Part 5

30.3K 4.4K 761
                                    




Renjun terbangun oleh alarm yang bergema di seluruh ruangan. Sejenak Renjun merasa bingung ketika ia mendapati dirinya terbangun di kamar yang terasa asing, tapi semenit kemudian Renjun tersadar bahwa dia sekarang berada di kamar asramanya. Ternyata Renjun memang benar-benar harus terbiasa dulu dengan lingkungan barunya itu.

Renjun menoleh ke kasur seberang dimana Jaemin yang juga baru terbangun dengan rambut yang mencuat kemana-mana. Renjun mendengus geli melihat penampilan si Ice Prince itu.

Diseberang sana Jaemin mematikan alarm ponselnya. Ternyata yang membangunkan Renjun adalah alarm dari ponsel pemuda itu.

Renjun melirik jam kecil yang berbentuk moomin yang berada di atas meja belajarnya. Semalam Renjun berjuang menyusun barang-barangnya dan menyusun ini itu di bagian wilayahnya sendirian. Mendorong lemari dan meja belajarnya sesuai keinginannya. Menyusun 2 boneka moominnya yang berukuran sedang di atas headboard bednya. Jaemin malam itu tak terlihat hingga jam 11 malam. Padahal peraturan asrama mengharuskan tidak ada yang berkeliaran setelah lewat dari jam 10 malam. Tapi apa peduli Renjun?

Jaemin datang jam 11 ketika Renjun menyusun pakaiannya di dalam lemari. Jaemin datang dan langsung menghempaskan dirinya di atas kasurnya lalu tampak bermain game di ponselnya.


***


Sekitar jam 4, bel tanda berakhirnya waktu sekolah berdentang sebanyak 3 kali. Renjun membereskan alat tulisnya dan menyampirkan tasnya di bahu. Jaemin yang di sebelahnya juga melakukan hal yang sama.

Sebelumnya Renjun cukup di buat terkesan oleh presentasi yang dilakukan seorang diri oleh Jaemin tentang sejarah peradaban Korea. Bahkan dia mengedit sendiri video presentasinya yang menggambarkan keadaan Korea pada masa kerajaan dan juga masa pendudukan Jepang. Bicaranya tegas dan gaya penjelasannya sangat menarik. Meskipun tidak ada nada keceriaan disana, tapi semuanya mengakui bahwa presentasinya benar-benar bagus.




Saat Renjun hendak mencapai pintu seseorang menepuk pundak Renjun hingga Renjun menoleh dan mendapati Haechan yang berdiri di sampingnya.

" Kau ingin langsung ke asrama?" Tanya Haechan. Renjun mengangguk.

" Keberatan berjalan bersama?" Renjun menggeleng.

Sepanjang perjalanan dari kelas menuju gedung asrama yang terletak di belakang gedung sekolah itu memakan waktu 10 menit. Sepanjang perjalanan mereka berdua hanya berdiam diri. Sama-sama tidak berminat untuk memulai pembicaraan.

Tak sengaja Renjun menoleh ke belakang dan mendapati Jaemin yang berjalan acuh di belakang mereka.

Tak sengaja Renjun menoleh ke belakang dan mendapati Jaemin yang berjalan acuh di belakang mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Renjun kembali menatap jalannya di depan. Mengacuhkan Jaemin yang berjalan 2 meter di belakang mereka.





Tapi saat mencapai lobi gedung, suara Haechan menginterupsi langkah Renjun.

" Ingat nanti kita ada kegiatan olahraga di sport center. Sekalian untuk menentukan siapa yang akan ikut dalam perlombaan sebagai perwakilan kelas. Aku yakin Jaemin itu tidak akan mau memberitahumu hal-hal seperti itu." Haechan menatap Renjun. Mereka sama-sama sedang menunggu lift di lobi.

Renjun menatap Haechan dan menoleh ke arah Jaemin yang tepat di belakang Haechan. Jaemin sama sekali tidak bereaksi apa-apa meskipun Haechan baru saja menyebut namanya.  Dan Haechan juga santai, mungkin ia tidak tau jika Jaemin berada tepat di belakangnya.

" Terimakasih." Ucap Renjun. Haechan mengangguk.

" kau bisa apa saja Injun? Ku panggil injun saja ya? Nama aslimu tidak cocok di lidahku."

Renjun mengangguk acuh. Ia juga tidak terlalu peduli orang mau memanggilnya apa saja.

" Basket, badminton. Aku juga bisa Wushu."

" Serius kau bisa basket? Jago?"

" Mungkin." Renjun berbicara sembari mengedikkan bahunya. Lift sebentar lagi turun.

" Jaemin akan memasukkanmu mungkin ke dalam tim nya." Haechan kini berbicara sembari melihat acuh ke belakang. " Benar bukan?" Ucapnya kepada Jaemin yang ada di belakangnya. Ternyata Haechan tau ada Jaemin di belakangnya.

Jaemin hanya menatap Haechan tanpa berucap apapun. Dan melangkah masuk terlebih dahulu ke dalam lift yang baru saja terbuka. Renjun ikut masuk di susul Haechan.

" Kelas kita masih butuh anggota basket. Mungkin Jeno akan tersingkir jika Kau di ikut sertakan. Dia hanya bisa menendang bola. Kadang refleknya yang bagus itu bisa menjadi petaka. Kau tau kan jika permainan basket tidak boleh menggunakan kaki? Nah dia sering reflek menendang bola menggelinding yang hendak keluar lapangan. Apa namanya? Aku bukan anak basket soalnya."

" Kick."

" Nah kick. Dia selalu melakukan itu hingga membuat Jaemin frustasi dan hendak melempar Jeno ke ring basket." Haechan berseloroh dengan nada serius.


" Kau berlebihan Hyuck." Suara berat itu membuat keduanya menoleh ke belakang.

" Kan aku benar." Jawab Haechan acuh.

" Siapa Hyuck?" Tanya Renjun.

" Aku. Nama asliku Lee Donghyuck. Tapi appaku sedikit kerasukan hingga menggantinya menjadi Haechan." Haechan mengucapkan semua candaan itu dengan raut serius.

Pintu lift terbuka dan mereka bertiga keluar.

" Kau tau letak gedung sport center?" Haechan bertanya kepada Renjun yang berada di sebelahnya. Renjun menggeleng.

" Mau berangkat bersamaku?" Tawar Haechan.

" Boleh." Jawab Renjun.

" Sekitar satu jam dari sekarang kau akan ku jemput." Jawab Haechan sebelum berhenti di depan pintu 103.

" Baiklah." Jawab Renjun.

Kini Renjun melangkahkan kaki ke kamarnya yang bernomor 101. Dengan Jaemin yang melangkah di depannya.

Setelah membuka pintu, Jaemin mengkode Renjun untuk masuk terlebih dahulu dengan wajah datar. Renjun segera melangkah masuk melewati Jaemin.

Renjun langsung melangkah mendekati kulkas yang berada di mini pantri. Mengambil air putih dingin dan langsung menenggaknya. Sedangkan Jaemin duduk sebentar di sofa yang berada di depan televisi melepas lelah.

" Kau mau minum?" Entah setan apa yang merasuki Renjun hingga bisa berbicara seperti itu setelah melihat Jaemin yang terlihat lelah.

Jaemin menoleh ke arahnya.

' Bodoh sekali. Dia tidak akan mengacuhkanmu.' Maki Renjun.



" Berikan aku sekaleng latte." Tanpa di duga Jaemin menyahut.

Renjun segera meraih Latte kaleng dan melangkah menuju Jaemin.

" Gomawo."

Renjun agak terpaku mendengar Jaemin berkata informal kepadanya. Tapi sedetik kemudian Renjun mengangguk dan menuju bednya dan menaruh tas nya asal. Mengacak lemari untuk mengambil seragam olahraga dan menuju kamar mandi.



" Tidak usah memakai seragam. Pakai saja baju asal."

Renjun kembali membeku di depan pintu kamar mandi. Jaemin baru saja berucap kepadanya.

" Ne?"

" Pakai kaos oblong pun tak masalah." Lanjut Jaemin.

Renjun akhirnya kembali ke lemarinya dan mencari baju lain.



TBC...

Stranger | Jaemren ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang