(26) permainan takdir

6.8K 914 37
                                    

"Jadi bagaimana? Apa kalian ada ide mengenai clue yang diberikan oleh panitia?" Tanya Namjoon yang saat ini telah bergabung bersama kelima pemuda lainnya di dalam kantin.

Pandangan mata mereka tertuju kepada selembar daun yang berada di atas meja.

Hanya selembar daun yang diberikan oleh panitia kepada mereka, tanpa sepatah kata ataupun petunjuk lainnya. Hal itu tentu saja membuat Seokjin meradang dan mengeluarkan seluruh unek-uneknya dalam sepersekian detik saja, mengalahkan kecepatan seorang rapper terkenal sekalipun.

Beruntung Hoseok dengan cepat berlari dan kemudian membeli begitu banyak keripik kesukaan Seokjin. selama bertahun-tahun mengenal Seokjin, dia sudah terlalu hapal mengenai sifat pemuda itu, termasuk dengan hal apa yang bisa membungkam kekesalannya.

"Yang menjadi pertanyaannya adalah, ini daun apa?" Tanya Hoseok dengan wajah bingung melihat bentuk daun itu yang menyirip dan cenderung panjang.

"Itu seperti daun bambu" Hoseok terperanjat kaget dan menolehkan kepalanya kearah kanan dengan tatapan horror.

Di sebelahnya telah berdiri sesosok berkulit pucat yang sudah bersandar pada tepian meja seraya melipat kedua tangannya di depan dada.

"Astaga! Kau mengagetkanku" Hoseok mengelus dada kirinya di mana jantungnya berdetak dengan menggila di dalam sana akibat Yoongi.

Sedangkan sang tersangka hanya memasang wajah malas melihat reaksi Hoseok yang terlalu berlebihan menurutnya.

"Ya! Hyung! Apa kau memang selalu muncul tanpa bersuara seperti itu eoh?" Kesal Hoseok sebab ini bukan pertama kalinya dia dibuat jantungan oleh sosok berkulit pucat itu.

"Kau saja yang seperti kakek-kakek, mudah sekali untuk terkejut hyung" Kini Taehyung ikut menimpali, membuat perempatan siku muncul pada dahi Hoseok.

"Ya! Kau-hmpp..." Belum sempat Hoseok meluapkan kekesalannya Seokjin sudah terlebih dahulu menyumpal mulut pemuda itu dengan keripik miliknya, salah satu makanan yang mampu menenangkan dirinya dari kekesalannya.

"Berisik" Ucap Seokjin tanpa dosa ketika Hoseok melayangkan tatapan kesalnya kearah Seokjin. Dia kembali mengunyah keripiknya, entah berapa bungkus yang sudah dihabiskan olehnya saat ini.

"Bisakah kalian fokus?" Namjoon menatap satu persatu orang yang ada di sana dan kemudian menghela napas frustasi, ia memijat pangkal hidungnya dengan lelah.

Tidak bisakah mereka ini serius untuk beberapa saat saja? Ada saja hal kecil yang mereka ributkan setiap berkumpul seperti ini.

Hal itu membuat Namjoon kehabisan akal dengan timnya kali ini, berbeda dengan kedua saudaranya yang hanya akan diam dan mengikuti apapun perkataannya.

Namjoon harus memiliki kesabaran yang lumayan banyak untuk berinteraksi dengan ke enam kepala ini, mereka memiliki pemikiran yang tidak ingin di bantah oleh satu sama lainnya.

Yoongi yang sudah mengambil posisi di sebelah Namjoon menatap dengan seksama wajah pemuda berlesung pipi tersebut.

'Tidak semua air harus mengalir mengikuti arus, bahkan ombak harus bekerja keras melawan arus untuk dapat menggapai pantai'

Kedua netra obsidian Namjoon membulat ketika suara itu kembali menggema di pikirannya.

Dia menoleh kearah kanan dan mendapati Yoongi yang sudah menumpukan wajahnya keatas tangan kirinya dan menatap perdebatan yang terjadi di antara Taehyung dan Hoseok.

Brakk...

"Bodohnya aku!" Seru Seokjin seraya menggebrak meja, membuat seisi meja itu menjadi hening seketika.

Bahkan Hoseok yang tadinya ingin mengomeli Taehyung kembali terperanjat kaget, membuat dia harus mendaratkan bokong sexynya ke atas lantai.

"Jin hyung!!" Seru Hoseok dengan suara yang menggelegar. Namun Sang empu nama tak menghiraukannya.

Dengan terburu-buru ia meraih daun yang terletak di atas meja kemudian mencelupkannya kedalam gelas yang berisi air.

Seketika daun yang berada di dalam gelas itu menggeliat dan memanjang, semakin lama pergerakannya semakin liar, membuat mereka semua mengambil langkah mundur.

"Apa itu?" Tanya Taehyung seraya menyeringit jijik melihat pergerakan daun itu.

Perlahan daun itu keluar dari dalam gelas dan menampakkan wujud aslinya yang serupa dengan kadal tetapi dengan visual yang  jauh lebih menyeramkan dari hewan berdarah panas tersebut.

"Arghh!" Hoseok melompat takut sedangkan Jungkook telah mengangkat kakinya hendak menginjak makhluk aneh itu.

"Jangan!" Cegah Jimin membuat kaki Jungkook tertahan di udara.

Pemuda bersurai biru itu melangkah mendekati kadal yang tampak berdesis, mengambil aba-aba untuk menyerang.

"Shh, calm down" Jimin mengulurkan  telunjuknya dan menarik kembali jarinya ketika makhluk itu mencoba untuk menggigitnya.

Sekali lagi dia mencoba dan kali ini makhluk itu tampak lebih tenang bahkan menerima elusan tangan Jimin.

"Naiklah" Jimin merentangkan telapak tangannya, meski awalnya tampak ragu tetapi kadal itu tetap naik ke atas telapak tangan Jimin dan kemudian kembali berubah ke wujud awalnya yaitu sehelai daun.

"Sudah" Ucap Jimin seraya menatap ke enam pemuda yang menatapnya dengan berbagai macam ekspresi.

"Apakah aku boleh menyimpannya?" Pintanya dengan kedipan mata yang terlihat begitu polos.

"Kau boleh menyimpannya" Ucap Namjoon dan perlahan turun dari atas kursi yang dipanjatnya tadi.

Dia itu tetaplah manusia oke? Meskipun setengah tubuhnya dialiri oleh darah dewa Ares, tetap saja dia memiliki sisi manusia yang dapat merasakan takut dan jijik di waktu tertentu.

"Apa itu tadi, Jin hyung?" Tanya Hoseok yang masih enggan turun dari atas meja.

"Ya! Setidaknya kau turun dari punggungku, dasar kau hyung penakut" Marah Jungkook yang merasakan beban di punggungnya menjadi dua kali lipat lebih berat dari tas ransel yang biasa disandangnya.

Seokjin menggelengkan kepalanya, "aku tidak tau pasti makhluk apa itu, tetapi aku pernah melihatnya di buku yang aku baca, dia adalah salah satu makhluk penghuni danau Rydberg yang di anggap telah punah ratusan tahun yang lalu" Jelas Seokjin yang masih betah bertengger di atas punggung Jungkook.

"Dan sekarang salah satu dari makhluk yang telah punah itu berada di sini" Yoongi mengedikkan dagunya kearah Jimin yang menatap daun di telapak tangannya dengan kagum.

"Lalu apa hubungannya dengan babak selanjutnya dari perlombaan ini?" Taehyung mengerutkan dahinya tidak mengerti.

Seokjin yang telah turun dari punggung Jungkook juga ikut menggaruk tengkuknya bingung.

"Apakah salah satu diantara kalian ada yang mengetahui dimana danau Rydberg itu berada?" Kali ini Namjoon yang angkat suara.

"Mustahil, danau itu adalah sebuah danau yang sudah ada sejak zaman purba dan menghilang ketika pergeseran zaman terjadi" Bantah Seokjin. Mana ada yang mengetahui lokasi danau yang mungkin sudah tidak ada lagi di dunia ini.

"Bagaimana dengan danau itu? Bukankah danau itu sudah ada semenjak akademi ini berdiri, dan kurasa dia cukup tua mengingat usia akademi ini yang tidak kalah tuanya" Sahut Taehyung ketika mengingat pelajaran pada kelas sejarah beberapa hari yang lalu.

Ketujuh pemuda itu serentak mengalihkan tatapan mereka kearah danau yang terhampar luas tersebut.

"Jadi lokasi selanjutnya ada di air huh?"

*****
Don't copy my story okay!

22 Desember 2019

Revisi : 7 april 2020

~Weni

King of Demigod [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang