VI | ALEXITHYMIA

2.1K 347 131
                                    


A L E X I T H Y M I A
"An inability to identify and describe feelings which lead to unemphatic emotional responding."

▪︎▪︎▪︎

One.

Two.

Three.

Jumlah peluru yang menjadi pembungkam lawan tidak perlu lebih dari tiga jika Silvan Nordame adalah penjinak senapan nya.

Puji syukur hari ini Tuan tidak gegabah menghabisi nyawa orang secara cuma - cuma seperti biasa. Pasalnya, dia tidak mengenal siapa sekelompok manusia berseragam serba hitam dengan masker persona yang menyembunyikan wajah mereka itu.

Peristiwa yang amat langka ketika Silvan tidak bisa mendeteksi identitas musuh nya.

"Siapa kalian?"

Ketiga pria bersenjata api itu tak sungkan membidik ke arah si penanya.

"Saya tidak tertarik melawan kacangan seperti kalian. Langsung saja, siapa yang mengutus kalian? Elite? Fenrir?"

Nihil jawaban.

"Atau Seuvix? Mustahil."

Selagi Silvan bermonolog, serangan tunggal digencarkan oleh salah satu dari ketiganya, namun meleset cukup jauh dari sasaran. Sepertinya itu hanya taktik untuk menakuti - nakuti.

Mereka belum tahu saja nyali dan nyawa Tuan kita limitless.

"Jadi benar Seuvix? Ah ... ternyata dia kembali lebih awal dari prediksi saya. Menyebalkan."

BANG! BANG!

Dua tembakan barusan sempurna menembus kepala target tanpa si pemilik senjata perlu mendongakkan kepala. Jangan heran, Silvan bisa mengenai titik sasaran bahkan dengan mata terpejam sekalipun.

"Any last message?" Tuan mendekati sisa mangsa sambil memutar - mutar pistol di telunjuk nya dengan santai.

Tanpa pikir panjang, pria itu langsung melepas senjata nya dan mengangkat kedua tangan.

"Good boy. Sekarang katakan, siapa Tuan-mu?"

"Someone that soon will defeat you. Rot in hell, Danmore's."

"Oh shit!"

Tak sampai satu detik seusai melihat transformasi rival nya menjadi suicide bomber, Silvan langsung melesat pergi meninggalkan kamar yang sebelumnya dihuni Noha dan Sam.

Daya ledakan yang dihasilkan tergolong mengerikan, setidaknya satu lorong di lantai itu sudah pasti hancur berantakan.

Silvan berhasil selamat karena bersembunyi di areal tangga darurat dimana pintu nya memiliki tingkat ketahanan terhadap api.

Silvan membiarkan diri nya rehat sejenak di anak tangga demi memproses kejadian sepersekon lalu. Dia mengeluarkan buku dan pena dari saku celana sebab merasa ada urgensi yang harus dicatat.

Dans Le Noir [DAY6 Sungjin]Where stories live. Discover now