Part 21

27.7K 3.6K 521
                                    





Jaemin memasuki kelasnya dengan langkah agak gontai. Wajah dinginnya semakin dingin saja.





" Jaemin-ah? Kemana Renjun?"

Jaemin menatap Haechan yang menghalangi jalannya.


" Di rumah orangtuanya." Jawab Jaemin singkat sebelum melewati Haechan. Tapi Haechan menahannya.



" Jaem aku ingin bicara."

Jaemin kembali menatap Haechan yang lebih pendek darinya itu lebih datar.


Jaemin kembali menatap Haechan yang lebih pendek darinya itu lebih datar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.





" Sepertinya kau lupa kalau aku tidak suka bicara." Ucap Jaemin sebelum melepaskan cengkraman Haechan dari lengannya.


Haechan hanya mendesah frustasi. Haechan berfikir setelah berpacaran dengan Renjun, Jaemin bisa berubah. Ternyata sama saja.








" Hey. Kau menghalangi jalan Haechan-ssi."

Haechan kini menatap Renjun yang mendadak muncul di depannya. Wajah Renjun tampak lebih cerah dari hari-hari sebelumnya.



" Kau kan bisa lewat di sebelahku." Haechan akhirnya berkata acuh. Renjun merengut lalu melewati samping Haechan yang sebenarnya menghalangi jalan menuju mejanya.


Haechan akhirnya berjalan menuju meja deretan 2 di belakang, menuju mejanya dan Jeno sambil berfikir keras bagaimana mendekati Jaemin. Karna ada yang harus di bicarakannya.














***


" Jaem?"

" Hm?"


" Kamu benar-benar setuju pertunangan itu?"

Jaemin kini menoleh ke arah Renjun yang serius menatapnya.



" Tentu saja." Jawabnya datar. Renjun diam.

" Memangnya kenapa? Kamu keberatan?" Tanya Jaemin. Renjun menggeleng pelan.


" Bukan. Cuma aku berfikir apa tidak terlalu cepat?" Ucapnya ragu. Jaemin menatapnya masih datar tanpa ekspresi, membuat Renjun benar-benar susah untuk membaca apa yang sedang pemuda itu fikirkan.


" Jika kau keberatan kau bisa membatalkannya."

Renjun kini menggeleng keras.



" Tidak. Aku tidak keberatan sama sekali." Ucapnya. Jaemin kini mengeluarkan pc tablet dari dalam tas nya dan mulai melakukan sesuatu dengan dengan benda itu.




' Dia dingin sekali.' Keluh Renjun. Tapi di saat itu juga terngiang di telinga Renjun cerita mamanya tentang semua yang Jaemin lakukan untuknya. Jaemin mengenali dirinya lebih baik daripada orangtuanya yang benar-benar tidak tau jika dia mengalami trauma.







Stranger | Jaemren ✔Where stories live. Discover now