X | PARANOID

1.8K 305 155
                                    


P A R A N O I D
"An intense anxious related to persecution, threat, and distrustful of others."

▪︎▪︎▪︎

"Ayee let the party begins, baby."

Noha di dalam mobil bertugas melakukan monitoring melalui kamera penyadap yang terpasang di pakaian kedua rekannya, juga pengarahan pada titik buta jika ada situasi darurat yang mengharuskan mereka keluar dari sana. Silvan sebenarnya tidak pernah setuju sahabatnya ini terasosiasi dalam strategi mereka, but who can stop a Noha Jevlin? No one.

Bella dan Silvan berhasil masuk ke ballroom dengan tenteram. Seluruh areal cctv yang mengawasi gedung telah diretas oleh sang cendekiawan. Sorry to say but this is another Silvan's speciality.

Tugas Bella hanya mencari putra Seuvix, dan jika memungkinkan, mengajaknya berbicara empat mata tanpa menimbulkan kecurigaan.

Sementara, Silvan berada di panggung bersama seorang musisi cantik yang rupanya adalah agen khusus dalam misi ini. Siapa mengira, pria dengan setelan elegan pemangku gitar akustik itu hanya bermain peran sebagai pemusik yang anonimitasnya terlalu tinggi?

Estetika permainan senar berikut romantisisasi makna dalam alunan suara, keduanya berhasil merakit elegi sempurna yang menenggelamkan prasangka audiens dalam relung peradaban.

Di antara semua atensi yang menghujani Tuan musisi, sepasang netra kecokelatan wanita satu ini mengisyaratkan hilangnya jati diri dalam kesesatan sejati. Pertemuan dengan sang aktor utama terbukti menjadi konjungsi antara memori kini dengan yang dini.

"Uhm, halo?" Satu langkah yang diambil Daniel meredakan badai memori dalam atmosfer rasio Bella. "Kenapa melamun?"

"Ah m-maaf. Aku harus ke kamar mandi."

"Tunggu."

Bahaya. Semua rencana akan berantakan jika Daniel memupuk kecurigaan barang setitik pada wanita ini.

"Apa kita pernah bertemu sebelumnya?"

Bella seharusnya kabur dari cengkeraman pemuda itu, dia tidak boleh mengikuti sentimen egoisnya dalam keadaan genting seperti ini. Namun wanita tetaplah wanita, mahluk yang mustahil berpaling dari bisikan hati.

"Apakah itu mungkin, Tuan Muda Seuvix?" Menyerah, Bella terlalu sesak didesak penasaran terkait sosok satu ini.

"Daniel. Panggil aku Daniel saja." Saat si pemuda tersenyum sambil mengulurkan tangan, saat itulah Bella teringat ucapan Silvan semalam.

"Tidak ada pembunuh handal yang menodongkan pisau di depan korban mereka. Jangan sampai terjebak tipu muslihatnya."

Sekarang dia meyakini kalimat sakral itu. Darah Seuvix dan pesona mematikan mereka patut diwaspadai.

"Tulip."

"Tulip?"

"Iya, just Tulip."

Daniel mengangguk, diam - diam mengeratkan kelima jemarinya di telapak tangan lawan bicara. "Dimana keluargamu?"

Yang ditanya berusaha menjawab lantang tanpa gugup. "Nordame's."

"Nordame siapaㅡ"

"Sayang!"

Dua kepala yang tadinya saling berhadapan itu secara bersamaan menoleh ke arah sumber suara.

"Oh? Kamu sudah selesai mengganti sepatu?"

Dans Le Noir [DAY6 Sungjin]Where stories live. Discover now