Bab. 9 |🌷Ekskul⚘

852 156 897
                                    

Jangan lupa vote nya ya 🤗🤗🤗

Ada di pojok vote nya jangan lupa😂

Part ini agak panjang, jangan kabur ya😭

Part ini agak panjang, jangan kabur ya😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aldy

"Oi, ngapain lo, Al?" Sahabatku, Benny menanyaiku dan dengan ekspresi setengah ingin tertawa melihatku.

Aku berusaha bangkit dan memegangi pantatku yang sakit membentur lantai kelas. Aku juga melihat Amanda menoleh ke arahku. Setiap orang pasti akan melakukan hal yang sama jika mendengar suara aneh seperti itu, apalagi dengan tawa meledak di seluruh ruangan, justru akan sangat aneh jika Amanda tidak menatap ke arahku.

Dengan mengabaikan segala pikiran tentang apa yang sedang dipikirkan Amanda saat melihatku dalam kondisi memalukan seperti ini, aku pun duduk di sebelah Benny. Masih menatap Amanda yang sedang menatap bingung ke arahku. Ekspresinya biasa-biasa saja kulihat.

"Lo nggak apa-apa, Al?" tanya Benny lagi. "Makanya, kalo duduk tuh lihat yang bener kursinya ada di mana, jangan main duduk aja lo." Dia menasihatiku, tapi kelihatannya lebih terdengar seperti meledek.

Aku tidak menjawab apa-apa dan masih belum bisa mengalihkan pandanganku dari Amanda. Aku hanya bisa tersenyum saja. Sebuah senyuman yang aku paksakan untuk menutupi rasa maluku.

Aku benar-benar memalukan.

Lalu beberapa detik kemudian, aku melihat Amanda tersenyum.

Ya Tuhan... detak jantungku semakin cepat. Aku melihatnya tersenyum untuk pertama kalinya. Aku tidak peduli itu senyuman menertawakan karena aku jatuh atau senyuman yang lain, yang jelas Amanda tersenyum saat melihatku, dan aku gembira sekali.

"Selamat pagi, anak-anak!" sapaan Pak Burhan membuyarkan lamunanku dan membuat Amanda harus memutar kepalanya kembali menatap ke arah depan.

Aku tidak bisa lebih lama lagi melihat senyumannya.

"Pagi, Pak!" sahut murid-murid serentak, hanya aku seorang yang diam. Tapi aku pikir tidak akan memberikan pengaruh yang besar jika satu suara tidak terdengar.

🍁🍁🍁

"Lo mau masuk ekskul apaan, Al?" tanya Benny saat kami sedang jalan santai di koridor sekolah.

Aku menjawabnya sambil makan permen lolipop pemberian Benny dari kantin. "Gue belum tahu."

"Kok belum tahu gimana? Lo harusnya kan udah mutusin buat masuk ekskul apaan? Gimana kalo masuk ke ekskul gue aja?" Benny dengan bangga menawarkan.

"Emang lo ikutan ekskul apa di sini?" tanyaku.

"Pecinta Alam."

Aku kaget dan permen lolipopku hampir tertelan. "Pecinta Alam?" Ada banyak pikiran terlintas di benakku ketika aku mendengar nama ekskul itu. "Yang manjat-manjat tebing gitu, kan?"

Aldy (My Perfect Boyfriend)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang