IX | MEGALOMANIA

1.9K 298 187
                                    


M E G A L O M A N I A
"Delusional fantasies for being superior in which they obsessed to dominate others."

▪︎▪︎▪︎

Beberapa malam kami lalui bersama, aku dan Noha, menghabiskan waktu mengelilingi tiap sudut salah satu kota hiburan terbaik di benua barat tersebut. I've forgotten how is it to feel alive since I woke up last time, until today, until now. He shows me everything that courage myself again.

Namun kebebasan tidak berlangsung lama. Tidak sampai dini hari itu, dimana aku harus kembali dibelenggu keputusasaan atas hilangnya serpihan masa lampau. Juga pertanggung jawaban atas ikatan yang telah aku mulai tanpa kalkulasi konsekuensi.

"It's been two weeks and yet Sam is still nowhere to be found. Kamu masih ingin mencarinya?"

Aku menurunkan selimut yang menghangatkan tubuh kami bersama kemudian menengadah, menatap lurus ke arah sepasang mata yang tengah menatapku intens. "Tujuan utama kita hanya mencari dia, jadi aku tidak akan menyerah."

Noha mengulas senyum lalu mengelus rambutku dengan tangan nya yang sedari tadi kujadikan sandaran kepala. His arms feels way more comfortable than pillow does.

"Alright, anything for my beautiful partner."

"Thankyou."

"Sike, I'm getting bored of that word. Tidak bisakah kamu mengatakan sesuatu yang lebih istimewa dari itu?" Gelak tawa Noha kontan menular.

"Like what??"

Dia tampak berpikir sejenak. "How could you be this handsome? Or, you want some kisses?"

Tentu saja gurauan kelewat konyol itu mendapat imbalan sebuah tinju tepat di dada nya.

"Menjijikan!" Tapi aku sangat menyukainya. "Baiklah, aku akan melakukan salah satunya jika kita berhasil menemukan Sam."

Noha tiba - tiba bangkit, mengganti posisi berbaringnya menjadi duduk. "Wait! Lupakan yang aku ajukan sebelumnya, sekarang aku punya satu permintaan."

Spontan aku tertawa kencang. Bagaimana bisa dia menjadi sebegitu antusias setelah mendengar janjiku?

"Dan apa itu, Noha Jevlin?"

"Let's live together somewhere far far away."

Ekspresi itu, tatapan serius ituㅡdia sungguh tidak bercanda. Gejolak emosi yang kuat membuatku hampir gagal menahan tangis. Terlebih saat jemari dinginnya bertaut di tanganku menanti jawaban.

Did he just propose me?

Momen mengharukan tersebut harus lenyap diambil alih oleh suara bel penginapan kami.

"Apa itu room service?"

"Mungkin?" Aku kembali menggulung diri dalam selimut, antisipasi jikalau petugas itu masuk dan memeriksa kamar.

"Jam 11 malam?? Seriously???" Noha meraih pakaian nya di nakas kemudian membukakan pintu.

Aku pun bertanya - tanya apa yang mungkin kami lakukan sehingga membuat petugas datang. Jawabannya muncul tiga detik setelah kenop pintu terputar.

Dans Le Noir [DAY6 Sungjin]Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα