II | OCD

4K 487 160
                                    


O C D
"Repetitive, intrusive thoughts (obsessions) and irrational, excessive urges to do certain actions (compulsions)."

▪▪▪

"Shit. Tuan, kami terpojok!" Sam menekan invisible earpiece yang terpasang di telinga kanan nya.

"Lompat saja."

"Nona, Tuan menyuruh kita untuk melompat."

"APA? DIA GILA ATAU GILA?!"

"Tidak ada pilihan lagi."

Tangan dinginku refleks menggenggam kuat pagar balkon ketika akan mengintip ke bawah sana, sekadar memperkirakan berapa lama durasi yang dibutuhkan untuk tewas setelah jatuh dari bangunan sembilan tingkat ini. Dan kami tepat berada di puncak.

"Meskipun di bawah sana air, tubuh kita tetap akan hancur, Sam!"

"TapiㅡNONA, AWAS!!"

Pintu baja di belakang kami tiba - tiba runtuh dalam hitungan sekon, beruntung Sam siap siaga melindungiku. Pintu itu telah diserbu muntahan misil para oknum berseragam yang sejak tadi mengejar kami.

Aku dan Sam berusaha kabur, sementara sang Kapten sibuk bermain di dalam sana. Well, setidaknya dia dibekali pakaian anti peluru dan berbagai senjata mutakhir. Tidak seperti kami yang hanya bermodal nyawa.

Selama dua bulan terakhir, nyawaku selalu dijadikan taruhan dalam menjalani aksi nekat yang berkedok sebagai misi.

Alias uji coba bunuh diri dengan sebutan yang sedikit lebih elit.

Semua kekacauan ini tak akan terjadi jika Tuan muda nan sinting itu tidak mendadak mengajakku dan Sam menerobos pusat laboratorium forensik.

"Nona, kita harus melompat sekarang!"

"TAPI AKU BELUM MAU MATI!"

Padahal melompat maupun menetap, aku dan Sam tetap berada di ambang maut.

"Angkat tangan dan jangan bergerak!" Dua polisi penggenggam pistol telah menitik targetkan kami.

Aku spontan mengangkat tangan. "Now what?!"

"Meh." Astaga, Sam malah sama pasrahnya.

"Kalian akan terjerat pasal atas tindakan kriminal, anak muda tidak bermoral."

"T-Tapi kami masih di bawah umur! Kalian tidak bisa memenjarakan kami." Semoga omong kosongku berbuah manis.

"Skema hukum negara ini tidak menegakkan prerogatif terhadap pelaku kejahatan di bawah umur."

Sial.

"Jika kalian tidak kooperatif dalam penangkapan, maka kami akan memaksa sekalipun dengan kekerasan."

Sam mengambil tiga langkah maju ke depan seolah menantang, padahal kentara jelas kaki nya sedang gemetar tak keruan.

"Kalau begitu tangkap saya dan bebaskan wanita ini!"

"Apa karena dia kekasihmu? Cih, anak muda zaman sekarang benar - benar diperbudak oleh perasaan." Kami ditertawai habis - habisan.

El Sam Hugio, dengan kedua tangannya yang masih setia terangkat di udara, membentuk simbol 'ok' dengan jemarinya.

Ini bukan kali pertama aku melihat dia melakukannya. Simbol jari itu seperti sebuah kode bahwa sebentar lagi Tuan sinting itu akan muncul.

"Greetings, gentleman."

Dans Le Noir [DAY6 Sungjin]Kde žijí příběhy. Začni objevovat