Ruang Tata Boga

200 34 5
                                    

Dan lagi lu kan cowok, masa lu takut sih dari pada cewek? Gak ada keren-kerennya lu jadi cowok

-Mawar

Maaf, aku lebih memilih perasaan sahabatku dari pada perasaan diriku sendiri

-Gerald

***

RWAAHHH!!!

Ternyata ada dua yang bersembunyi di bawah meja guru dan aku tidak tahu kalau mereka berada disana.

Mereka menghampiriku dengan tatapan ganas mereka dan suara erangan mereka yang cukup keras terdengar. Aku hanya pasrah dengan keadaanku ini, karena mereka ada dua sedangkan aku hanya sendiri.

Melihat mereka ada dua, aku langsung menutup mataku tanda bahwa aku menyerah dengan keadaan ini.

"Haha emang udah gak ada harapan lagi...!" Gumamku dengan mata tertutup pasrah.

PRANKK!!!!

Tiba-tiba terdengar suara kaca pecah dan ada yang masuk lewat jendela. Aku merasa ada sesosok yang datang dari jendela dan berdiri di depanku.

Tentu saja, aku tidak tau itu siapa. Mungkinkah malaikat pencabut nyawa yang siap untuk membawaku bersamanya? Mungkin saja.

BUK...BUK....DUK...DUK...

Kenapa malaikat itu terdengar memukuli sesuatu ya? Apa dia
dia sedang menendang salah satu dari mereka dan memukul yang satunya lagi dengan pukulan kasti.

"Oy.... lu kan cowok, masa takut ama hal beginian? Kalah ama gua yang cewek? Dasar lemah!"

Suara ini sepertinya aku mengingatnya, aku langsung membuka mataku ternyata yang muncul di hadapanku adalah teman sekelasku

Mawar.

Dia adalah wanita terfavorit kedua di sekolahku, dan dia ini sedikit tomboy.
Walaupun kelakuannya kaya anak cowok, namun dia sangat cantik dan sebanding dengan Melati.

"Mawar?"

Tanpa sadar, aku menatapnya dengan tajam.

"Iya emang kenapa sih lu ngeliatin gua kaya gitu? Kaya gak pernah ngeliat cewe cantik aja, haha."

Tubuhku mendekatinya dan memeluknya tanpa aku sadari.

"Eh...eh...ngapain lu peluk gua lepasin oy lepasin gua, kalo gak gua tonjok lu." Ucapnya yang ingin melepaskan tangannya dari pelukanku.

Walaupun aku mendengar dia melontarkan makian dan ingin lepas dari pelukanku, ternyata aku tetap tidak bisa melepaskan pelukanku darinya. Aku merasa seluruh badanku gemetaran karena saking senangnya ada teman di sampingku.

Setelah beberapa menit, akhirnya aku sadar karena aku telah melakukan yang sangat tidak sopan dan melepaskannya,
"Eh...Sorry Mawar gua gak sengaja meluk lu, kalo lu gak terima pukul gua aja nih. . ."

Mataku langsung aku tutup. Aku sudah siap menerima pukulan darinya karena aku sudah berbuat seenaknya kepadanya.

"Hah mukul lu? lagi gak mood gua." Ucapnya menyilakan kedua tangannya ke dadanya.

"Kenapa gak mood?" Tanyaku yang tidak tau dengan sikapnya sekarang.

"Dari yang gua liat kayanya lu frustasi karena sendiri dalam keadaan begini, dan karena gua liat lu ketakutan ya gua gak jadi mukul lu, gak tega." jawabnya dengan memalingkan mukanya dariku.

Virus Injection Blood [END] ✓Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt