Karya Intan & Junita

204 1 0
                                    

*EPHEMERAL*

_*Karya : Intan Putri & Junita Maisarah*_

“Argh!”

Suara teriakan itu memenuhi ruangan serba putih, dan bau khas yang begitu menyengat. Semua orang langsung mengampiri gadis kesayangan mereka, gadis yang terlihat begitu kesakitan.

“Kamu kenapa, sayang?” panik sang Nyonya Margaretha, yang tak lain adalah Ibunda Michelia Amora Margaretha.

Gadis itu menggenggam erat tangan sang bunda, “Dimana Raga? Bunda dia baik-baik saja, kan? Dimana dia sekarang?” tanya Michel secara beruntun.

“Argh!”

“Bunda dimana Raga?” Michel terus memberontak menanyakan bagaimana keadaan Raga, tanpa memperdulikan rasa sakit dikepalanya. Disaat itulah seorang lelaki bertubuh tegap memakai almamater putih itu masuk tergesa-gesa kedalam ruangan dimana Michel dirawat.

“Dokter Alvin...” lirih Ibunda Michel. Beliau terus menangis dipelukan sang suami melihat kondisi putri semata wayangnya yang terus memberontak menanyakan keadaan Raga.

“Kak Alvin! Raga ada dimana kak? Dia baik-baik saja kan? Kak panggilkan Raga kak, suruh dia menemui saya sekarang kak! Argh! Sakit” rintih Michel.

“Michel, tenanglah. Keadaanmu sedang tidak baik saat ini. Kamu masih dalam tahap pemulihan, kamu masih butuh istirahat yang banyak,” ujar Kak Alvin/ Dokter Alvin sambil menyuntikan obat tidur pada selang infus Michel.

***

Disisi lain, seorang laki-laki terbujur kaku dengan alat-alat yang menempel pada tubuhnya. Dan bunyi elektrokardiogram memenuhi ruangan itu. Sudah satu bulan sejak kecelakaan yang menimpa mereka. Namun, baru Michel yang sudah siuman dan berhasil melewati masa kritisnya. Sedangkan, laki-laki tersebut seperti enggan untuk membuka matanya.

Tak hanya itu, whiplash juga melingkar di lehernya bak kalung yang melingkar indah di lehernya. Karena benturan kuat yang mengakibatkan lehernya mengalami cedera yang cukup parah.

Kecelakaan yang terjadi dengan tiba-tiba membuat mereka mengalami luka yang cukup parah, apalagi saat itu mereka menggunakan motor sport.

Laki-laki itu adalah Revano Araga Alviansyah. Laki-laki yang sangat ingin Michel temui sekarang ini. Raga adalah sahabat Michel dari kecil, dari mereka masih bayi dan sampai mereka berusia 17 tahun. Bagi Michel, Raga bukan sekedar sahabat tapi juga sebagai sosok miraclenya yang selalu menjaga dan melindunginya.

Namun, saat ini tak ada lagi sosok miraclenya yang selalu menjaga dan melindunginya, tak ada lagi sosok Raga yang selalu bersama Michel saat dia diganggu oleh orang asing, tak ada lagi sosok Raga yang selalu menjadi tameng untuk Michel, dan kini hanya ada sosok yang sedang terbaring tak berdaya. Dia yang dulu menjadi miracle sekarang melah memberi kesedihan bagi Michel.

_*Semuanya sudah tak seperti dulu lagi. Waktu membawa mereka dalam masa-masa sulit. Bukan untuk menyerah, namun dengan tujuan agar ‘mereka’ dapat menguatkan satu sama lain. Karna akan ada saatnya kamu terdiam, terpaku pada satu titik.*_

***

Hari sudah mulai petang, Michel mulai menunjukan kesadarannya, jari jemarinya sudah bergerak disusul dengan mata hazelnya yang mulai terbuka dari tidurnya. Kali ini, ia tak memberontak seperti siang tadi.

Saat ini pandangan Michel tertuju pada bunda, ayah, dan kedua adik kembarnya yang tertidur kelelahan karna menjaganya. Mungkin ini saat yang tepat untuk Michel mencari Raga, tanpa harus merepotkan keluarganya. Dia pasti bisa menemukan Raga disalah satu kamar di rumah sakit ini.

Michel melepas infus yang tertempel di atas telapak tangannya dengan pelan agar rasa sakitnya tak begitu terasa. Dan tanpa menggunakan alas kaki, Michel berjalan mengendap-endap  meninggalkan ruangannya.

Kumpulan Cerpen CPHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang