5. HAMPIR 2

6K 242 1
                                    

[Ada apa dengan lemari es?]

[Cuma cerita tentang selingkuh, suami pulang, panik, masuk dalam lemari es. Sang suami mencari ke semua sudut rumah, ia yakin istrinya selingkuh, naik turun tangga, akhirnya mati serangan jantung.]

[Maksudmu?]

[Baca dulu ceritanya sampai tamat. Di akherat suami dan selingkuhan bertemu dalam antrian, ngobrol soal penyebab kematian, setelah suami selesai menguraikan si selingkuhan berkata, seharusnya kau membuka kulkas, dan kita berdua masih hidup.]

[Hmmm .... si Oom nggak di situ? Kok bebas kirim pesan?]

[Sudah pulang.]

[Aku ke sana, sekarang!]

[Heyyyy!] hanya dibaca.

[Jangan!] centang satu.

.

Fajar sudah menjelang ketika Dimas sampai di apartemen Keke, mengetuknya. Keke membukakan pintu mengenakan kimono panjang, mata sayu mengantuk, di mata lelaki itu justru kelihatan sexy dan menggoda.

"Nekat!"

Dimas tertawa, akan melangkahkan kaki memaksa masuk, ketika seseorang mendekat, dikiranya Aditya, tapi bukan.

"Tidak sopan bertamu dini hari."

"Siapa kau?"

"Bang Jujun!" Ooo ... ini pengawal si Oom, "Pak Dimas mengantar scarf ku yang ketinggalan di mobilnya." Keke melambaikan scarf motif macan tutul.

"Sudah? Silakan Bapak pulang, atau saya panggil satpam."

Dimas melangkah pergi sambil menyumpah di dalam hati. Eh, tapi mengapa Keke sudah menyiapkan scarf? Ia menoleh, "Jam berapa bisa ke kantor? Kita kan mau nglembur nyusun file?"

"Jam sepuluh?"

Dimas mengiyakan dan cepat pulang diiringi tatapan tajam Jujun.

*

"Saya menunggu di kantin sopir di parkiran basement, non ...." Jujun mengantar sampai ke ruang kerja Keke, sengaja menunjukkan kehadirannya ke Dimas. Gadis itu mengangguk dan ia berlalu.

Urusan mengatur file hanya alasan Dimas supaya bisa berduaan dengan Keke, sebentar saja pekerjaan itu sudah selesai.

"Pak!" Keke cepat berdiri dari posisi membungkuk waktu tangan Dimas memegang pinggulnya, membalikkan badan dan menghadapi tatapan penuh nafsu bossnya.

"Yuk, kita lanjutkan yang terpotong kemarin ...."

"Yang man ... huff!" Dimas melumat bibirnya, dan memaksa memasukkan lidah ke mulutnya, ia memberontak, tak bisa bernapas, tapi kedua lengan kekar lelaki itu memeluknya, membuatnya tak bisa bergerak.

"Bagaimana?" seringai Dimas penuh kemenangan sementara Keke mengatur napasnya yang tersengal-sengal, lidah lelaki itu bukan mengajak lidahnya menari seperti ciuman kemarin, lidahnya seperti ... masif mengisi rongga mulutnya ... ia memaju-mundurkannya seperti ... kemarin ... di tempat yang lain ....

"Mana yang lebih enak? Ciuman barusan, atau waktu aku menciummu di sini kemarin ...." Tangan Dimas menggerayangi selangkangannya, "kemarin gelinjangmu sangat liar ...."

Suara serak penuh hasrat dan kata-kata kotor yang diucapkannya menimbulkan denyar-denyar di sekujur tubuh Keke. Dimas mendudukkannya di meja, lalu menyingkap kaos ketatnya, ia menggeram melihat sepasang daging kenyal terpampang tanpa bra, langsung memagutnya, mengisap nikmat.

"Jangan ... jangan, Pak ...," tolak Keke lemah, ia melengkungkan tubuhnya ke belakang, dan Dimas mengikutinya, menindihnya di atas meja.

Tangan gadis itu menjambak rambut bossnya, yang sebelah lagi berusaha mendorong menjauh, Dimas mana perduli? Kedua tangannya menjelajah ke bawah, menyingkap rok lebar, menarik turun celana dalam Keke.

KAWIN KONTRAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang