IV | TRAUMA

2.8K 379 144
                                    


T R A U M A
"An emotional response someone has to an extremely negative event."

▪▪▪

Setelah berhasil meloloskan diri dari kejaran aparat, Silvan memarkirkan kendaraannya di lokasi yang jauh dari peradaban, membakarnya, kemudian meminta agen anonim untuk segera mengantar mobil baru sesuai titik koordinat yang dikirim.

Ya, begitulah cara Silvan bekerja sama dengan orang lain. Tiada kontak maupun kontrak. Selama anonim tersebut paham dan mematuhi perintahnya, maka kehidupan mereka akan terjamin selama beberapa abad ke depan.

Jadi apabila kalian mendapat pesan mencurigakan dari nomor tak dikenal, bisa jadi si Tuan sinting ini pelakunya.

Tentu dia tidak asal memilih partner berbisnisㅡsemua latar belakang subjek tersebut sudah berada dalam genggamannya. Jikalau terjadi suatu konflik yang merugikan dirinya, say adios to your existence. Kalian tidak akan sanggup berurusan dengan predator satu ini.

Tak lama berselang, mobil datang ke lokasi perjanjian. Si agen hanya meninggalkan kunci serta surat - surat penting, dan yang pasti salah satunya berupa nomor rekening.

Misi berlanjut.

Setibanya di tempat tujuan, dia langsung menerobos ke dalam kontainer A606 demi berburu harta karun. Dia sibuk memutar - mutar kunci brankas dengan sembarang kombinasi angka bermodalkan insting.

Tak sampai 3 menit, kotak penyimpanan tersebut telah terbebas seutuhnya.

Silvan berniat untuk merampas habis seluruh persenjataan di markas itu kemudian angkat kaki. Namun sayangnya itu hanya berakhir sebagai rencana.

"Guess you didn't expect for a surprise party, courageous thief."

Suara pengisian ulang misil machine gun bersamaan dengan intonasi kelewat tenang perempuan itu, telah muncul sesuai dengan ramalan Silvan.

Selain cendekiawan dia juga cenayangwan.

"Apa kabar, Mrs. Vampire?"

Dua gadisㅡsatu berambut jingga dan satunya keunguanㅡmembalas sapaan Silvan dengan bidikkan senjata.

"Letakkan kembali semua barang yang kamu curi atau kutembak keluar isi kepalamu."

Silvan sama sekali tidak menampilkan mimik takut. "Ck, kalian seharusnya bergabung dengan tim saya saja. Ravi Howlite sungguh pria tua yang tak bertanggung jawab."

"You know him?"

"Saya ini klien setia atasan kalian." Silvan menyimpan senjata - senjata curiannya ke dalam koper besi yang dibawanya.

"Dimana dia sekarang?"

Lelaki itu berusaha menahan tawa. "Entahlah. Kami tidak berdiri di fondasi yang sama. Pemangsa darah dengan visi dan pemburu nyawa demi misi tidak patut berkoalisi, bukan begitu?"

Perempuan bersurai violet itu menginjak koper Silvan dengan geram. "Where do you think you're going?!"

Kesabaran pria itu mulai menipis. "Jangan pancing saya."

Dans Le Noir [DAY6 Sungjin]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt