Part 11

12.2K 737 4
                                    

Alunan ayat suci terdengar dengan syahdunya. Umiku melafadzkan ayat demi ayat dengan suara emasnya. Aku tatap wajah Umi yang berseri. Aku tersenyum. Memang semenjak kejadian Zahwa, umi sangat murung, bicara apa adanya. Jika tidak ada kegiatan pasti umi akan bermain dengan Anisa putri Kak Dimas dan Kak Lia.

Umi menutup mushafnya setelah bacaannya selesai.

"Umi, Alyas bahagia lihat umi berseri seperti ini" ucapku

Umi tersenyum, lalu mengelus kepalaku dengan lembut

"Kamu kan sudah bahagia sebelumnya Yas" ucap Umi

"Aku ndak bahagia sebelum umi bahagia" ucapku

"Lah kemarin kamu bahagia kan sudah melamar Ning Sila" ucap Umi

Skakmat. Umi ini bisa saja menjawabnya

"Memangnya umi ndak bahagia kalau Alyas melamar Ning Sila?" tanyaku hati-hati

"Umi seneng Le, kamu dapat perempuan yang insya Allah sholehah" ucap Umi

Aku tersenyum bahagia. Jadi Umi bahagia aku bersama Ning Sila. Lengkap sudah ridho keluargaku.

Tiba-tiba Kak Dimas masuk dengan putri kecilnya.

"Eh ada drama" ucap Kak Dimas menggangu suasana

"Ada apa Le?" tanya Umi

"Itu umi, Alyas dicariin Ustad Jufri sama Usman" ucap Kak Dimas yang sedang bermain-main dengan Anisa.

"Ya sudah Le, sana kamu temuin mereka" ucap Umi yang aku angguki.

Umi meraih Anisa. Seperti biasa Umi akan bermain dengan Anisa cucu pertama umi.

Usman dan Ustad Jufri duduk di ruang tamu. Aku mengucapkan salam. Merekapun menjawab salamku.

"Ada apa ini?" tanya ku

"Gini Gus, alhamdulillah mobil penabrak Ning Salsa sudah ditemukan" ucap Ustad Jufri

"Terus penabraknya?"

"Sementara penabraknya belum bisa diketahui Gus, mobil ini pelat B, sesuai info dari Ning Zahwa satu bulan yang lalu, kemungkinan orang yang menabrak orang Jakarta, kemarin saya kabari teman saya yang di Jakarta, dan menemukan mobil penabrak Ning Salsa di bengkel" ucap Ustad Jufri panjang lebar.

Tidak sia-sia aku meminta bantuan Ustad Jufri. Ustad Jufri memang jagonya cari titik temu. Cita-cita Ustad Jufri dulu ingin menjadi seorang detektif, namun terhalang restu orang tua. Tapi setidaknya Ustad Jufri mengembangkan bakatnya di pondok. Dari mulai pencuri uang di masjid, pencuri sandalpun bisa dilacak. Aku salut dengan Ustad Jufri.

"Terima kasih Tad, tidak sia-sia saya minta bantuan njenengan" ucapku antusias

"Hehe tidak masalah Gus, njenengan fokus saja sama colon istri njenengan." ucapnya

"Gus katanya mau fokus cari kebenaran tentang kecelakaan Ning Salsa dan sama bisnis cafe, eh sekarang malah sudah ngelamar Ning Sila" ucap Usman terkekeh

Aku dan Ustad Jufri tertawa. Dipikir-pikir aku ini plin plan juga.

"Hehe yah awalnya kaya gitu, tapi setelah tahu sifatnya saya jadi mencintainya" ucapku jujur

Usman dan Ustad Jufri pun mengerti apa yang aku rasakan saat ini.

"Oh iya, Usman nanti tolong jemput Ning Sila di pasar, katanya mau mampir kesini, saya ada urusan, jadi saya ndak bisa jemput Ning Sila"

"Oh inggih Gus. Saya akan jemput Ning Sila" ucap Usman.

***

Zahwa POV

DARUSALAM LOVE✔(Sudah Terbit)Where stories live. Discover now