11. KONTRAK TERBONGKAR

4.5K 193 3
                                    

Bugi akan memindahkan sebagian hartanya menjadi atas nama Yakto dan Oni, dengan syarat Aditya mengajak keluarga kecilnya tinggal di rumah besarnya. Dengan enggan, Aditya pindah ke sana, bagaimanapun juga ia tak rela Dimas mendapatkan bagian lebih banyak.

Ada dua baby sitter mengurus kedua balita itu, tidur sekamar dengan mereka, sehingga Keke bisa terus melanjutkan bisnisnya dengan Burhan.

Jujun sudah menikah dengan Juleha, dan sekarang pindah ke rumah ibunya supaya tidak tinggal sendirian, walaupun ada Menuk, supervisor kebun Keke yang menginap di situ. Setiap subuh Jujun mengantar Juleha ke empang, menyiapkan ikan dan ayam kampung organik yang akan diantar ke Hantin catering, mampir ke rumah mengambil sayuran yang disiapkan Menuk. Biasanya jam delapan pagi ia sudah sampai ke rumah Burhan di Benhil, lalu pulang ke Bogor mengurus empang dan peternakan ayam sampai waktu Asyar dan pulang bersama Juleha.

Sekitar jam segitu juga Keke diturunkan oleh Aditya, lalu mulai menyiapkan catering hari itu. Jam setengah sebelas waktu kurir mulai mengantar catering, Keke akan menyelesaikan masalah administrasi dan berdiskusi dengan Burhan, pulang setelah makan siang.

.

Semua kelihatan berjalan tenang, kecuali di hati Dimas.

Suatu hari Aditya mengantar Bugi check up ke Penang, Dimas menginap. Pemuda itu sudah berterus terang kepada ibunya tentang perasaannya kepada Keke, dan berharap ibunya membantu rencananya merayu Keke.

Kalah gesit dengan Keke yang cepat masuk kamar tidur, Dimas iseng masuk ke ruang kerja ayahnya. Sejak Aditya tinggal di rumah itu, ia menambahkan satu meja tulis untuknya. Dimas duduk di kursinya, membuka-buka laci dan memeriksa isinya. Laci yang terbawah dikunci, lainnya tidak. Ia menyeringai senang, mentertawakan kebodohan kakaknya.

Ditariknya laci-laci atas sampai terlepas dari meja, dari lubang itu diraihnya isi laci yang dikunci. Ada beberapa map, Surat Kawin, Akte Kelahiran Yakto dan Oni, Sertifikat beberapa properti atas nama Aditya ... dan ... sebuah kontrak yang ditandatangani berdua Aditya dan Tinneke, perjanjian menikah dan melahirkan anak, selama dua tahun.

"Sudah expired," desisnya, memotret tiap lembar perjanjian itu, dan mengembalikan semuanya ke tempat semula.

.

"Halooo ...," setengah mengantuk Keke mengangkat telpon.

"Aku mau bicara, sekarang!"

"Dimas ... jam berapa ini?"

"Besok Sabtu, libur! Jangan alasan perlu bangun pagi. Ini tentang masa depan anak-anakmu."

Dengan malas Keke membuka pintu kamar, Dimas menerobos masuk, menindihnya ke tempat tidur.

"Jangan ...," tolaknya lemah, masih mengantuk. Suaranya yang sendu membuat Dimas makin kesetanan, akhirnya ia berhasil melampiaskan hasrat ke kakak iparnya itu, mewujudkan mimpi-mimpinya selama ini.

.

Keke bangun dengan pakaian berantakan dan air mata berlinang, dapat dikatakan Dimas memperkosanya. Dibukanya gawainya memeriksa pesan, ada sejumlah foto dari Dimas, lembaran kontrak kawinnya dengan Aditya. Tanpa kata, ia mengerti maksud Dimas, masa kontraknya sudah habis

Sarapan bertiga dengan ibu Dimas, lelaki itu makan dengan senyum dikulum dan sebentar-sebentar meliriknya, Keke menahan emosinya, tak bersuara. Kalau dirayu ia bisa menyerah, tapi ia tidak terima diperkosa.

Setelah Dimas berangkat ke kantor, ia membangunkan anak-anaknya dan menyiapkan dua kopor pakaian.

"Kemana?" tanya mertuanya melihatnya menarik kopor ke teras.

"Mau mengunjungi Ibu di Bogor, kangen."

"Jangan berangkat sekarang, biar diantar Dimas."

"Saya sudah pesan mobil sewaan."

Ibu Dimas menelpon anaknya, tapi ia tak bisa mencegah Keke pergi.

.

Dimas menyusul ke Bogor, tapi ibu Keke dan Jujun malah bingung, karena Keke tidak ke sana.

Memeriksa CCTV di pos satpam, mobil yang menjemput Keke tak terlihat jelas plat nomornya, Avanza silver, tapi mobil jenis itu ribuan seibukota. Laporan kepolisian hanya bisa dilakukan setelah menghilang selama dua kali dua puluh empat jam, sampai Senin pagi Dimas masih kalut dengan pikirannya sendiri. Telpon Keke aktif, tapi tak mau mengangkat panggilan, pesan Whatsapp hanya dibaca saja.

.

"Begini ...," Bugi mengajak mereka duduk berempat, "aku sudah memutuskan, besok kita ke notaris, ada beberapa perusahaan yang langsung kupindahtangankan ke Dimas, beberapa lagi untuk Yakto dan Oni dengan Aditya sebagai wali, sisanya untuk Aditya."

"Dengan demikian, kalian berdua bisa hidup tanpa saling berhubungan, tidak ada kontak, jadi tidak ada alasan Dimas menemui Keke ... aku dan Narti akan hidup di rumah ini dengan uang di rekening pribadi. Aku sudah membuat surat wasiat, rumah ini akan diwariskan untuk Narti."

"Pa, Mas Didit dan Keke hanya kawin kontrak ... dan kontraknya sudah habis."

"Aku sudah tahu, masa dua tahun itu berakhir tak lama setelah Yakto lahir, kenyataannya mereka terus bersama sampai ada Oni ... dan Keke masih istri sah Aditya, tindakanmu memperkosanya tidak bisa dibenarkan, karena itu aku mengatur seperti ini, supaya kalian berdua tidak perlu lagi berhubungan."

"Pa ... Papa ... tahu?"

"Keke menelponku."

"Pa, Mas Didit membohongi dengan melakukan kawin kontrak, Papa yakin kedua anak itu darah dagingnya?"

"Kaupikir ayahmu bodoh? Untuk apa aku menyuruh mereka tinggal di sini? Tentu saja aku sudah melakukan tes DNA diam-diam." Bugi tertawa. "Kalau aku tidak yakin kau anak kandungku, sudah kujebloskan ke penjara."

"Berarti Keke tidak hilang?"

"Menyembunyikan diri darimu!" Aditya mendengkus.

"Kau bodoh, Dimas," Bugi masih tertawa, "Keke cerita semua, mulai insiden celana dalam merah, sembunyi di lemari, semuanya! Kalau kau tidak memperkosanya, sebaliknya merayunya pelan-pelan, ia bisa jatuh ke pelukanmu."

"Keke tidak mencintai Mas Didit?"

"Keke mencintai kakakmu, tapi kau playboy, pengalamanmu menyenangkan perempuan lebih banyak, kakak iparmu mudah terbuai ... sayang, kau tidak sabar. Sekarang ia tak mau lagi bertemu denganmu."

**

Bugi membagi perusahaannya dengan adil, bukan hanya berdasarkan aset tapi juga prospek. Dimas memilih berkantor di gedung yang menjadi kantor pusat, Aditya mengalah, memindahkan kantor-kantornya ke gedung lain, walaupun jumlah perusahaan dan karyawannya lebih banyak.

Sejak itu Dimas tak pernah lagi melihat Keke, ia membayar detektif mencari informasi keberadaannya, tanpa hasil. Menguntit Aditya juga percuma, ia punya beberapa apartemen dan tak bisa diduga pulang ke properti yang mana. Setelah dua bulan menghamburkan uang, Dimas menghentikan usahanya, ia menyerah mencari, tapi harapannya suatu saat bertemu lagi tak pernah pupus.

Dalam kesesakannya Dimas butuh Maya. Hanya perempuan itu yang mengerti perasaannya, yang mau dijadikan pelampiasan sex sementara ia membayangkan tidur dengan Keke. Sudah jatuh tertimpa tangga, kesialan masih mengikutinya, Maya pindah ke Medan, bagaimanapun Dimas membujuknya tekatnya sudah bulat. Tinggallah pemuda itu frustrasi, tiap malam ke bar mencari teman tidur one night stand.

.

bersambung

.

Surabaya, 08 Desember 2019

KAWIN KONTRAKWhere stories live. Discover now