Part 2

7.9K 1K 30
                                    

"Apa yang ada dipikiran gadis bodoh ini. Bagaimana mungkin dia mencoba bunuh diri!" suara kesal bercampur khawatir itu terdengar di telinga Aletta.

"Ibu sudahlah. Yang terpenting Qyra bisa diselamatkan." Suara asing lainnya juga terdengar.

"Apa yang nanti harus aku katakan pada ayah dan ibunya jika dia tidak bisa diselamatkan."

Aletta masih mendengarkan suara penuh kecemasan itu. Saat ini Aletta tengah berpikir apakah di akhirat terdapat bau khas rumah sakit karena penciumannya menangkap bau itu. Aletta cukup akrab dengan bau rumah sakit karena hampir tiap hari ia menjaga ayahnya yang mengidap penyakit kanker sebelum akhirnya meninggal karena digrogoti oleh penyakit mematikan itu.

Perlahan bulu mata Aletta terbuka. Ia penasaran seperti apa dunia setelah kematian. Hal pertama yang Aletta lihat ketika membuka mata adalah langit-langit sebuah ruangan yang berwarna putih.

"Qyra!"

Aletta merasakan hangat di tangannya. Perlahan pandangan Aletta turun. Dan matanya menangkap sosok wanita paruh baya yang tidak ia kenali sama sekali.

"Ya Tuhan, Qyra. Apa yang sebenarnya ada di otakmu. Kenapa kau mencoba bunuh diri?!" suara kesal itu sama seperti yang Aletta dengar tadi. Dan ternyata pemiliknya adalah wanita yang kini tengah memandangnya kesal.

"Ibu, jangan memarahi Qyra. Dia baru saja siuman."

Pandangan Aletta kini berpindah pada wanita muda berparas lembut yang berdiri di sebelah wanita paruh baya yang memarahinya.

Bunuh diri? Qyra? Kening Aletta berkerut. Ia tidak bunuh diri, melainkan dibunuh. Dan namanya adalah Atthaletta Evangellyn bukan Qyra seperti yang disebutkan oleh dua wanita yang ada di tepi ranjangnya saat ini.

Tunggu dulu... Aletta tiba-tiba menyadari sesuatu. Ia melihat ke sekelilingnya, dan ia bisa memastikan bahwa dirinya sedang berada di salah satu ruang rawat rumah sakit.

Tidak mungkin.

Aletta menggelengkan kepalanya. Ia sudah mati karena jatuh dari tebing dan tenggelam di lautan. Atau mungkin ia berhasil diselamatkan oleh orang lain?

"Qyra, kau baik-baik saja, kan? Apakah kau merasa pusing atau sakit?" tanya wanita muda bersurai hitam yang menatap Aletta cemas.

"Siapa kalian?" Aletta berhasil membuka mulut. Suaranya terdengar lemah.

"Aku, Gretta, bibimu. Dan ini adalah Laura, kakak sepupumu. Kau tidak mengenali kami, Qyra?" Gretta —wanita paruh baya di sebelah Aletta menggenggam tangan Aletta.

Bibi? Sepupu? Aletta tidak memiliki keluarga selain ibu tiri dan saudari tiri. Tatapan Aletta yang kebingungan membuat Gretta semakin cemas.

"Laura, apa yang terjadi pada adikmu? Kenapa dia tidak mengenali kita?" Gretta beralih pada putrinya.

"Qyra. Kau benar-benar tidak mengenali kami?" Laura bertanya dengan raut serius.

"Aku tidak mengenal kalian. Dan kenapa kalian memanggilku Qyra?" Aletta balik bertanya.

Laura segera memanggil dokter, sementara Gretta wanita itu terus memandangi Aletta dengan ekspresi sedih.

Dokter datang bersama dengan Laura dan langsung memeriksa keadaan Aletta. Lalu menjelaskan bahwa Aletta mengalami amnesia karena benturan yang terjadi di kepala Aletta.

Gretta merasa tubuhnya lemas begitu juga dengan Laura. Sementara Aletta, ia merasa semakin bingung. Ia tidak amnesia. Ia ingat nama lengkapnya, nama ayah dan ibunya serta semua yang terjadi sebelum ia jatuh dari tebing. Dan bagaimana bisa dokter mendiagnosanya kehilangan ingatan? Aletta harus mempertanyakan kembali lisensi kedokteran dari dokter yang memeriksanya.

Another Life : Revenge and LoveWhere stories live. Discover now