(35) permainan takdir

6.9K 945 69
                                    

"Jangan gila!" Seru Seokjin ketika mendengar penuturan gila Taehyung tentang strategi yang akan mereka pakai untuk bertahan di dalam permainan ini.

"Ini hanyalah sebuah permainan Tae, jangan mengorbankan dirimu untuk hal bodoh yang seperti ini" Timpal Namjoon menyetujui perkataan Seokjin barusan.

Mengumpankan dirinya untuk menyusup ke dalam daerah lawan, itu sama saja dengan mengantarkan dirimu ke dalam kandang singa.

Hal terbodoh yang pernah di lkukan seseorang, apalagi seseorang seperti Taehyung yang tidak- belum - dapat mengeluarkan kekuatannya. Bagaimana cara dia dapat bertahan jika seperti itu.

Taehyung yang seakan mengerti akan kegelisahan kedua hyung nya tersebut hanya dapat menyunggingkan senyuman tipis, selemah itukah dirinya sehingga mereka tidak dapat mempercayainya?

Dirasakannya sebuah tepukan halus mendarat pada bahunya yang terlapis baju zirah milik akademi. Ia menoleh dan mendapati Yoongi yang sudah memasang senyuman manis sehingga menampakkan gummy smile miliknya.

"Hyung percaya padamu, pergilah dan lakukan apapun yang kau rasa dapat membuat kita memenangkan pertandingan ini" Ucap Yoongi membuat Taehyung tersenyum.

"Terimakasih hyung"

"Mereka berdua sudah gila" Gumam Hoseok yang masih dapat didengar oleh Jimin dan Jungkook yang berada di sebelahnya.

Jimin hanya diam bergeming di tempatnya dengan ekspresi datar yang tidak dapat ditebak sama sekali.

Sementara itu Jungkook menyeringit ketika merasakan sesuatu yang mengganjal di dalam dirinya, ia menoleh cepat ketika merasakan hawa yang berbeda tengah melingkupi hutan ini.

Meskipun dari awal hutan ini telah tampak menyeramkan, tetapi kali ini ia merasakan ada sesuatu yang tengah terjadi di dalam hutan ini.

"Iblis" Desisnya dengan nada lirih sehingga tidak dapat didengar oleh siapapun selain dirinya.

Instingnya sebagai putra dari penguasa dunia bawah tidak pernah salah, dia selalu dapat membedakan yang mana manusia dan mana iblis yang tengah menyamar menjadi manusia.

Dan kini ia merasakan salah satu dari makhluk itu tengah berada di sini, berdiam dan menanti sesuatu, sesuatu yang dapat Jungkook pastikan jika itu bukanlah hal yang bagus.

Suara binatang malam menjadi lagu penghantar tidur bagi ketujuh pemuda yang tengah berlindung di bawah sebuah batang pohon yang memiliki diameter yang lebih besar jika dibandingkan dengan pohon-pohon lain di sekitarnya.

Jungkook menjentikkan jari dan seketika pada ujung jarinya keluar kobaran api, ia arahkan jarinya tersebut kearah tumpukan daun serta dahan kering.

Setelah beberapa saat cahaya yang berasal dari api unggun mulai menerangi mereka.

Yoongi menyandarkan tubuhnya pada sebuah pohon dan kemudian menghela napas panjang. Inilah alasannya dia sangat enggan untuk menampakkan dirinya di depan khalayak ramai.

Dengan statusnya sebagai anak tunggal dari sang dewa musik, Apollo. Akan banyak pasang mata yang mengawasi gerak geriknya, berbeda dengan Seokjin dan Hoseok, meskipun mereka adalah putra tunggal tetapi setidaknya mereka masih memiliki saudari-saudari yang perduli dan akan membantu mereka ketika berada di dalam masa sulit.

Sedangkan dirinya, Yoongi hanya dapat terkekeh hambar, dia hanya seorang diri di dunia ini. Tidak ada siapapun yang dapat menjadi sandaran baginya ketika tengah berada di dalam masa sulit.

Pukk...

Yoongi menoleh ketika merasakan beban pada pundaknya bertambah, "anak ini" Gumamnya ketika mendapati sebuah kepala dengan surai berwarna kelabu tengah bertumpu pada pundaknya.

King of Demigod [SUDAH TERBIT]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt