13. LELAKI BAYARAN

4K 183 7
                                    

"Nanti kamar akan kubayar," kata Lintang bersiap-siap pergi, "kalau serius mau bergabung, kirimkan foto setengah badan dan foto seluruh badan sebelum pukul tiga sore, berapa nomor telponmu?"

[Datang ke club pukul tujuh malam, pakaian yang keren.] Lintang mengirim pesan setelah Dimas mengirimkan fotonya, sengaja dikirimnya foto setengah badan bertelanjang dada, dan foto seluruh badan di ruang gym.

Begitu datang, ia disambut kecupan ringan oleh Lintang, "kamar 307, masih muda seperti yang kauminta."

.

Seorang gadis sedang minum sambil menerawang keluar jendela ketika Dimas masuk, ia menoleh, tersenyum, kelihatan ragu.

"Hai," sapa Dimas, "aku Dante ...."

"Hai," ia menatap Dimas dari ujung rambut sampai ke ujung kaki, "kau lebih cakep dari fotomu ...."

"Kau cantik, masih muda," Dimas balas memuji, "mengapa mencari lelaki bayaran? Aku yakin banyak yang mau menemanimu tanpa dibayar."

"Aku tak punya waktu banyak," perempuan itu tak menjawab, "suamiku sedang ada pertemuan bisnis di bawah ...."

Perempuan itu meletakkan gelas minumannya, langsung melepaskan semua pakaiannya, Dimas terpukau, sesaat ia lupa tujuannya masuk ke kamar itu. Perempuan itu mendekat, membantunya melepaskan pakaian, menariknya ke ranjang.

"Sabar!"

Dimas mencium bibirnya, tangannya turun ke bawah mengusap, meremas, lalu ciumannya turun ke leher ..., "jangan bikin cupang," bisiknya, dan ia menggelinjang ketika Dimas mengisapputingnya, sementara jemarinya menyusup, mencari celah untuk masuk ... mengobok-oboknya.

"Cepatlah," ia menggeliat, "aku kuatir suamiku mencari."

Dimas baru menghentak beberapa kali ketika gawai perempuan itu berdering, ia melepaskan diri, berguling ke tepi ranjang, meraihnya.

"Hmmm ... ya sayang, aku bertemu dengan teman lama, diajak mengobrol di private room ... tentu saja perempuan, ia juga datang bersama suaminya ... ya ... aku ke toilet dulu, lalu segera kembali." Menutup telpon, matanya sayu menatap pemuda itu.

"Maaf, aku harus pergi."

"Tunggu!" Dimas menarik tangannya, "berapa nomor telponmu?"

Dimas melakukan miss call, "hubungi aku," pesannya, sebelum perempuan itu berpakaian dan meninggalkannya termangu dengan nafsu di ubun-ubun.

.

"Ia tetap membayar penuh," Lintang tertawa mendengar ceritanya.

"Masalahnya bukan bayaran!" gerutunya, mengelus menenangkan gejolak di bagian Selatan Katulistiwa. Saat itu ia melihat perempuan itu berjalan keluar club mengiringi seorang lelaki tua bertubuh tambun.

"Ada lagi," Lintang menggamit tangannya, "tapi ada permintaan khusus, ia mau anal sex."

"Ouw tidak!" Dimas bergidik, jijik, Lintang tertawa.

"Aku saja, Mami," seorang pemuda bersuara di sampingnya, Dimas menoleh, ia mengenalinya, pernah bertemu pemuda itu di rumah Keke di Bogor.

"Siapa namanya?" tanyanya setelah Lintang memberikan instruksi seperlunya dan pemuda itu berlalu.

"Denny, tapi nama aslinya Anto," jawab Lintang, "dia paling laris, karena fleksibel, bisex, dan melayani gay bisa berperan sebagai bot maupun top."

"Mau nyicip?" Lintang tertawa melihatnya bergidik lagi, "tadi ia juga tanya-tanya tentangmu."

"Kauberikan nama asliku?"

"Tidak, aku menyebutmu Dante."

"Mengapa kausebutkan nama asli Denny?"

KAWIN KONTRAKWhere stories live. Discover now