18. MENGENDALIKAN ISTRI MUDA

4.8K 175 5
                                    

Tanti tidak berani membantah, dikenakannya pakaian dalam itu tanpa bersuara, disambung gaun yang disodorkan Markus. Biasanya suaminya tak suka ia memakai pakaian yang sexy, tapi gaun baru merah ini mini, separoh paha, belahan dada rendah, dan belakangnya tali-temali memamerkan punggungnya.

Markus membawanya ke club malam, ada beberapa rekanan bisnisnya duduk minum semeja dengan mereka, semua matanya nyalang melahapnya. Beberapa dengan berani memuji kemolekan tubuhnya, dan mengeluarkan kata-kata kotor. Markus hanya tertawa, berbeda dengan suaminya yang dulu, akan marah bila ada lelaki lain memandangnya lama. Tanti merasa tidak nyaman, tapi ia tak berdaya.

Otot-otot tubuhnya menegang waktu Lintang datang membawa album untuk dipilih para kolega suaminya, tapi mereka tak serius, membandingkan yang difoto dengannya. Ia bisa merasakan tangan Markus di samping pinggangnya terkepal.

"Aku tahu kau memesan Dante malam ini ...," bisiknya jahat, seolah membicarakan lelaki bayaran lain, bukan dirinya sendiri, "yang telah menghajarmu hingga tak sanggup berjalan ... teman-teman bisnisku menginginkanmu, bagaimana kalau kuberikan mereka kepadamu untuk digilir?"

Tanti bergidik membayangkan diperkosa para lelaki buas di hadapannya itu.

"Please, Papi ... kenyataannya, Dante adalah dirimu, apa yang salah aku mendapatkan kepuasan darimu?"

"Salahnya, kau selingkuh! Jangan dikira aku tak tahu malam ini kau membookingnya lagi ... dan kemarin kau bersama Dimas ...."

"Kalau kau haus sex, tak perlu mencari lelaki bayaran, justru teman-temanku ini bisa membayarmu! Mau?"

"Papi!"

"Begini ... aku tak suka milikku disentuh orang lain ...."

"Aku tak akan melakukannya lagi, Papi."

"Kau sudah melakukannya!" kata Markus dingin, "pilihannya adalah ... kau kuceraikan, atau malam ini kaulayani mereka berempat."

Tanti tercekat. Sudah beberapa tahun ia hidup dalam kemewahan sebagai istri simpanan Markus, tak bisa dibayangkannya bagaimana harus mencari uang menunjang gaya hidupnya yang sekarang, kecuali melacur. Melayani empat tamu itu tak ubahnya seperti melacur, tapi setidaknya ia bisa mempertahankan statusnya.

"Bagaimana?" tuntut Markus, ia terpaksa mengangguk pelan.

.

"Bagaimana?" tanya Lintang saat album dikembalikan kepadanya.

"Tak ada yang lebih menarik dari dia," kata salah seorang dari mereka menunjuk Tanti.

"Maaf Pak, dia bukan anggota team kami ...."

"Siapkan saja kamarnya," Markus membawa Tanti berdiri, memberi tanda keempat koleganya mengikutinya.

"Kamar 204," kata Lintang menyerahkan kunci.

Markus mendorong Tanti masuk ke kamar 204 dan meninggalkannya bersama empat serigala lapar itu. Ia melangkah masuk ke kamar di seberangnya, Lintang di situ membuka laptop, menyodorkan album.

"Perlu kusediakan perempuan?"

"Untuk apa?" layar laptop menampilkan isi kamar 204 dari empat sudut, Lintang sudah memasang kamera untuk merekam kegiatan di sana.

"Barangkali kau butuh pelampiasan ... melihat istrimu digarap beramai-ramai ...."

"Kan ada kamu."

"Mulai kemarin, aku berhenti."

"Ouw, aku terkejut," Markus melihat keempat lelaki itu mengundi siapa yang akan mendapatkan giliran pertama, "tak ada adegan perpisahan denganku?"

"Maaf mengecewakan, tapi jawabannya tidak." Lintang tertawa.

KAWIN KONTRAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang