Part 5

6.8K 1K 54
                                    

Pikiran Aletta kini berpusat pada bagaimana cara melakukan pembalasan. Dengan wajah yang ia miliki saat ini, Aletta yakin bisa menggoda Calvin. Namun, Aletta terlalu muak jika harus menjalin sebuah hubungan dengan Calvin meski saat ini ia memakai tubuh orang lain.

Aletta memutar otaknya, apa yang harus ia lakukan agar bisa masuk ke dalam kediaman Calvin. Jika ia ingin menghancurkan Calvin dan Briella maka ia harus berada sedekat mungkin dengan dua orang itu.

Pelayan. Aletta harus menjadi pelayan di kediaman itu.

Dengan kesibukan Briella sebagai model, ia yakin Briella tak akan sudi melakukan pekerjaan rumah tangga. Briella juga tak akan menyerah dengan karirnya yang saat ini sedang cemerlang. Sudah pasti Calvin akan menggunakan pelayan untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga.

Dan Aletta tahu ke mana ia harus mencari informasi apakah Calvin sedang mencari pelayan atau tidak.

Tanpa Aletta sadari taksi yang ia tumpangi telah sampai di depan kediaman Gretta. Ia segera membayar ongkos lalu turun dari sana.

"Qyra, kau sudah kembali." Gretta menyambut Aletta dengan wajah lega. Sejak tadi ia menunggu keponakannya itu kembali. Ketika mendengar suara mobil berhenti di depan kediamannya, ia segera keluar dan benar saja, memang keponakannya yang turun dari taksi.

"Ayo masuk. Makanan untukmu sudah siap." Gretta merangkul bahu Aletta.

Merasa tidak nyaman, Aletta melepaskan rangkulan itu. Hal yang memang selalu pemilik tubuh sebelumnya lakukan jika dirangkul oleh Gretta.

Laura yang baru keluar dari kamarnya terlihat sama leganya dengan Gretta. Syukurlah sepupunya kembali dengan selamat.

"Laura, ayo kita makan." Gretta memanggil putri semata wayangnya.

"Iya, Bu." Laura melangkah mendekat dengan wajahnya yang lembut.

"Wah, sudah lama sekali ibu tidak memasak sup kepiting." Laura berbinar melihat lauk yang ada di meja makan. Ia segera mengambil tempat duduk dan membuka piring makannya.

Gretta menyendokan nasi dan lauk ke piring Qyra dan Laura, lalu terakhir ke piringnya.

"Kenapa kau diam saja, Qyra. Ayo makan," seru Gretta.

"Selamat makan, Ibu, Qyra." Laura meraih sendoknya dan segera melahap makanan di piringnya.

Aletta bukan tanpa alasan tidak memakan makanan yang ada di depannya, ia memiliki alergi kepiting dan sudah puluhan tahun ia tidak memakan apapun tentang kepiting.

"Qyra? Ada apa? Kau tidak suka masakan bibi?" tanya Gretta setelah Aletta tidak kunjung menyentuh makanannya.

Aletta meraih sendoknya ragu, tapi pada akhirnya ia tetap memakan apa yang ada di piringnya. Saat ini ia berada di tubuh orang lain, mungkin tidak akan jadi masalah jika ia memakan sup kepiting.

***

"Kakek, Nenek." Meisie berlari ke arah sepasang paruh baya yang memasuki kediaman Calvin.

"Meisie, kesayangan kakek." Moreno, ayah Calvin -- menangkap tubuh mungil Meisie.

"Meisie rindu Kakek dan Nenek." Meisie memeluk manja leher kakeknya. 

"Nenek dan Kakek juga sangat merindukan Meisie." Delillah, ibu Calvin -- mengelus rambut panjang Meisie.

"Di mana Papa?" tanya Moreno.

"Ayah sedang berada di ruang kerja bersama Tante Briella."

Wajah Moreno dan Delillah berubah jadi tak senang setelah mendengar nama Briella.

Another Life : Revenge and LoveWhere stories live. Discover now