Prolog

1.2K 140 25
                                    

Itu hari berhujan. Tidak seharusnya anak seumurnya berjalan seorang diri menyusuri jalan pulang. Di hari biasa jalan akan terlihat tidak menyeramkan. Tapi dengan intensitas hujan yang lebat bagaimana dia masih seberani itu melangkah seorang diri.

Sambil meberpegang erat pada payung kuning, dia dilindungi pula dengan sebuah mantel transparan, Kyuhyun 7 tahun meniti jalan sambil menggumamkan sebuah lagu. Lagu yang dia dapat dari sekolah. Nadanya riang, tapi digumamkan di suasana berhujan dan gelap ini tidak membuatnya senang.

Kyuhyun berhenti saat akan melintasi sebuah tempat. Gumamannya ikut berhenti. Dia menoleh, mengerjap dua kali dengan lambat.

Di depan sana, di bawah pohon seseorang meringkuk tanpa perlindungan kecuali dedaunan di atasnya. Tanpa pikir panjang Kyuhyun menyeberangi jalan yang sepi menghamiri sosok itu. Mengulurkan payungnya.

"Bibi kedinginan? Kenapa sendiri di sini? Pakai ini, ya."

Sosok berambut panjang itu menatap lurus bocah di depannya. Mengulurkan payung kecilnya untuknya. Apa gunanya? Dia sudah sebasah ini. Sudah sedingin ini. Sejak awal.

"Tidak bisa membantuku."

Kyuhyun menelengkan kepala tidak begitu paham. "Bibi dari mana? Mau Kyu antar pulang?"

Perempuan itu justru menarik bibirnya berseringai. Meremehkan tawaran baik tersebut. "Anak kecil, kau sendiri berjalan seorang diri. Tidak takut?"

Kyuhyun yang kembali menggunakan payungnya, sedikit manyun. "Eomma bilang tidak bisa menjemputku. Appa bekerja. Hyungdeul masih Sekolah. Kyu harus pulang sendiri."

"Mereka membiarkanmu pulang sendiri. tidak takut kau akan tersesat atau bertemu hal-hal yang tidak seharusnya?"

Itu kalimat panjang dan tidak dimengerti sepenuhnya oleh Kyuhyun. Tapi dia tahu satu hal, "Eomma, Appa dan Hyungdeul bukan tidak sayang Kyu. Tapi mereka siibuuuk sekali. Kyu tidak boleh manja. Harus bisa sendiri."

Perempuan itu tersenyum, masih seperti menyeringai. Dia mengulurkan tangan basahnya. Meraih tangan kiri Kyuhyun. Sangat dingin. Kyhyun sampai bergidik merasakan betapa dinginnya tangan kurus dan pucat itu.

"Kau anak yang berani. Tapi tidak boleh sendiri, banyak yang mengikutimu. Kau butuh sesuatu."

Kyuhyun menoleh sekeliling. tapi tidak ada siapapun seperti yang dikatakan Bibi ini. "tidak ada yang mengikuti, Ah!"

Payung terlepas dari tangan Kyuhyun saat anak itu merasakan rasa sakit menjalar tajam di lengannya. "Bibi sakit!"

Kyuhyun mulai menangis. Tapi bibi asing itu justru meraih tangannya yang lain saat memberontak. Sakit yang sebelumnya bahkan belum hilang saat rasa sakit lain menjalar lebih kuat di tangan kanannya.

Kyuhyun tidak tahu setelahnya. Dia hanya ingat rasa sakit melingkupi dirinya dari ujung kaki hingga kepala lalu semuanya berubah gelap. Dia ingat tangan itu meraihnya yang bersiap jatuh di tanah berlumpur, untuk beralih di dekapannya.

"Tidak apa, mereka akan menjagamu. Itu dariku."

TBC

Friday, September 13, 2019

5:51 AM

Sima Yu'I

On The LimitWhere stories live. Discover now