15. LINTANG

3.4K 170 0
                                    

Dimas bertemu dengan Keke lagi menjelang pernikahannya dengan Lintang. Sebagai kakak ipar, perempuan itu muncul membantu mertuanya mengurus persiapan, mulai dari acara lamaran sampai mencari baju seragam untuk keluarga.

"Keke," sapanya penuh rindu, denyar-denyar itu muncul lagi.

"Hai, Dimas," balasnya mengernyitkan kening melihat tatapan penuh nafsu yang diarahkan kepadanya, "aku senang kau sudah menemukan tambatan hati."

"Tapi tubuhku masih merindukanmu ...," bisiknya, sengaja sambil meremas pinggang.

Kakak ipar itu tidak tampak berubah dari tujuh tahun sebelumnya, memandang lekuk tubuhnya membuat gairahnya bangkit. Dengan manis Keke menghindar, pura-pura tidak terjadi apapun.

Kesempatan datang waktu Keke membawa bunga untuk diletakkan di kamar pengantin, Dimas akan melewatkan malam pertama di rumah orang tuanya. Disusulnya masuk dan mengunci pintu, mendorong Keke mepet ke dinding.

"Quickie?" desisnya berusaha mencium bibir merah perempuan itu.

Keke pasrah bibirnya dilumat sang adik ipar, ia mengenakan rok panjang, kedua tangan menarik rok naik, Dimas tersenyum menyadarinya, berharap bisa menyelipkan bagian tubuh di area yang sedang dibukanya. Harapan berbeda dengan kenyataan. Keke mengangkat rok supaya kakinya bebas bergerak, berbarengan pagutan bibir mereka lepas untuk menarik napas, lututnya menyodok selangkangan lelaki itu.

Dimas mundur meringis mengelus bagian vitalnya, "teganya ...."

"Kaupikir aku muncul di hadapanmu tanpa persiapan? Aku tidak menuntutmu atas perkosaan bukan berarti aku akan melupakan ... selama ini aku berlatih bela diri, kau tak bisa seenaknya lagi padaku, Dimas," Keke tersenyum puas, melangkah ke arah pintu, "satu hal ... waktu dulu kau merayu, jujur aku terpikat, sayang ya ... hahaha ...."

.

Dimas masih berusaha mendekat, tapi selau tatapan tak bersahabat yang didapatnya, akhirnya ia menyerah, mundur teratur. Sayangnya, Lintang membaca gerak-geriknya.

"Kau mencintai kakak iparmu? Itukah yang membuatmu tak menikah sampai saat ini?" tanyanya di pelaminan, Dimas hanya tertawa.

Lintang memperhatikan Keke, lalu ia menyadari persamaan kakak ipar barunya itu dengan Tanti, postur tubuhnya mirip, lekuknya serupa.

**

Markus mengundang Lintang bertemu, tapi ia datang bersama Tanti.

"Aku berharap, kau bisa mengendalikan suamimu," katanya tajam, mengulurkan satu amplop coklat besar penuh uang.

"Soal Dimas, saya yakin bisa!" jawabnya dingin, memasukkan amplop ke dalam tasnya yang besar, "tapi saya tak bisa mengendalikan orang yang mengejarnya."

Lintang tidak memandang Tanti, tapi ia merasakan tatapan perempuan itu menghujam hatinya.

"Aku tak perduli," kata Markus, "katakan padanya, kau akan menjadi janda kalau ia mengusik propertiku."

Lintang mengerti yang dimaksud pelanggannya itu, juga paham mengapa ia datang mengajakTanti, ia sudah mengendus hubungan Dimas dengan istrinya.

.

"Jadi, bagaimana?" tanya Dimas, "kita pindah kota?"

"Aku masih betah di Jakarta," kata Lintang, "tapi semuanya tergantung padamu, Dimas. Jujurlah padaku, kau menyukai Tanti, tidak?"

"Ada sosok Keke pada Tanti, itu yang membuatku tak bisa lepas darinya, bukan sekedar ancamannya."

"Bukan itu jawaban yang kutunggu," sergah Lintang, "kau mau lepas dari Tanti atau tidak?"

KAWIN KONTRAKWhere stories live. Discover now