangkan otot-ototnya,  lumayan pegal. Sekilas dia menoleh, sepertinya itu orang yang di bicarakan teman-temannya tadi. Kesempatan yang bagus. Dua orang itu berpisah. Yang satu keluar gerbang sekolah, yang satu lagi ke tempat parkiran. Posisi dimana Mona saat ini.

"Halo Kak." Gadis itu berdiri di hadapan Dermaga.

Dermaga yang ingin membuka pintu mobil menengok ke arah Mona.
"Halo," sapanya ramah.

Kumpulan Cerpen CPHWhere stories live. Discover now