Bab. 14 | 🌷Satu Di Antara Dua⚘

724 129 852
                                    

Part kali ini SPESIAL FOR 15K JANJI AMANDA 🎉🎉🎉🎉🎉
Alhamdulillah banget😭😭😭

Gapapa hepi-hepinya di sini ya wkwkwk

Jangan lupa vote dulu beb😍

Jangan lupa vote dulu beb😍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raisa

Meskipun banyak orang yang berkata bahwa sahabat tidak akan pernah bisa menjadi cinta, tapi aku tidak pernah mempercayainya. Apa salahnya jika sahabat menjadi cinta? Banyak juga yang sudah membuktikannya dan mereka semuanya bahagia. Aku pun juga ingin menjadi salah satu dari mereka yang bahagia karena persahabatan yang berubah menjadi cinta.

Aku menunggu Aldy di sebuah taman. Satu-satunya taman yang berada paling dekat dengan sekolah kami. Aku membuka tasku dan mengeluarkan sebuah amplop berwarna biru muda. Surat cintaku untuk Aldy. Aku berencana memberikannya sekarang. Aku tidak tahu ini kesempatan yang bagus atau tidak, tapi aku hanya tidak ingin terlalu lama membuang waktuku yang berharga. Semakin cepat semakin baik.

Aku mendengar suara deru motor yang mendekat ke arahku. Saat aku menegakkan kepalaku, sebuah motor sport merah melaju ke arahku dan berhenti di dekat aku duduk. Awalnya aku tidak tahu siapa orang itu, tapi setelah orang itu melepas helmnya aku baru tahu kalau itu Aldy.

Dengan kilat aku kembali menjejalkan surat cintaku ke dalam tas dan menyambut kedatangan Aldy dengan senyuman.

"Sorry ya, gue lama. Soalnya tadi harus balikin buku ke perpustakaan dulu. Antriannya panjang banget." Aldy menjelaskan tentang keterlambatannya.

Aku tidak mempermasalahkan sama sekali dan hanya mengangguk saja saat Aldy duduk di sebelahku.

"Lo udah lama?"

"Gue juga baru nyampe, kok," ujarku berbohong.

"Oke."

Suasana hening. Aku dan Aldy saling mendiamkan diri masing-masing dan sibuk dengan pikiran sendiri-sendiri.

"Mmm ... Al?"

"Hm?"

"Keluarga lo di sini ... apa bener mereka semua baik sama lo?"

Aku selalu mengkhawatirkan tentang hal ini. Aldy tinggal di Jakarta dengan keluarga barunya dan yang membuat aku cemas adalah apakah mereka semua menerima Aldy dengan baik di rumah mereka? Aldy juga terkesan menjawab singkat dan sedikit aneh saat aku menanyakan tentang keluarganya lewat telepon.

Aldy diam sesaat, kemudian mengangguk ringan. "Hm. Mereka semua baik sama gue. Kan gue udah pernah bilang. Papa gue, adik gue, kakak gue. Semuanya baik."

Perasaanku sedikit lega mendengarnya. "Oh. Syukur deh, kalo gitu. Gue ikut seneng dengernya." Aku tak tahu kenapa tapi sepertinya Aldy menyembunyikan sesuatu dariku. Tapi kuharap aku salah dan semua memang baik-baik saja seperti yang dia katakan.

Aldy (My Perfect Boyfriend)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang