Bab. 19 | 🌷 Kenapa Bukan Aku?⚘

589 103 658
                                    

Aku mau bacot dulu boleh nggak?

Intinya aku gak bisa mencegah spoiler bertebaran😭😭😭 jadi bagi yang gak mau kena spoiler ya ga usah ngelirik komen pembaca lain 😂😂😂😂

Intinya aku gak bisa mencegah spoiler bertebaran😭😭😭 jadi bagi yang gak mau kena spoiler ya ga usah ngelirik komen pembaca lain 😂😂😂😂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raisa

"Waaaahhhh ... selamat ya, kalian berdua. Akhirnya jadian juga. Gue kan udah bilang sama lo Man, kalo Aldy itu beda, makanya lo bisa deket sama dia. Akhirnya feeling gue bener kan. Lo jadian juga sama nih anak." Natasha menunjuk ke arah Aldy.

Amanda tersenyum malu-malu. "Apaan sih, lo? Nggak usah ngeledek terus, deh. Emangnya kapan lo bilang gitu sama gue?"

"Pura-pura lupa," ledek Natasha setengah meradang.

"Gue nggak nyangka, Al." Benny menepuk bahu Aldy keras sekali dan membuat Aldy kesakitan.

"Eh, lo kira-kira dong," protes Aldy. "Emangnya nggak bisa lebih pelan dikit apa lo nepuk bahu gue? Kebiasaan deh, lo."

Benny hanya tersenyum tanpa dosa dan menunjukkan tanda V dengan jarinya. "Sorry deh, Al. Lo kayak nggak tahu gue gimana aja."

Aldy mendengus.

"Ih, Benny. Lo apa-apaan, sih? Jangan bikin keributan, dong." Natasha menegurnya. "Hari ini tuh kedua temen kita lagi bahagia. Lo ngapain malah bikin masalah di sini? Bilang selamet dong, sama mereka."

"Selamet ya, Bro." Benny memeluk Aldy kencang sekali dan bikin Aldy berteriak-teriak.

"Oi, oi. Lepasin gue. Bushet dah."

Natasha dan Amanda pun tertawa melihat kehebohan yang ditimbulkan Benny dan Aldy.

Semuanya larut dalam kebahagiaan mereka hari ini, sementara aku? Siapa pun tidak akan ada yang bisa memahami bagaimana sakitnya hati ini melihat kebahagiaan mereka. Dan aku putuskan untuk pergi meninggalkan mereka. Tanpa diketahui bahwa aku sejak tadi memperhatikan mereka. Mereka tak perlu tahu. Tak perlu tahu tentang kesedihanku.

Kenapa aku nggak bisa mendapatkan Aldy? Kenapa harus Amanda? Kenapa bukan aku?

Aku masih larut dalam kesedihanku. Menangis sendirian di halaman belakang sekolah yang sepi, bahkan aku tidak menghiraukan bunyi bel masuk yang sudah berbunyi. Aku sedang tidak ingin melakukan apa pun hari ini.

Saat istirahat aku datang ke kantin yang dipenuhi para murid. Suasana yang ramai ini sedikit pun tidak bisa membuat hatiku yang sedang gundah merasa lebih baik. Kenapa aku harus pergi ke kantin yang ramai? Karena aku tidak mau terlalu lama menyendiri dalam kesedihan ini, itu akan membuatku semakin menderita. Setidaknya jika aku bergabung dengan banyak teman-temanku, aku akan bisa melihat hal lain yang bisa membuatku sedikit melupakan kejadian pagi ini yang membuat aku benar-benar shock.

Tapi apa yang kudapat di sini? Aku justru melihat Aldy dan Amanda. Kenapa mereka harus berada di sini?

"Mau nambah saos?" tanya Amanda mengangkat sebotol saos dan menawarkannya pada Aldy.

Aldy (My Perfect Boyfriend)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang