Pengorbananku

96 18 0
                                    

*Brak*

Lalu terdengar suara pintu yang sudah mereka dobrak dari lantai dua. Dan para zombie itu berlari menuruni anak tangga dari lantai dua menuju ke arah kami.

"I... Itu...!"

Aku melihat ada anak kecil yang diikuti oleh para zombie itu. Rupanya zombie itu kesini karena mengejar anak kecil itu.

"Tolong... Tolong...."

Setelah aku amati, aku merasa kalau aku mengenal anak kecil itu. Rambut pirang dengan mata biru. Memakai baju jumpsuit berwarna cerah serta hidung yang mancung, membuatku teringat dengan anak tetangga di samping rumahku.

"Farah?"

"Apa kau mengenalnya, No?" tanya Mawar yang berada di sampingku.

Lalu aku menjelaskan kepadanya kalau anak kecil itu adalah anak tetangga yang sering main ke rumahku. Setelah aku menjelaskan singkat, Mawar menganggukan kepalanya.

"Mawar, keluarkan busur panah gua sama anak panahnya, sekarang!" perintahku.

Dengan cepat, Mawar mengeluarkan busur serta anak panah yang bisa di lipat itu dari tas. Kemudian, dia lemparkan kepadaku.

Setelah aku menangkap busur serta anak panahnya, aku langsung membidik mereka yang mendekati Farah.

*Syut... Syut...*

Aku melepaskan banyak anak panah ke arah zombie yang mendekati Farah. Tanpa ada jeda, aku terus melepaskan anak panah itu.

"Aduh... Tolong Farah! Huhu..."

Farah tersandung sesuatu dan dia menangis sambil meminta tolong.

“Walah, bocah itu malah jatuh lagi." Lalu aku menghadap kepada Mawar."Kita akan kesana untuk bantu bocah itu. Cover gua....”

Aku mengeluarkan pedang dari sarungnya dan membuang busur panah, karena sudah habis anak panahnya. Lalu Mawar mencoba untuk menahan langkahku.

“Tapi No, sekarang bukannya untuk jadi pahlawan mending kita kabur aja no!” ucapnya yang juga ketakutan melihat banyak sekali zombie.

“Apa setelah kita lewati rintangan bersama-sama, perasaan lu jadi mati?”

Setelah aku mengatakan seperti itu, Mawar langsung menundukkan kepalanya dan langsung mengatakan minta maaf kepadaku. Kemudian dia mengambil pistol yang berada di pinggangnya.

Go!”

Kami langsung berlari menuju anak kecil yang sedang meringuk sambil menangis. Mawar langsung menembakkan peluru kearah zombie yang ingin menyerang anak kecil itu.

Aku sudah mengatakan kepada Mawar, kalau tidak bisa Headshot bidik saja kearah kakinya. Mawar menganggukan kepalanya dan mencobanya.

*Dor... Dor...*

Para zombie yang tertembak itu langsung berjatuhan karena kaki mereka yang tertembak. Ternyata Mawar semakin mahir dalam menggunakan pistol itu.

Setelah aku sudah sampai di dekat Farah, aku langsung menebas zombie yang siap menerjangnya. Lalu aku maju untuk mengalahkan mereka yang sudah dekat sebanyak mungkin.

“Rasakan itu makhluk brengsek!" Sembari mengayunkan pedangku, aku melirik kearah belakang. "Apa dia udah ama lu, Mawar?"

“Iya, bocahnya sekarang lagi gua gendong.”  ujarnya yang ternyata Farah pingsan dan dia digendong di belakangnya.

“Bagus... sekarang kita mun—”

"Hwraghhh!!!"

Setelah aku membalikkan badan, ternyata di depan kami ada lima zombie yang tidak biasa. Kelima zombie itu mempunyai kuku yang sangat panjang.

Virus Injection Blood [END] ✓Where stories live. Discover now