Hurt 2

4.3K 116 4
                                    

" maksud lo sebenernya apa sih?" tanya Manda pada Ckara, kini tatapan Manda menjadi dingin , Manda adalah orang paling sabar diantara ke empatnya tapi sekalinya marah , amukan Tasya pun kalah

" kenapa gue?" tanya Ckala pada Manda balik

" lo udah sama Radit apa itu belum puas ? kenapa lo harus ngomong kaya gitu didepan Febby , sengaja?"

Clara memutar bola matanya malas " apa salahnya gue , gue kan cuma ngingetin pacar eh tunangan gue kalo nanti kita beli cincin" ucapnnya dengan santai

Manda tak habis pikir dengan jalan pikiran wanita macam Clara seperti ini

" udalah yng gausah diangep sinting emang" kata Bagas berusaha menahan emosi Mitha agar tidak lepas kendali

Tasya kerkekeh " iya Mand, cewek macam dia ditangepin nguras-nguras tenaga aja" ucapnnya

" apa lo bilang?"

" apa?" tanya balik Tasya tak kalah sewot

" dapetin Radit dengan ancaman aja bangga banget lo" timpal Mitha

" jaga mulut lo ya!!"

" loh kenapa?dengan Radit yg bersikap kek gitu ke elo , elo nyuruh kita buat percaya kalo Radit mau sama lo karena kemauannya dia sendiri?" ucapnnya dengan tertawa mengejek " sebenernya disini yang bego itu lo atau kita sih? tanyanya lagi

" ya dia lah " ucap Tasya dan Manda bebarengan . sementara Bagas , Angga dan Aldi sudah menahan tawanya karena melihat wajah Clara yg memerah, bagaimana ia tidak malu 3 lawan 1 , akhirnya Clara memilih pergi dengan emosi yg masih memuncak di hatinya

🍁🍁🍁

Febby mendongkakan kepalanya ke atas melihat langit yg sedikit mendung sepertinya langit juga mewakili perasaanya saat ini, Febby lebih memilih pergi ke rooftop kata orang kalo hati sedang gelisah ia harus ke tempat yang sepi dan ia memilih ke rooftop tempat yg cukup membuatnya tenang, ya Febby memang tidak pergi ke kelasnya tapi pergi ke rooftop

Lagi - lagi air matanya menetes , padahal sudah ia tahan agar tidak menangis lagi tapi nyatanya susah

" yaampun mata - mata kenapa akhir-akhir ini hoby banget nangis sih?" tanyannya pada dirinya sendiri sambil tertawa, tentu saja tawanya hanya fake

" lo kenapa sih Feb , kenapa sih sesakit ini?" ucapnnya lagi dengan lirih

Febby tak sadar jika dibelakangnya sudah ada Radit , Radit bahkan mendengar apa yg diucapkan Febby dan itu membuatnya sakit

" lemah " kata Febby mengejek dirinya sendiri

" ekhm" deheman Radit berhasil membuat Febby terkejut , ia segera menghapus air matanya lalu menengok kearah belakang, ia membulatkan matanya ketika mengetahui Radit yg ada dibelakangnya, Febby langsung memalingkan wajahnya tak ingin menatap Radit lama-lama

" Feb" pangil Radit

" sejak kapan lo disini?" tanya Febby dingin

" baru" Kata Radit berbohong

" oh" Mereka kembali diam, tak ada yg memulai percakapan membuat suasana semakin awkard

" lo mau disini? kalo gitu gue balik ke kelas" kata Febby , Radit menahan tangan Febby ketika Febby ingin pergi

" apa lagi?" tanya Febby

" maaf" ucap Radit sambil menatap Febby dalam

" untuk?"

" semuanya, aku-"

" it's ok , oh ya selamat yg bentar lagi mau tunangan" kata Febby sambil terkekeh, ia seperti itu hanya ingin menahan air matanya agar tidak keluar didepan Radit

" gue bahagia kalo lo bahagia" kata Febby lagi

tapi bahagianya aku sama kamu sayang ucap Radit dalam hati

" gue per-" ucapan Febby terpotong ketika Radit memeluknya erat seolah menyalurkan rindu yg ia pendam

" maaf" ucapnnya lirih

" semua gak ngembaliin keadaan jadi semula" kata Febby ditengah-tengah pelukan Radit, pertahanan Febby runtuh ia menangis dipelukan Radit

" percaya aku Feb aku sayang kamu, sayang banget" ucapnnya lirih , Febby mendorong Radit, ia menatap Radit dengan tatapan yg sulit diartikan

" kamu sayang aku? kalo kamu sayang aku kamu gak mungkin gini dittt" katanya sambil menangis

" kamu mutusin aku tiba-tiba kamu--- kamu gak Kasih aku alasan apa-apa-" ucapnnya sambil menangis membuat  hati Radit semakin sakit " tapi--- tapi sekarang kamu mau" ntahlah rasanya Febby tidak bisa melanjutkan ucapannya sunguh rasanya benar-benar sakit . Radit hendak memeluknya tapi Febby langsung menjulurkan tangannya menahan Radit

" stop!! jangan mendekat please! " mohon Febby

Radit yg melihat Febby seperti itu menatapnya nanar, sunguh ia tak bermaksud menyakiti Febby seperti ini

" kenapa Dit , kenapa sesakit ini?" tanyanya dengan terisak " kamu tau Dit disini sakit banget" ucapnnya dengan menunjuk dadanya

" kenapa kamu harus masuk kedalam hatiku sangat dalam kalo akhirnya kamu memilih pergi Dit" Febby menatap Radit penuh luka, Febby melihat Radit menitikan air mata, Radit menangis?

Radit tak kuat melihat Febby seperti ini persetan dengan Febby yg melarangnya untuk mendekat , Radit merengkuh tubuh Febby memeluknya erat, Febby memberontak memukul dada Radit kencang, Febby tidak ingin semakin merasakan sakit

" listen! " ucap Radit dingin , Febby diam ketika mendengar nada dingin Radit

" sumpah aku gapernah pengen seperti ini" ucapnnya pada Febby , Radit memejamkan matanya sesaat

" semua hanya untuk kamu, maaf" ucapnnya. Febby mendorong Radit melepaskan pelukan Radit , ia menatap Radit dengan emosi

" buat aku?" Febby terkekeh , tersenyum kecut " apanya but aku Dit? kamu nyakitin aku dit" katanya lagi

" Feb-"

" apa yg kamu sembunyiin dari aku?" tanyanya, Radit diam tak tahu harus menjawab apa ia takut febby kecewa dengan dirinya

" kenapa diem? berarti emang gak ada apa-apa ini memang keputusan kamu lebih milih Clara daripada aku" katanya lagi

" cukup dit , jangan ganggu aku jalani hidup kita masing-masing" setelah mengucapkan itu Febby langsung pergi tak perduli dengan Radit yg terus memangil namanya

Febby masuk kedalam kelasnya, disana sudah ada ke tiga sahabatnya

" Feb lo dari mana aja sih?" Tanya Mitha , tapi Febby tak menjawab , ia lebih memilih mengambil tasnya

" gue ijin pulang kalo ditanya bilang gue sakit" ucapnnya lalu pergi tanpa menunggu jawaban dari mereka

Didalam Taxi Febby menangis, sopir taxi pun binggung dengan Febby karena dari tadi hanya menangis

" neng kita mau kemana ini neng?"

" jl mawar 28 xxxxx "

setelah memberi alamat rumahnya Febby lebih memilih diam meskipun berulang kali ditanya oleh sopir taxi tersebut , ia sibuk dengan  pemikirannya sendiri kenapa cinta tak pernah berpikah untuk Febby ? kenapa rasanya sesakit ini?

Apakah kalian para pembaca juga merasakan hal yg sama ketika putus cinta? sama author jugakkk !!!

🍁🍁🍁

Febby segera menuju kamarnya, untung saja rumah sedang sepi jadi ia bebas dari pertanyan-pertanyaan dari mama atau papanya

Febby mentengkurapkan tubuhnya ia memangis pokoknya Febby hanya ingin menangis meluapkan semua isi hatinya , rasa rindunya , rasa cemburunya, rasa sakitnya, rasa kecewanya semuanya, ia tak perduli sehabis ini matanya sembab ia tak perduli jika menangis bisa mengurangi beban hatinya ia akan menangis hinga air mata itu habis asalkan esok dan seterusnya ia tak akan menangis lagi

sekarang Febby harus apa , sedih ? bahagia? sedih karena Radit bukan lagi miliknya , atau bahagia karena Radit sudah menemukan bahagianya , inikan yg namanya mencintai tapi tidak untuk saling memiliki?  menyakitkan

MY lOVE POSSESIVE BAD BOYDonde viven las historias. Descúbrelo ahora