EXERCISE

203 19 18
                                    


"Tidak bisakah aku pergi ke altar tanpa menggunakan ini?"

Ye Shi melepas hak tingginya, yang sudah hampir merobek kulit tumitnya itu ke sampingnya. sekarang hak tinggi itu teronggok tanpa daya.

sepatu itu cantik dengan warna putih bersih dan bordiran indah menghiasi disepanjang sisinya. tingginya sekitar sepuluh sentimeter.

Anggep aja itu sepatunya

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

Anggep aja itu sepatunya.......

Dan Ye Shi tidak terbiasa menggunakannya. Dia lebih suka memakai sepatu pantofel atau sepatu converse kesayangannya.

Bahkan untuk acara resmi saja, mungkin dia akan menggunakan sepatu dengan hak paling tinggi lima senti.

Dan untuk acara ini dia mau menggunakannya. sebenarnya dia mengusulkan untuk memakai sepatu dengan hak lima senti saja.

Tetapi yang terjadi adalah dengan Jin yang menjitak kepalanya tanpa ampun. dan akhirnya daripada dia mendapat omelan dan kuliah yang tidak perlu, terpaksa dia mengiyakan. dia bisa apa jika oppa cerewetnya sudah ikut campur.

hanya tinggal satu hari ini saja. dan besok dia sudah sah menjadi nyonya Min. membayangkannya saja membuat hatinya serasa terbang melayang-layang di angkasa.

"jika kau ingin dipermalukan di hari bahagia mu, kurasa kau bisa melakukannya."

Jo In yang sedari tadi memperhatikan dan mencoba memperbaiki cara jalan Ye Shi, akhirnya memberinya tatapan jengah.

"Eonni, apakah menikah harus sesusah ini?"

"Hanya seumur hidup sekali, kan? Jadi lakukan saja. Cepat pakai lagi sepatu mu!"

"Eonni!!!"

Ye Shi mencoba merajuk. Tetapi Jo In tetap pada pendiriannya.

"Ye Shi eonni, semangat!"

Na Yoo yang tiba-tiba lewat di depannya melambaikan kepalan tangan. Tanda bahwa dia memberi semangat.

Ye Shi kembali memakai sepatunya dan kembali berlatih.

Acara pernikahan Ye Shi dan Yoongi sebenarnya akan di adakan di katedral Seoul. Tetapi setelah di pikir lagi, mereka membatalkannya.

Dan pernikahan di langsungkan di rumah utama keluarga Kim. Rumah dimana kakek dan nenek Kim tinggal.

Di belakang rumah besar ala bangsawan Korea itu, ada sebuah danau yang cantik. Jadi sama saja dengan mengadakan pernikahan di resort mewah.

Persiapan sudah dilakukan selama empat hari ini. Undangan pernikahan juga sudah di sebarkan. Tentu saja yang diundang adalah teman-teman kedua mempelai. Para kolega dan keluarga besar Kim dan Min.

 Para kolega dan keluarga besar Kim dan Min

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

Anggep aja itu undangannya ..... Biar tambah sukses kalo halu ....

Sekarang, semua keluarga Kim dan Min berkumpul di rumah utama keluarga Kim. Tetapi walaupun begitu, seminggu sebelum acara dilaksanakan, kedua pengantin pria dan wanita tidak boleh bertemu.

Ini benar-benar menyiksa mereka berdua. Terutama Ye Shi. Beberapa kali dia mencoba menemui Yoongi, tetapi selalu gagal. Begitu pun Yoongi.

Rumah ini kelihatan besar, tetapi terlalu sempit untuk bersembunyi.

Malam ini, yang pasti dia harus sukses menemui calon suaminya itu. Dia cemas. Dan butuh Yoongi agar kecemasan dan kekhawatirannya bisa sedikit berkurang.

"Eonni, sampai kapan aku harus berlatih seperti ini? Sudah empat hari aku memakainya!"

Ekspresi wajah Ye Shi terlihat jengah dan lelah.

Sebenarnya, Jo In juga kasihan melihat gadis itu harus berjalan menahan rasa sakit. Tapi mau bagaimana lagi, dia juga ingin melihat Ye Shi terlihat anggun dan mempesona di acara pernikahannya nanti.

"Semangatlah!"

Mereka berdua kembali melakukan sesi pelatihan. Ye Shi menghela nafas berat.

Tanpa di sadari kedua perempuan itu, sejak tadi,  Yoongi tengah mengamati mereka dari lantai dua. Ye Shi berlatih di halaman belakang rumah Kim.

Sebenarnya dia ingin tertawa. Tetapi urung karena melihat usaha Ye Shi untuk acara pernikaha mereka yang berlangsung besok

Dia tidak sabar untuk segera melihat gadis itu. Sudah satu minggu ini dia dan Ye Shi tidak berbicara. Bahkan saat makan, mereka tidak boleh bersama. Dan akhirnya mereka makan di dua tempat yang berbeda.

Tapi dia rela melakukan itu semua. Dan hanya tersisa menunggu hari ini, dan besok. Gadis itu akan menjadi miliknya.

Yoongi tersenyum. Menampilkan barisan gigi gusinya yang rapi. Senyum gummy menghiasi bibirnya. Memandang gadis di bawah sana.

Lagipula, dia juga jarang melihat gadis itu mau melakukan sebuah paksaan dengan usaha keras seperti ini.

Nikmati saja. Toh, mungkin dia tidak bisa melihatnya lagi.

Mata Yoongi kali ini beralih melihat pinggiran danau. Di sini sangat indah. Dia dulu sering bermain dibsekitarnya bersama ke empat Kim bersaudara. Kecuali Na Yoo tentu saja. Dia masih sangat kecil waktu itu.

Yoongi mengingat setiap kenangan yang kemudian membuatnya jatuh cinta dengan seorang Kim Ye Shi.

Yoongi masih melihat ke arah danau. Menikmati pemandangan para EO yang tengah mendekor untuk acara pernikahannya besok.

Nuansa alam terlihat dimana-mana. Yoongi tidak ingin acara pernikahan yang terlalu megah. Begitupun gadisnya.

Sebenarnya, dia lumayan gugup untuk hari besok. Dia selama seminggu ini, bahkan lebih, mencoba menghapal janji suci yang akan dia ucapakan besok.

Jujur saja, ini membuatnya takut. Takut salah mengucapkan kata-kata dan juga takut terlihat gugup.

Bahkan menurutnya, lebih muda menghadapi klien perusahaan daripada menghadapi pernikahan.

Apakah lucu? Ini juga lucu baginya. Ini yang pertama. Dan akan menjadi yang terakhir.

Dia tidak percaya bahwa besok dia sudah akan menikah. Dan menjadi suami dari gadis yang dicintainya.

Dia akan berusaha semaksimal dan sangat keras untuk memantapkan jiwa, hati dan pikirannya.

Dan dia perlu menemui Ye Shi.

Ya, dia akan melakukannya malam nanti. Harus.

"Yoongi!!"

Seok Jeong menepuk pundaknya pelan. Membuat Yoongi terkejut. Dan dengan refleks menoleh ke arah calon kakak iparnya itu.









*************

























Life After Marriage [Min Yoongi]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora