Bertemu

82 17 0
                                    

Tanpa aku sadari, kedua kaki ini mengikuti mereka dengan cepat. Saking senangnya bisa bertemu dengan sahabat lamaku.

"Retno, tunggu!"

Terdengar dari belakang suara Melati. Namun kakiku terus tetap melangkah tanpa menengok kebelakang terlebih dahulu.

Setelah beberapa tenda aku lalui, Gerald bersama 2 cewek tersebut langsung masuk ke sebuah rumah yang kelihatannya memiliki fasilitas terlengkap di sini.

"Kenapa mereka masuk ke sana?" pikirku melihat sebuah rumah dengan ornamen kayu yang menghiasi keseluruhan bangunan itu.

Tiba-tiba seseorang menepuk bahuku. Karena tepukan itu, aku menoleh kearah belakang yang menemukan Mawar adalah orang yang menepuk bahuku tadi.

Aku melihat mereka berdua yang terlihat sangat kelelahan. "Apa mungkin mereka tadi mengejar gua?" gumamku dalam hati.

“Eh no, ada… apaan sih… sampai… sampai… ninggalin… gua… hah… ama…Melati?” tanya Mawar dengan nafas yang tidak beraturan.

“I… i... iya Retno… ada apaan… sih?” tambah Melati yang juga terlihat ngos-ngosan.

“Eh kalian, pertama-tama tarik napas dalam-dalam… lalu keluarkan perlahan-lahan. Tarik lagi… keluarkan lagi, tarik lagi… keluarkan lagi...," ujarku memperagakan mengatur nafas. "Bagaimana?” tanya ku.

“Iya no udah baikan... Eh tapi bukan itu yang gua maksud!" ujar Mawar yang sekarang sudah tenang.

“Maksud lu?” tanyaku dengan mengangkat alis kanan.

“Kenapa lu langsung ninggalin gua ama Melati? Apa ada hal yang membuat lu terkejut, sampe-sampe lu langsung ninggalin kita berdua?"  tanya Mawar dengan penasaran.

“Jika dibilang hal yang mengejutkan sih, ini memang mengejutkan untuk gua..." jawabku sembari menengok kembali rumah kayu itu.

“Hal apaan itu?” tanya Melati.

“Apa kalian masih ingat tentang Gerald sahabat gua?” ucapku yang sekarang bertanya balik kepada mereka berdua.

“Eh maksud kamu, Gerald yang banyak di senengin ama kebanyakan cewek itu, kan?” ucap Melati yang masih menerka-nerka.

“Hem gua malah gak tau soal itu, tapi anggap aja kalian tau. Tadi gua ngeliat dia di depan tenda makanan.”

“Eh kok gua ama Melati gak ngeliat dia no?”

“Gua juga tadi langsung terkejut pas ngeliat dia bersama dengan dua cewek,” ujarku sembari menengok ke arah rumah itu.

Ketika aku mengatakan kebenaran soal Gerald dengan kedua cewek yang mengikutinya, mereka berdua memasang wajah kecewa. Entah apa yang membuat mereka seperti itu.

“Oh cewek toh yang lu liat...” ujar Mawar dengan raut wajah malasnya.

“Bukan ceweknya tapi gua ngeliat Gerald beneran.” ucapku menyangkal pernyataan Mawar. "Ya setengahnya, emang ngeliat cewek-cewek itu sih," lanjutku bergumam kecil sembari mengingat tadi.

“Apa lu bilang? Emang lu ngeliat ceweknya kan no? Dasar cowok buaya darat.”

“Kenapa sih lu Mawar, dari tadi nyari ribut mulu ama gua?!”

“Sudah-sudah jangan berantem, nah sekarang dia kemana Retno?” tanya Melati yang menanyakan Gerald.

Jari telunjuk kananku, aku arahkan ke rumah kayu itu. “Dia masuk ke sana!"

Melati mengarahkan pandangannya ke rumah itu. "Kalau gitu, kenapa kita gak kesana aja?"

Usulan yang bagus dari Melati. Kenapa aku tidak berpikiran langsung menemui Gerald secara langsung ya?

Virus Injection Blood [END] ✓Onde histórias criam vida. Descubra agora