Part 28

12.2K 785 16
                                    

POV Zahwa

Sekarang aku sudah berada di kediaman kakek. Yah semenjak aku lulus S1 aku sudah tinggal di kediaman Abi dan Umi. Meski aku harus bolak-balik antara pondok dengan rumah dengan kuliahku di Bandung. Cape? Sudah jangan ditanya lagi. Karena banyak kegiatanku, aku sampai tidak memikirkan calon pendamping, Abi Umi dan yang lain selalu saja menjomblangkan aku dengan A, B, C, sampai Z. Dari semuanya aku hanya cuek. Sama seperti yang sedang aku alami sekarang. Ternyata Umi menyuruhku untuk pulang ke Ndalem kakek ternyata sedang membahas perjodohan. Aku hanya diam dan pergi bermain di taman bersama Anisa dan Hulya anak Kak Salsa.

"Zahwa kamu ditimbali, sana masuk gih, biar Anisa dan Hulya aku yang jaga" ucap Kak Lia

"Iya kak, Anisa, Hulya bulik masuk dulu yah" pamitku pada mereka

"Iya Bulik, nanti main lagi" ucap Anisa

"Oke, dah"

Aku berjalan dengan lambat, yah aku takut masuk ke Ndalem. Tapi yah selambat-lambatnya jalanku sampai juga di Ndalem. Seluruh keluarga kumpul. Aku duduk diantara Umi dan bude-budeku.

"Tadi bude ke pengajian ada salam dari Ustad Kholik buat kamu" ucap Bude Ruqoyah memecahkan keheningan

"Wa'alaykum salam" jawabku

Suasana kembali hening.

"Ekhem" deheman Abi

Semua mata tertuju pada Abi. Penasaran apa yang Abi akan katakan.

"Nduk, Abi pengin kowe nikah, sudah banyak yang ingin mengkhitbahmu, tapi kowe malah cuek-cuek saja, mau sampai kapan kamu seperti ini" ucap Abi yang membuatku terdiam seribu bahasa.

"Nduk?" panggil Umi lembut

Aku menatap Umi, mata teduh, senyuman manis yang aku dapat.

"Kapan kamu akan menikah?" tanya Umi

Dengan menghembuskan nafas berat, aku jawab pertanyaan Umi.

"Umi Abi, Zahwa akan menikah, terserah kalian mau menjodohkan Zahwa dengan siapa, tapi untuk saat ini...." ucapanku terjeda untuk menarik nafas

"Zahwa akan ke Turki, Zahwa diundang untuk mengisi acara bedah novel, dan novel itu karya Zahwa sendiri" ucapku dengan bangga

"Nduk, mau sampai kapan kamu seperti itu, kamu sudah cukup berprestasi, banyak piala di rumah hasil dari jerih payahmu, yang Abi inginkan diusiamu yang sekarang adalah menyempurnakan agamamu, kamu mengerti?" ucap Abi tegas

"Zahwa mengerti Abi, tapi ini kesempatan Zahwa, dan Zahwa sudah menjawab iya, jadi Zahwa harus berangkat besok, mohon ridhonya Abi" ucapku mendekati Abi

"Baiklah, tapi setelah ini kamu nurut sama Abi" ucap Abi lembut

"Inggih Abi"

Aku tersenyum dan memeluk Abi.

Dan setelah itu, aku siap-siap untuk pemberangkatanku besok. Dan yang mengurusi jadwalku di Turki nanti adalah Yunda. Dia anak yang baik. Dia juga setia kawan.

Segera aku hubungi Yunda. Dan sore ini aku berangkat ke Jakarta, sedangkan Yunda sudah berada di Jakarta dari beberapa jam yang lalu.

***

Sekarang aku dan Yunda sudah berada di pesawat. Yang kami lakukan adalah tidur, tidak sesuai target. Sesuai rencana kami ketika di pesawat akan bercerita dan membaca buku. Justru kami salah besar. Kami hanya tidur. Bangun saja hanya untuk menjalankan shalat.

"Yun, bangun" ucapku sambil menggoyang-goyangkan badan Yunda.

"Ada apa sih Zah? Aku ngantuk nih" ucap Yunda malas

DARUSALAM LOVE✔(Sudah Terbit)Where stories live. Discover now