Mirip

282 14 21
                                    

"Miss Kezeeya... "

"Ya?" Responku spontan.

Kulihat Dira menatapku seolah bertanya, kamu dari mana aja? Aku yang bingung harus merespon apa, memilih diam, menunggu dia kembali bicara.

Dira menghampiriku, diikuti temannya di belakang. "Mis Kezeeya, ada waktu?" tanyanya ragu.

Aku punya banyak waktu, tapi aku enggan menjawab begitu. Sejujurnya sejak kejadian itu, aku memilih menghindari Dira. Jangan tanya alasannya, aku hanya ingin menghindarinya. Aku merasa aneh jika di dekatnya. Dia seperti pemicu yang membangkitkan sesuatu dalam diriku. Sesuatu yang 9 tahun ini dengan susah payah aku kubur dan ingin aku lupakan.

"Are you okay, Mis?" Tanya Dira setelah menjentikkan jarinya di depanku. Membuat temannya terkekeh pelan melihat ekspresi kagetku.

"Ehm, yah. I'm okay!"

"Jadi, Mis ada waktu untuk saya?" Tanyanya lagi.

Aku menatapnya seolah kini aku yang bertanya, mau apa?

Dira tersenyum, "saya hanya ingin ngobrol sebentar." Ucapnya seakan paham dengan maksud tatapanku.

"Saya harus membereskan beberapa berkas dulu." Kataku menanggapi.

"Saya nggak keberatan, saya akan tunggu sampai Mis selesai."

"Oke, kalau begitu saya permisi." Kataku lalu beranjak pergi meninggalkan mereka.

"Saya tunggu di sini ya, Mis." Ucapnya sukses membuatku berhenti melangkah untuk berbalik menengoknya lalu mengangguk.

Dira tersenyum lagi, menampakkan deretan gigi putihnya dan mata bak bulan sabit. Tanpa sadar sudut bibirku tertarik ke atas dan hatiku menghangat melihat tingkah manisnya itu.

Aku melanjutkan langkahku menuju ruangan. Membereskan beberapa berkas yang berceceran di meja, sambil memikirkan apa yang ingin Dira bicarakan?
**

"Temen kamu?" Tanyaku pada Dira yang kini duduk sendirian.

"Renata? Dia udah pulang duluan."

"Oh, saya kira dia mau ikut."

"Memang kita mau ke mana, Mis?"

"Saya ikut kamu aja?"

"Minimarket dekat kampus, mau?"

Aku menatapnya bingung.

"Di sana bisa beli kopi dan makanan ringan juga, atau Mis mau ke Sbux?"

"Saya lagi malas berkendara."

"Oke, jadi kita ke minimarket aja ya."

Aku mengangguk.

Kami berjalan berdampingan tanpa percakapan, seolah sibuk dengan pikiran masing-masing. Sesekali saling melirik dan tersenyum.

"Mis mau minum apa? Kopi, Teh, Soda, Vodka?"

Aku mengerjap kaget.

"Hehehe, bercanda. Nggak boleh ya Mis, minum begituan dosa."

Aku tersenyum menanggapinya, "saya mau...." kataku menggantung. Aku menatap Dira sebentar lalu berpikir, apakah Dira akan menertawai pesananku?

"Mis?"

Aku menatapnya lagi, lidahku tiba-tiba kelu. "Saya... Emm...Emm.. Su...su coklat saja."

Dira menaikan satu alisnya, raut wajahnya nampak kaget, namun kulihat dia sangat pandai menguasai ekspresinya. Aku pikir dia akan tertawa atau tersenyum mengejek, namun gadis ini nampak sopan. Sangat sopan.

She is Like YouWhere stories live. Discover now