Diobati Bidadari

143 26 0
                                    

Kamu bukan superman jadi
Kamu jangan sok kuat kaya gini

-Melati

Krekkk!!!

Suara apa itu? Terdengar suara kaca yang terinjak.

Mataku langsung mencari asal sumber pecahan kaca tersebut. Ketika aku mencari sumber suara tersebut, aku mempunyai firasat buruk. "Jangan-jangan suara tersebut..."

Deg!

Benar apa yang firasatku rasakan. Ya Tuhan…! Aku menginjak serpihan kaca di lantai hingga membuat suara yang begitu keras terdengar sampai seluruh sekolah.

“Oon banget sih lu no, sampai nginjek kaca.” Ucap Mawar dengan bersuara kecil.

“Sorry gua gak sengaja nginjek Mawar.” Jawabanku dengan suara bisik-bisik.

“Apa mereka akan kesini Retno?” Tanya Melati dengan wajah khawatir.

“Kalau menurut gua, mereka itu tertarik bunyi, jadi kalo ada suara sekecil apapun pasti mereka langsung datang Melati.” Jawabanku dengan polosnya.

“Terus, kita harus bagaimana Retno?!”

Mendengar Melati yang menanyakan itu, membuatku berfikir untuk melakukan sikap siaga yang ada di film-film.

“Semuanya langsung saling membelakangi satu sama lain. Mawar ke arah depan, Melati kearah samping, dan gua kearah pintu keluar!"  Perintahku kepada mereka berdua.

“Tapi, kalo mereka dateng mengepung kita di luar gimana no? Kan Melati gak bisa bela diri.”

Aku baru ingat, Melati tidak bisa bela diri sama sekali. Jangankan bela diri, membelah seekor katak di praktek biologi aja, dia sampai muntah-muntah.

Lalu aku melihat kearah Melati. Benar saja, ternyata dia sudah gemeteran ketakutan dalam situasi yang genting ini.

Aku tidak mengkhawatirkan si Mawar, karena dia sudah bisa bela diri dan dia merupakan juara taekwondo nasional.

Karena melihat Melati yang gemeteran, aku mencoba untuk menenangkannya agar dia tidak takut. “Selo aja Melati, ada gua yang jagain lu haha.”

“Yee…lu aja waktu kemaren takut ama mereka no bagaimana lu bisa ngelindungin Melati ?.”

“Diem lu Mawar! gua gak ngomong ama lu!”

Melihat aku dan Mawar adu mulut, membuat Melati sedikit terhibur dan tidak lagi gemeteran.

"Hihihi, kalian berdua walaupun disaat genting sekarangpun, kalian tetap akrab ya..." Ucap Melati tersenyum melihat aku dan Mawar beradu mulut.

Bagaimana dia bisa mengatakan seperti itu coba? Akrab dari mananya?

"Gua akrab Ama dia? Ha... jangan ngebuat gua ketawa Melati. Gua ama cowok penakut ini? Itu hanya di dalam mimpi saja sahabatku." Ucap Mawar berkacak pinggang.

Lagi-lagi dia merendahkanku, dasar si Mawar! Sial, kenapa harus ada dia sih saat ini?

"Sialan lu Mawar!"

Melati meredakan amarahku untuk tetap siaga. Aku tersadar, kalau kami sekarang berada di waktu yang kurang tepat untuk berdebat. Aku langsung mengambil posisi kembali menghadap ke arah pintu.

Kalian pasti bertanya-tanya, kenapa kami bertiga masih bisa melihat satu sama lain di dalam ruangan gelap ini bukan? Alasannya, karena pintu yang kami masuki tidak kami tutup. Jadi kami masih bisa melihat keadaan sekitar. Ya, walaupun hanya remang-remang karena posisi ruangan ini di pojok bangunan yang minim sinar matahari.

Virus Injection Blood [END] ✓Where stories live. Discover now