Part 12

11.9K 709 1
                                    

Alyas POV

Aku, Usman, dan Ustad Jufri berada di base camp. Yah sekarang kami membuat base camp untuk lebih leluasa dalam menjalankan misi rahasia kami.

"Gus sampeyan keliatan lelah sekali" ucap Ustad Jufri

"Iya semalam banyak tamu, Abi sedang mengisi pengajian dari kemarin-kemarin belum pulang, sedangkan Kak Dimas kasian cape gara-gara mengurus Anisa yang nangis terus, jadi saya yang menemui tamu" ucapku panjang lebar

"Iya sudah Gus sampeyan istirahat saja" pinta Usman

Aku pun tidur di sofa. Baru beberapa menit mataku terpejam. Ponsel ku berbunyi, aku tatap layar ponselku "Ning Sila" aku langsung mengangkatnya.

"Assalamu'alaikum gus" salam Ning Sila disebeang sana

"Wa'alaikum salam warohmatullah  ada apa Ning?" tanya ku to the point

"Gini Gus, saya mau ke situ, sekarang posisi saya lagi di perpustakaan kota, Gus Alyas bisa jemput saya?"

Aku terdiam. Bukannya aku menolak, hanya saja aku seperti kurang enak badan. Aku langsung mengatakan iya kepada Ning Sila. Setelah itu sambungan terputus.

"Ada apa Gus?" tanya Ustad Jufri yang sedang menikmati kopi

"Saya mau jemput Ning Sila di perpustakaan kota" ucapku

"Gus tapi njenengan seperti lelah sekali" ucap Usman

"Iya, tapi yah mau gimana lagi"

"Gus lebih baik njenengan istirahat saja di Ndalem, soal jemput Ning Sila biar saya dan Usman yang urus" saran Ustad Jufri

"Ndak merepotkan?" tanya ku

"Ya Allah, Ndak lah gus" ucap Ustad Jufri yang diangguki Usman.

Aku berterima kasih kepada mereka. Indahnya skenariomu Ya Allah yang telah menghadirkan teman yang sholeh dan yang selalu membantu disaat dibutuhkan.

Aku langkahkan kakiku menuju Ndalem. Aku rebahkan badanku di ranjang. Umi mengikutiku sampai kamar. Umi memegang dahiku. Yang aku lihat wajahnya seperti khawatir.

"Ya Allah Le, kamu deman" ucap Umi dengan nada khawatir

Aku hanya diam saja. Entahlah rasanya tidak bersemangat untuk berbicara. Umi pergi entah kemana. Setelah aku buka mata, Umi mengompres dahiku. Umi juga menyiapkan makanan dan obat untukku. Umi sangat perhatian kepadaku.

Tiba-tiba Kak Dimas dan keluarga kecilnya masuk ke kamarku.

"Gimana keadaanmu Dik?" Tanya Kak Dimas

Aku hanya mengangguk saja.

"Ya Allah, kok ngomong kaya patung ndak ada yang jawab" tambah Kak Dimas yang membuatku mau tidak mau menyahutnya

"Kurang baik" jawabku sekenanya

"Dik kasihan umi yang ngurusin kamu, coba aja sudah nikah sama Ning Sila, pasti Ning Sila yang ngurusin" ucap Kak Dimas yang membuat mataku membuka.

DARUSALAM LOVE✔(Sudah Terbit)Where stories live. Discover now