Part 25

12K 713 5
                                    


Jadilah mentari, agar bisa menyinari dunia. Sama seperti halnya dirimu menjadi wanita sholehah yang akan menyinari keperibadianmu

Muhammmad Alyasa Hadid Assegaf

***

POV Alyas

Suasana kota yang indah. Yah Istanbul, kota di Turki. Kota yang sangat indah. Dulu selalu mendengar cerita-cerita dan sejarah dari materi atau dari teman waktu kuliah di Al-Azhar Cairo. Sekarang aku melihatnya secara langsung. Kota sejarah kota konstinopel, kota padat.

Aku langkahkan kakiku menuju sesorang yang membantuku bisa mengurus beasiswa kuliah di Universitas Istanbul. Dia sedang berdiri di dekat pohon kecil sambil melambaikan tangan. Aku percepat langkahku.

"Assalamu'alaika Ya Alyas"  salamnya sambil memelukku

"Wa'alaykum salam Ya Mehmed"

"Kaifa haluk?"

"Bilkhoir Alhamdulillah, wa anta?"

"Ana bilkhoir Alhamdulillah"

"Tueal 'iilaa shaqtik, rafaqot" ucap Mehmed

"Na'am, syukron"

"Afwan"

Kami pun menuju ke apartemenku yang telah dipersiapkan Mehmed sahabatku waktu di Al-Azhar Cairo. Dia yang selalu membantuku dalam kesusahan.


Sampailah kami di apartemen. Apartemen yang luas,  banyak fasilitas yang ada di sini.

"Apa kamu sudah bisa bahasa Turki?" tanya Mehmed

"Lumayan, saya juga sering belajar bahasa Turki waktu kita masih di Mesir, kan kamu yang mengajari saya"

"Hahaha saya lupa, saya juga sering belajar bahasa Indonesia denganmu " ucapnya tertawa

"Yah memang kan"

"Di Universitas Istanbul juga harus pandai dalam Bahasa Turki dan Bahasa Arab apalagi kamu di faculty of divinity atau fakultas ilahiyat, you understand?"

"Yeah, I understand"

"Ya sudah kamu istirahat, nanti saya ajak kamu makan di rumahku"

"Syukron"

"Afwan" ucap Mehmed sambil tersenyum

Mehmed meninggalkanku sendiri di apartemen. Segera kurebahkan badanku rasanya begitu pegal setelah berjam-jam di pesawat.

Namun fikiranku tak bisa diajak konpromi dengan badanku. Aku tak bisa tidur.

Segera saja aku bereskan pakaian, buku, dan kitab-kitab yang aku bawa ke tempat yang cocok.

Ah.. Yah aku lupa dengan surat dari Dina yang katanya disuruh Zahwa. Segera aku baca surat itu dibalkon sambil duduk di kursi yang ada.

To : Muhammad Alyasa Hadid Assegaf

Assalamu'alaykum...... :)

"Kak Alyas, Zahwa minta maaf, karena Zahwa Kak Alyas harus ditakzir. Ini salah Zahwa Kak. Zahwa bener-bener salah, Zahwa minta maaf.

Dan yah, Kak Alyas semangat di sana, belajar yang giat, agar pondok Pesantren Darusalam diasuh oleh laki-laki yang cerdas, bijaksana, adil, dan penyayang.

DARUSALAM LOVE✔(Sudah Terbit)Where stories live. Discover now