Part 31

17.9K 2.3K 76
                                    



Hiruk pikuk suasana kantin menyambut kedatangan Jaemin dan Renjun. Pembicaraan tentang ujian hari pertama menjadi topik yang paling mendominasi, terdengar di setiap sudut kantin tingkat 2. Siswa-siswi SM SHS membahasnya dengan nada sebal ataupun malas-malasan.

Renjun dan Jaemin yang telah selesai mengantri, menuju sebuah meja kosong di kantin super luas ini. Ada kantin besar di tiap gedung kelas, dan setiap gedung kelas di bedakan berdasarkan tingkatan dari berbagai jurusan,begitu juga dengan kantinnya yang khusus untuk tingkat satu sampai tiga. Berbeda dengan kantin asrama yang mempunyai kantin di tiap lantai gedung.



" Ujiannya lancar?" Basa basi Jaemin sembari menyuap nasi melalui sumpitnya. Renjun mengangguk pelan sembari mengunyah potongan gurita dengan saos pedas.



" Bagaimana denganmu?" Tanya Renjun sembari mencomot kaki gurita di nampan makan siang milik Jaemin dan langsung melahapnya. Renjun menyukai Nakji Bokkeom yang menjadi menu utama siang ini.


" Biasa saja." Jawab Jaemin yang meraih kimchi dan memakannya bersama nasi.



Kali ini Renjun memilih diam dan melanjutkan makan siangnya. Karna 15 menit lagi ujian kedua akan di mulai. Terkadang Jaemin juga menampilkan sikap acuh kepadanya. Dan jika itu terjadi, akan lebih baik berdiam diri daripada mendengar jawaban-jawaban pendek yang berasal dari pemuda Na itu.








Suara ketukan pintu mengalihkan atensi Renjun dari ensiklopedia yang tengah di bacanya. Renjun beranjak hendak membukakan pintu, tapi Jaemin telah lebih dahulu melangkah cepat ke arah pintu dengan setelan olahraganya dan Headphone yang terkalung di lehernya.




Renjun menutup ensiklopedianya dan segera menyusul Jaemin ketika di dengarnya sedikit keributan dari arah pintu.




" Ayolah. Kau selalu tidak suka jika aku mengajakmu jogging. Memangnya apa salahnya jika kita jogging bersama?" Jeno yang berdiri di depan pintu tampak sedikit kesal.



Renjun hanya menatap kedua orang itu. Sudah hal biasa jika Jeno selalu ingin jogging bersama Jaemin, namun di tolak mentah-mentah oleh Jaemin. Karna si Ice Prince itu lebih suka jogging sendirian.



" Sudahlah Jaem. Apa salahnya jogging bersama Jeno?" Kali ini Renjun ikut membantu. Jaemin menatapnya datar, di balas dengan raut ' Apa salahnya' oleh Renjun.



" Baiklah." Jawab Jaemin setengah hati. Jeno langsung tersenyum lebar mengucapkan terimakasih kepada Renjun lalu menarik Jaemin.



Renjun kembali ke meja belajarnya setelah berhasil membuat Jaemin jogging bersama Jeno. Setelah di fikirkannya berkali-kali, Jaemin harus berubah sedikit demi sedikit. Ia tidak ingin Jaemin selalu saja membatasi diri terhadap orang-orang yang berada di sekitarnya, membatasi diri dari orang-orang yang peduli dan tulus  kepadanya. Renjun ingin melihat Jaemin bahagia, seperti dirinya yang juga mulai membuka diri terhadap oranglain. Meskipun orang itu masih sebatas Haechan dan kawan-kawan. Tapi itu jauh lebih baik daripada Jaemin yang benar-benar menutup dirinya dan hanya akan berbeda perlakuan hanya kepada Renjun seorang.



Dahulu, saat Renjun di dalam masa terpuruknya, mamanya akan selalu ada untuknya. Berceloteh tentang banyak hal meskipun di acuhkan, mengajak ia kemanapun meskipun Renjun tidak menginginkannya. Setidaknya ada mamanya yang senantiasa selalu berada di sisinya, dan, Renjun tentu saja juga menyadari jika Babanya selalu menjaganya secara tidak langsung, meskipun komunikasi mereka sangatlah buruk. Babanya selalu membelikan segala kebutuhannya tanpa ia minta sama sekali. Dan jangan lupakan Winwin yang yang juga tak pernah bosan berusaha mengajaknya berbicara.



Stranger | Jaemren ✔Where stories live. Discover now