Bab. 36| 🌷 Kenapa Putus? ⚘

442 75 467
                                    

Halo sayang😍😍😍

Aku datang lagi. Maap ya kalo aku muncul terus🤧🤧 mudah-mudahan ga bosen ya😭😭

Deadline di depan mata😩😩

Deadline di depan mata😩😩

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Amanda

Aku tidak tahu harus senang, sedih, atau menyesal saat sejak tadi aku berharap bisa terlepas dari penjelasan guru yang sangat membosankan, kini aku telah berhasil. Aku berhasil keluar dari kelas dan tidak lagi mengantuk mendengarkan ceramah guru.

Tapi apakah aku bisa merasa lega dan tenang sekarang ini, di saat aku melihat apa yang ada di depanku. Haruskah aku pergi dan kembali ke dalam kelas mendengarkan ceramah guru atau aku harus tetap berada di sini?

Aku bingung.

Ternyata Aldy benar-benar pingsan saat di kelas. Lalu guru menyuruh kami untuk membawa Aldy ke UKS, dan aku yang 'beruntung' mendapat tugas untuk menungguinya di sini. Kata guru akulah yang paling dekat dengan Aldy selama ini, ya semua orang tahu kami pernah pacaran. Tapi sekarang kan sudah tidak lagi, dan kenapa harus aku yang harus menjaganya di sini?

Aku seharusnya bisa menolak perintah ini, tapi aku tidak bisa. Hanya anggukan yang aku berikan pada guru. Pertanda aku menyetujuinya, dan aku akan kembali bertatap muka dengan cowok ini.

Beberapa menit kemudian, aku masih mencoba bertahan duduk di kursi ini dan memandangi wajah pucat yang sekarang sedang terbaring di atas tempat tidur. Aldy masih belum sadar juga dari tadi. Namun beberapa detik setelah aku berpikir untuk meninggalkannya saja, aku melihat cowok itu mulai bergerak tak nyaman kemudian membuka matanya.

Hatiku merasa lega. Bukan atas kemauanku sendiri, tapi entahlah melihatnya sudah sadar memuat hatiku lega. Mungkin ini karena aku merasa tugasku menemaninya sudah selesai dan aku akan segera pergi. Ya, aku akan segera pergi.

Aku bangkit dari dudukku dan berjalan meninggalkannya. Dia sudah sadar dan aku rasa tidak membutuhkan bantuanku lagi. Aku juga tidak berniat untuk memberinya bantuan padanya. Ini hanya perintah dari guru.

"Amanda."

Dia memanggilku dengan suara lemahnya membuatku menghentikan langkahku tanpa aku menoleh ke belakang lagi. Aku tidak ingin bertatap muka lagi dengannya.

"Makasih."

"Hm. Bu Lela yang nyuruh gue buat nungguin lo di sini. Kalo bukan karena perintah dari dia, gue juga nggak bakalan ada di sini." Aku berusaha meluruskan hal ini agar Aldy tidak ge-er dan berpikir yang macam-macam tentangku.

"Aku tahu, kok. Karena itu makasih udah nemenin aku di sini."

"Hm."

"Kamu bisa nunggu sebentar lagi?"

Pertanyaan itu membuatku terpaksa harus memutar tubuhku. Kami kembali bertatap muka. Cowok itu duduk di tempat tidur dan aku masih berdiri di tempat semula. Hal yang ingin aku hindari tapi selalu gagal adalah hal ini, yaitu bertatap muka dengannya dan melihat matanya.

Aldy (My Perfect Boyfriend)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang