Bab. 20 | 🌷 Interogasi⚘

547 101 543
                                    

Aldy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aldy

Suatu hari saat aku mengantar Amanda pulang, aku bertemu dengan mama Amanda yang baru pulang dari Surabaya. Baru pertama kali ini aku bertemu dengannya semenjak aku mengenal Amanda.

Tanpa memikirkan apa pun, ternyata semua ibu di dunia ini sama. Selalu mengkhawatirkan anak-anaknya di saat mereka sedang berada jauh dengannya, selalu memikirkan anaknya di mana pun berada. Dan ketika bertemu setelah beberapa saat berpisah, pasti pelukan adalah hal pertama yang akan dilakukan mereka.

Aku melihat kebahagiaan di mata mama Amanda, namun tidak demikian dengan Amanda. Dengan alasan tertentu dia kelihatan kurang senang dengan kepulangan mamanya kali ini.

Kami sempat makan siang bersama. Mama Amanda sangat memperlakukanku baik, bahkan dia juga mengambilkan nasi dan lauk-pauk untukku, persis seperti apa yang dulu pernah Ibu lakukan padaku. Selalu memanjakan aku saat sedang makan bersama. Hal yang sudah lama tidak aku dapatkan sejak kematian Ibu, kasih sayang dan perhatian seorang ibu yang telah lama hilang dari hidupku, akhirnya aku dapatkan kembali hari ini dari Tante Laras--mama Amanda.

Aku bahagia sekali. Sungguh, aku bahagia.

"Tante benar-benar terkejut mendengarnya. Selama ini Tante belum pernah lho, melihat Amanda bisa sedekat ini dengan teman-temannya di sekolah. Apalagi sampai mengajak teman ke rumah."

Aku tahu kenapa Amanda tidak pernah mengajak temannya ke rumah, dan aku pikir itu tidak perlu untuk dibahas ataupun dipikirkan lagi. Tidak penting lagi untukku memikirkan hal itu.

"Saya juga senang kok, bisa diajak makan siang di rumah ini, Tante," ujarku tulus. "Masakan Tante enak sekali. Saya benar-benar berterima kasih pada Tante."

"Aduh, Tante jadi tersanjung mendengarnya. Jarang-jarang lho, ada yang memuji masakan Tante ini enak."

Amanda mendelikkan kedua matanya.

"Lalu bagaimana dengan keluarga kamu? Papa kamu punya bisnis apa?"

"MAMA!" seru Amanda yang membuatku kaget. Bukan hanya aku saja yang kaget, tapi aku pikir mamanya juga kaget. "Mama apa-apaan sih, nanya-nanya kayak gitu? Emangnya perlu ya, Mama tuh nyelidikin pekerjaan orang? Nggak penting banget."

"Amanda, Mama ini cuma sekedar bertanya aja. Nggak ada maksud lain sama sekali." Tante Laras berusaha menjelaskan.

"Tapi aku nggak suka Mama nanya-nanya kayak gitu sama Aldy. Mama tuh sama aja nunjukin kalo Mama tuh matre, tahu nggak?!"

"Manda, kamu nggak boleh ngomong gitu dong, sama Mama kamu," ujarku memperingatkannya dengan suara pelan dan lebih tepatnya berbisik. Sepertinya Amanda marah sekali dan aku tidak tahu kenapa dia sampai semarah ini pada mamanya.

Amanda tanpa bicara apa-apa langsung beranjak dari duduknya dan pergi keluar dari ruang makan.

"Amanda, mau kemana kamu?!" teriak mamanya khawatir.

Aldy (My Perfect Boyfriend)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang