Bab. 39|🌷 AADC (Ada Apa Dengan Clara) ⚘

426 71 389
                                    

Semoga waktu baca part ini kalian lagi bahagia ya💚💚💚💚

Semoga waktu baca part ini kalian lagi bahagia ya💚💚💚💚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aldy

Aku gagal dalam semua hal. Bagaimana bisa satu pun usahaku tidak ada yang membuahkan hasil? Aku gagal membujuk Papa dan juga Amanda. Aku tidak tahu lagi harus berbuat apa untuk menyelesaikan masalah ini dan mengakhiri dendam yang telah tertanam selama bertahun-tahun lamanya.

Benarkah dendam itu memang tidak bisa dihilangkan? Lalu dengan cara apa aku bisa merubah semuanya? Haruskah aku benar-benar menyerah?

Aku berjalan kaki di trotoar pinggir jalan sambil memandangi sebuah amplop cokelat yang tadi kuberikan pada Amanda tapi gadis itu membuangnya. Dia menolak kenyataan bahwa papanya juga bersalah. Masih saja dia keras kepala dan tetap mempertahankan dendam dan kebencian itu di hatinya.

Dengan mencetak artikel-artikel yang kutemukan susah payah, tadinya kupikir dengan cara ini aku akan bisa membujuk Amanda untuk mengakhiri perselisihannya dengan Papa dan hidup damai. Tapi ternyata aku salah. Amanda dan Papa sama-sama merasa benar dan tidak ada yang mau mengalah sedikit pun.

Kenapa mereka berdua harus sekeras kepala ini?

Karena merasa sudah tidak membutuhkan artikel-artikel itu lagi, aku pun membuangnya ke tempat sampah masih dengan harapan akan ada keajaiban suatu saat nanti dan perdamaian yang aku tawarkan ini akan benar-benar terjadi.

Saat aku menoleh dari arah tempat sampah, aku terkejut melihat seseorang yang sangat aku kenali berada di tempat yang tidak seharusnya. Berkali-kali aku mengucek mataku untuk mengecek kebenarannya, berharap aku salah lihat tapi ternyata aku tidak salah. Itu benar-benar dia.

"Kak Clara?"

Kak Clara berdiri di tengah-tengah jalan raya yang dipenuhi kendaraan bermotor. Lalu-lalang kendaraan seperti tidak dia pedulikan. Aku melihatnya menangis dan dia terlihat seperti sedang berputus asa. Ada apa dengannya dan apa yang dia lakukan di tengah jalan raya seperti ini? Tidakkah dia tahu kalau itu berbahaya? Bagaimana jika nanti ada kendaraan yang menabraknya?

Tidak perlu berpikir terlalu lama, segera saja aku berlari ke arahnya. Berkali-kali aku hampir tertabrak mobil dan mendengar bunyi klakson-klakson mobil, dan berkali-kali juga aku mengangkat tanganku serta mengatakan maaf kepada si pengemudi itu. Pikiranku hanya tertuju pada Kak Clara yang sekarang ini masih tetap berada di tengah jalan. Bunyi-bunyi klakson mobil tidak dia hiraukan sedikit pun.

Setelah perjuangan yang sangat keras menerobos keramaian jalan raya, aku berhasil sampai di tempat Kak Clara ketika sebuah mobil hendak menabraknya. Untung saja aku masih sempat menarik tubuhnya membawanya menepi di bahu jalan.

Kak Clara tampak shock dengan apa yang baru saja terjadi, apalagi saat menyadari sekarang ini dia berada di pelukanku. Dalam pelukan seseorang yang amat dia benci selama ini.

Aldy (My Perfect Boyfriend)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang