Dans Le Noir [DAY6 Sungjin]

VIII | MANDELA

M A N D E L A E F F E C T
"An idea that people move between parallel universes."

▪︎▪︎▪︎

Yang pertama kali ku jumpai kala membuka mata ialah langit - langit kamar tanpa penerangan, terbaring di alas kapuk, bilik yang hanya dibatasi oleh string curtain.

Lantas aku bangkit, keluar dari sana.

Gelak tawa; dasi dan tuksedo; aksesori dan hak tinggi; sulang gelas champange; pertikaian aroma alkohol dan sigaret; juga dentuman musik samar. Aksen kuat dari sebuah tempat hiburan malam.

[Pαɾαԃιʂ Nσιɾ]

Adalah titel yang tertera pada neon sign di atas rak minuman keras.

Pandanganku kembali jatuh pada sosok perempuan dengan rambut gelombang bercorak keunguan, mini white dress, terisak sendirian di bar pantry. Dia menatapku seakan memohon bantuan. Nahas, aku bahkan tidak bisa bersuara saat ini. Air mata gadis itu perlahan mengering, terganti oleh bercak - bercak merah menyerupai darah yang entah muncul dari mana.

Tak jauh dari sanaㅡseorang wanita bersurai pirang ikat dua, terbalut floral dress, dengan lensa kontak hijau, mengamati pergerakkanku. Dia cukup mengerling ke arah pria bertopeng yang berada di ambang pintu untuk memperingati bahwa eksistensiku dalam bahaya.

Terlebih karena pria itu membawa gari yang kini diangkatnya tinggi - tinggi. Di balik kedok misterius nan elegannya, humani satu itu sepertinya akan kehilangan kendali moral.

RUN.

Dengan begitu aku berlari secepat mungkin meninggalkan lokasi, menyeret gaun dan heels beserta sisa - sisa tenaga yang hampir tiada.

Dia masih mengejarku.

Dia masih di belakang sana.

Dia semakin dekat.

Sial!

Aku jatuh terpelanting atas kecerobohanku sendiri. Semua pakaianku kotor, permukaan kulitku tergores. Rasanya terlalu sakit sampai aku tidak bisa sekadar mengerang.

Pada saat itulah, si penjahat tanpa wajah bersuka cita sebab berhasil menangkap mangsa nya secara cuma - cuma.

"Be careful or you might get lost, lil girl."

No.

Don't.

Please . . . help me.