17. MARKUS

3.2K 158 3
                                    

Dua minggu Tanti tidak muncul di club, lalu ia menghubungi Lintang, memesan Dimas.

"Suamiku tidak melayani bookingan," jawab Lintang, dingin.

"Jangan bohong! Temanku dilayaninya dua hari yang lalu ...."

Lintang mengiyakan, menyuruhnya langsung ke kamar 302, pukul tujuh malam.

"Tanpa syarat ...."

"Maksudmu?"

"Lampu mati dan lain-lain ...."

Lintang mengiyakan lalu menutup telpon, menyuruh Dimas bersiap-siap, "kekasihmu ...."

"Obat?"

"Tidak usah," Lintang tersenyum misterius, "malam ini hanya Tanti, tidak perlu obat kuat, kan? Dulu-dulu kau juga tidak membutuhkannya, kalau hanya melayani seorang saja ...."

.

Lintang sudah mengatur, seminggu pertama Dimas diforsir, tiap malam diberi obat kuat melayani beberapa perempuan, seminggu berikutnya tanpa obat kuat, disediakannya satu orang pelanggan, tapi biasanya lewat tengah malam ia masih sanggup satu orang lagi.

Istrinya sudah memperkirakan Tanti akan datang malam ini, kemarin sengaja mengundang Keke membawa anak-anaknya datang mengunjungi kakek-neneknya, tapi tak disediakannya bookingan. Pendaman gairahnya sengaja diaturnya untuk menghadapi Tanti.

.

Lama tidak bertemu, ada sedikit grogi Dimas melayani Tanti, apalagi terakhir mereka berinteraksi, Tanti mengancam membunuhnya bila ia tak bersedia melayaninya. Dengan membayangkan pertemuan dengan Keke hari sebelumnya, Dimas seharusnya bisa memuaskan Tanti dengan tiga ronde ....

Sayangnya, terakhir Tanti berhubungan sex, partnernya adalah si lelaki bayaran yang tanpa setahunya minum obat kuat, walaupun tiga kali orgasme bersama Dimas, ada rasa tidak puas dalam hatinya. Lewat tengah malam ia memakai pakaiannya kembali, bersiap pergi.

"Tidak menginap?" tanya Dimas setengah hati, "kan suamimu belum kembali."

"Aku harus pulang," jawab Tanti pendek.

Dan di perjalanan ke rumah, ia mengirim pesan Whatsapp ke Lintang, "besok aku mau Dante, bisa?"

Lintang tertawa, menunjukkannya kepada lelaki di sampingnya.

"Jadi, apa rencanamu?" tanyanya, memeluk dan mencium Lintang, dan di saat itu Dimas masuk, menatap mereka tidak senang.

"Seharusnya aku yang memandangmu seperti itu, Dimas," kata lelaki itu, "kau baru saja meniduri istriku ...."

"Ambillah Tanti kembali, aku memilih Lintang."

Markus tertawa, dua bulan ia menyembunyikan diri, mengendalikan bisnis jarak jauh, setiap hari ia berolahraga, asupan makanannya dijaga. Dua minggu ini ia sengaja masuk dalam team Lintang, pembuktian penampilan barunya bisa lebih memuaskan perempuan. Ia mengagumi si Mami, dengan enggan ia melepaskan pelukannya.

"Aku dulu buta," katanya, "Lintang jauh lebih baik dari Tanti."

"Setidaknya, Lintang berterusterang dengan profesinya, tidak menutupi bila ia tidur dengan lelaki lain," kata Dimas, dingin.

"Mau kemana?" tanya Lintang melihat Markus berdiri.

"Ke hotel, besok aku pulang ke rumah ...," ia tertawa, "sebenarnya aku ingin menginap bersamamu, tapi tampaknya Tanti tidak berhasil menahan suamimu sampai pagi."

.

"Kau sering tidur bersama Markus?" tanya Dimas tidak senang setelah lelaki itu pergi.

"Hey, hey, hey, sejak kapan ada cemburu di antara kita?" Lintang tersenyum, "Markus bersedia berinvestasi untuk club malam di hotelmu ...."

KAWIN KONTRAKWhere stories live. Discover now