(21) permainan takdir

7.3K 908 54
                                    

4 bulan kemudian~

Semilir angin berhembus menerbangkan dedaunan yang mulai berubah warna menjadi kuning kecoklatan dari dahannya.

Orang-orang tampaknya harus mulai mempertebal mantel serta jaket yang dikenakannya mengingat cuaca yang semakin mendingin di penghujung musim gugur ini.

Tetapi sepertinya hawa dingin tidak dapat menyurutkan uphoria yang menyelimuti bangunan serupa sebuah venue dengan gaya klasik kental yang menyelimutinya itu.

Sorak sorai bergema di setiap sudut bangunan itu ketika pintu arena mulai terbuka, memunculkan satu persatu wajah calon peserta supinezh.

Supinezh merupakan ajang tahunan yang di adakan pada penghujung musim gugur.

supinezh merupakan pertandingan bertahan hidup versi para demigod yang otomatis akan lebih gila dan berbahaya mengingat bagaimana kekuatan yang dimiliki oleh masing-masing demigod.

Kurang lebih ada tiga puluh empat orang yang tengah berdiri berjejer di tengah venue, mereka adalah calon peserta yang terpilih berdasarkan hasil vote maupun mengajukan diri mereka sendiri sebagai peserta.

Kebanyakan peserta yang mengajukan diri adalah mereka yang berasal dari orang-orang yang tidak termasuk kedalam golongan toez, mereka memiliki pemikiran jika dengan mengikuti ajang ini atau bahkan memenangkannya, itu akan membuat derajat mereka terangkat di dalam akademi.

Sedangkan dari kalangan toez sendiri terkesan tidak tertarik dan memilih saling tolak menolak ketika ditawari untuk mengikuti ajang ini.

Mebuang-buang waktu, begitu kata mereka. Maka dari itu di ciptakanlah sistem vote dan rolling bagi mereka yang belum pernah mengikuti supinezh.

Dan salah satu yang sial tahun ini adalah Seokjin, karena dengan kurang ajarnya para saudari-saudarinya melempar ia kedalam sini sebagai salah satu perwakilan dari keturunan Athena.

"Sialan! Akanku bakar gaun-gaun mereka setelah ini" Geram Seokjin ketika pandangannya jatuh kepada segerombolan gadis yang merupakan saudari-saudari tengah berteriak dan menyoraki namanya.

"Tenanglah hyung" Hoseok mengusap bahu Seokjin berusaha menenangkan sahabatnya itu. Meski sebenarnya dia juga butuh untuk ditenangkan saat ini, namun bedanya jika Seokjin tengah menahan amarah, maka dirinya kini tengah menahan rasa takut setengah mati.

Bisa di katakan jika dirinya juga bernasib sama dengan Seokjin saat ini, setelah bertahun-tahun dapat mengelak dan menghindar dari perlombaan ini dengan berbagai cara, tampaknya dewi keberuntungan tengah enggan berpihak kepadanya kembali karena terlalu sering berbohong kepada saudari-saudarinya.

Dia merasakan kehidupannya di dunia ini akan segera berakhir ketika Salah seorang saudarinya berhasil menangkap dan menariknya ke dalam venue ini.

Sedangkan di sebelahnya sudah berdiri tiga orang pemuda yang menatap ke sekeliling dengan tatapan yang berbeda, mulai dari bingung, antusias dan bahkan tidak tertarik sama sekali.

"Waah.. Ramai sekali" Gumam Jimin takjub seraya mengedarkan pandangannya pada sekitar tribun penonton.

"Untuk apa kita berada di sini Jimin-ah?" Tanya Taehyung bingung, dirinya baru saja bangun ketika dengan tiba-tiba Jimin memintanya untuk bersiap-siap. Setelah itu Jimin langsung menariknya dan Jungkook ke sini.

"Entahlah, Hoseok hyung meminta kita untuk menemani dirinya dan Jin hyung di sini" Jawab Jimin dengan polosnya, sedangkan Jungkook yang tampaknya mulai mengerti dengan situasi sudah mendengus kesal.

"Kau mau saja dibohongi oleh hyung kuda itu" Ucap Jungkook seraya memutar bola matanya jengah.

Jimin mendelik kesal kearah Jungkook. "Aku dua tahun lebih tua darimu, panggil aku hyung!" Titahnya nyaris berteriak, sudah berkali-kali dia memerintahkan bocah itu untuk memanggilnya hyung tetapi Jungkook tetaplah dirinya yang keras kepala dan tidak pernah mau mendengarkan perintah siapapun.

Jungkook berdecih lirih ketika mendengar suara berdenging dari pengeras suara dan di susul oleh sebuah suara berat yang bergema di seluruh penjuru venue.
*
"Selamat datang untuk kalian semua di supinezh, dimana hanya yang terbaik dari yang terbaik yang akan memenangkannya. Seperti yang bisa kita saksikan bersama, telah berdiri di tengah lapangan adalah para peserta terpilih yang akan mengikuti ajang tahunan kita ini"

Semua orang yang berada di sana bersorak seiring dengan suara sang pembawa acara yang terdengar menggebu-gebu.

"Tetapi berbeda dari pertandingan yang sebelumnya, jika biasanya supinezh di lakukan secara individual tetapi tahun ini kalian akan di bagi dalam beberapa kelompok secara acak. Dan kotak inilah yang akan menentukan kalian akan berada di tim yang mana"

Sang pembawa acara mengangkat sebuah kotak pandora berbentuk prisma dengan ukiran rumit di sekitarnya dan kemudian berpusat ke tengah kotak dimana terdapat sebuah kristal bening yang berpendar ketika terkena cahaya lampu.

Kemudian kotak-kotak itu melayang dan mendarat di atas tangan masing-masing peserta.

Taehyung menatap kotak di tangannya dengan seksama, tidak ada yang aneh dengan kotak ini, terlihat seperti kotak pada umumnya hanya saja ukiran dan kristal itu yang membuatnya terlihat lebih mahal.

"Arghh,,!" Taehyung menoleh cepat ketika mendengar suara teriakan kesakitan itu.

Tidak jauh dari tempatnya berdiri tampak seorang pemuda yang tengah merintih kesakitan seraya memegangi telapak tangannya yang mengucurkan darah dengan deras.

"Aku tidak pernah mengatakan jika ini akan mudah bukan?"

Pembawa acara itu tertawa kecil ketika menatap kotak yang tergeletak di atas tanah, milik pemuda yang terluka tadi.

"Seperti yang aku katakan tadi, kami akan menaikkan level permainan di supinezh kali ini, bukan hanya kekuatan otot tetapi kemampuan otak kalian juga akan di uji kali ini, jadi tidak akan ada yang dapat melewatinya dengan mudah. So good luck everyone! Kalian di beri waktu selama lima belas menit untuk membuka kotak itu dan waktunya di mulai dari sekarang"

Suara gong mulai terdengar dan sebuah papan LED raksasa mulai menampilkan hitungan mundur pada layarnya.

Semua peserta tampak menatap kotak yang berada di tangan mereka, mulai memikirkan cara untuk membuka kotak yang hanya memiliki ukuran sebesar telapak tangan tersebut.

"Apa yang harus kita lakukan sekarang ini?" Tanya Jimin kepada Taehyung yang juga tidak kalah bingungnya. Bahkan pemuda yang memiliki senyuman kotak itu sudah memasang wajah blank out miliknya.

Di sebelah mereka tampak Jungkook yang melempar-lempar kotak miliknya ke udara dan kemudian menangkapnya, seakan tidak perduli akan pertandingan itu.

Sedangkan Seokjin dan Hoseok tampak berdiskusi di selingi beberapa perdebatan kecil ketika mereka tidak sependapat.

"Bagaimana jika kita pecahkan saja, hyung?" Tanya Hoseok untuk yang kesekian kalinya.

"Jika semudah itu maka mereka tidak perlu repot-repot meminta kita membukanya di sini Hoseok-ah, mereka ingin melihat seberapa menderita kita hanya dengan membuka kotak ini" Seokjin memutar bola matanya malas.

Hoseok menggaruk pipinya dengan kesal. "Ck,, hanya membuka kotak sialan ini saja sudah merepotkan!" Untuk pertama kalinya di dalam hidup Hoseok, putra Aprodhite itu mengumpat.

*****
Don't copy my story okay!

Hayo,,, udah mulai pertandingannya ni...

16 Desember 2019

~Weni

King of Demigod [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now